Untunglah Jennie dan Seulgi menggunakan motor, karena mereka bisa menembus kemacetan dengan cepat. Setelah menemui resepsionis mereka diinfokan bahwa Chaeyoung masih ada di UGD. Jennie setengah berlari ke sana diikuti Seulgi.Dia berjalan ke seluruh UGD, menoleh ke kiri dan kanan kemudian dia tertegun. Yeri ada di sana. Sedang berbicara dengan dokter.
Langkah Jennie langsung terhenti, dia tertegun dan kemudian menatap Yeri dengan pilu. Ada lelaki itu, Mark, lelaki yang menemuinya di kampus. Lelaki itu sekarang berdiri di sebelah Yeri, lengannya merangkul perempuan itu seakan menopangnya. Apa yang harus dia lakukan sekarang?
Tapi pada detik yang sama, Yeri menoleh dan menatap Jennie yang berdiri tertegun di ujung koridor, perempuan itu tampak sama terkejutnya dengan Jennie. Sementara Jennie sendiri berdiri di sana dengan bingung, tak tahu harus berbuat dan berkata apa.
Seulgi menoleh ke arah Jennie yang membeku dan menatap bingung, tapi dia tidak peduli, dengan cepat digandengnya Jennie mendekat,
“Dokter, apa yang ada di sana Chaeyoung, teman saya?” Seulgi bergumam cepat, menyela percakapan Dokter itu yang sepertinya sedang menjelaskan sesuatu kepada Yeri,
Dokter itu menoleh, menatap Seulgi dengan bingung, Jennie berdiri di belakang Seulgi dengan wajah merah padam. “Oh, teman Chaeyoung.” Dokter itu tersenyum, “Chaeyoung tidak apa-apa, tapi kaki kanannya patah. Untuk sementara setelah kami melakukan operasi, dia harus duduk di kursi roda, selain itu kami telah memeriksa seluruhnya, ada beberapa memar, tapi tidak ada gegar otak.” Dokter itu lalu mengalihkan pandangannya kembali ke arah Yeri, “Kami akan menunggu kedatangan orang tua tunangan anda, untuk menjelaskan dengan lebih rinci .”
“Mereka akan segera datang.” Yeri segera menjawab, berusaha tidak peduli akan keterkejutan di mata Jennie ketika dokter itu menyebut Yeri sebagai tunangan Chaeyoung. Yeri memang memperkenalkan diri kepada dokter itu sebagai tunangan Chaeyoung, meskipun dia tadi merasa Mark sedikit menegang di sebelahnya ketika dia mengatakan itu.
Yeri lalu menyalami dokter itu, mengucapkan terima kasih dan kemudian dokter itu berpamitan pergi.
Sementara itu mereka berempat berdiri dengan canggung di ruangan itu, dalam keheningan. Dalam kamar yang berdinding kaca, nampak Chaeyoung yang masih tak sadarkan diri berbaring diam dalam ketidaksadarannya. Seulgi sendiri menjadi canggung ketika mendengar dokter tadi menyebut perempuan di depannya itu sebagai tunangan Chaeyoung. Seketika Seulgi sadar kalau perempuan itu adalah Yeri, tunangan yang ditinggalkan Chaeoung demi mengejar Jennie.
Lama sekali keheningan yang menyesakkan itu, Jennie dan Yeri sama-sama membeku, dalam suasana yang canggung, sampai akhirnya Mark berdehem memecah suasana,
“Kami rasa kami akan duduk di sebelah sana.” Mark setengah menarik Yeri ke arah kursi tunggu di ujung di dekat pintu kamar Chaeyoung. Mata Jennie mengikuti ke arah Yeri yang menghindari kontak mata dengannya dan ke arah Mark yang berjalan di sampingnya.
Sampai kemudian Seulgi menyenggol tangannya, mereka saling bertukar pandang penuh pengertian, “Ayo kita duduk di sebelah situ.” Seulgi mengajak Jennie duduk di kursi tunggu lain yang agak jauh dari tempat Mark dan Yeri duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Counting Rain (Completed)
FanficHujan, Kenapa detak jantungku hanya berdetak saat melihatnya? [remake]