.
.
."RENAAAAAAAAAAA! BANGUN KEBOOOOO!"
Rena terperanjat dari tidurnya. Mendengar suara nyaring Haechan membuat telinganya terasa sakit.
"Apasih?!?!" Sungut Rena sambil mencoba mendudukan dirinya.
Haechan mendengus, "lo lupa hari ini tes? Cepet siap-siap!"
"Ha?"
"CEPETAN BEGO! UDAH JAM SETENGAH TUJUH NIH!" Seru Haechan gregetan.
Rena langsung melompat dan masuk ke dalam kamar mandi di kamarnya. Gak sampe 6 menit, Rena udah selesai mandi. Lalu siap-siap.
Rena kelimpungan. Dia turun tergesa-gesa ke lantai bawah.
"Eh?"
Rena mematung. Pikirannya blank seketika saat ngeliat kakak-kakaknya sarapan di meja makan sambil cekikikan ngeliat Rena.
"IH! MAS ECHAN BOONGIN GUE YA??!" Sungut cewek itu marah.
Haechan yang duduk di sebelah Renjun meringis, "disuruh Kak Mark." Adunya dengan memasang wajah tanpa dosa.
Mark mendelik, "kok gue? Jeno tuh!" Tuduhnya ke Jeno.
Jeno yang lagi makan roti langsung tersedak, "apaan?" Tanyanya tak tahu menahu.
Rena menghela nafas, kemudian duduk di kursinya. Mengambil selembar roti lalu mengoleskannya dengan selai cokelat.
Baru saja mau memakan, Jisung di sebelahnya menyenggol-nyenggol lengan Rena. "Ren, Rena," panggilnya bisik-bisik.
Rena tak menoleh, ia hanya mengangkat alis. "Kenapa?" Tanyanya.
"Nanti kalau udah tes, ikut gue dulu ya waktu istirahat" Ajak Jisung. Masih setia berbisik. Eak, setia.
Rena mengernyit, kini menoleh penuh ke arah Jisung. "Mau ngapain?" Tanya gadis itu curiga.
Jisung mendengus, "udahlah, ikut aja." Ujarnya memaksa.
Oke, Rena menurut.
•°•°•
"Dek, udah selesai tesnya?"
Rena kaget, hampir aja kejengkang ke belakang. Dia noleh, melihat Jeno yang membawa setumpuk buku paket.
Rena mengangguk, "iya, udah mas." Jawabnya.
Jeno tersenyum, "mau dianterin pulang nggak? Satu jam lagi istirahat, nanti mas anterin deh kalo mau pulang," kata Jeno.
Rena ikut tersenyum, efek senyumnya Jeno yang manis makanya dia ikut senyum. "Nggak deh mas, ntar repot kalo Mas Jeno balik lagi ke sekolah. Kan capek, ehe," ujar Rena meringis.
Jeno manggut-manggut. Sementara Rena menoleh ke arah buku paket di tangan Jeno.
"Mas, siniin buku paketnya. Rena bantu bawa," Tawar Rena. Langsung menyambar sepuluh buku paket di tangan Jeno.
Diantara tujuh kakaknya, Rena ngomong sopan ke Jeno doang.
Rena menoleh, "dianterin ke mana?" Tanyanya.
"Ke kelas,"
Rena ngangguk. Lalu berjalan beriringan dengan Jeno menuju kelas.
"Assalamualaikum, Pak Yuta," Jeno mengucapkan salam sambil memasuki kelas.
"Eh iya, Waalaikum salam. Ayo masuk," Kata Yuta.
Rena masih mematung di depan kelas. Grogi bor, masuk ke kelas kakak kelasnya. Apalagi Rena masih pakai seragam SMA nya yang dulu.
Yuta menoleh ke arah Rena. "Loh? Kamu kenapa nggak masuk?? Ayo sini masuk, nggak berat apa bawa buku paket sebanyak itu?" Tanyanya.
Sementara Jeno misuh-misuh dalam hati. Jeno aja disuruh bawa duapuluh buku paket sendirian aja nggak dikhawatirin, nah ini Rena cuma bawa sepuluh aja ditanyain macem-macem.
Rena masuk. Nggak berani noleh ke arah kakak-kakak kelasnya. Dia naruh buku paket ke meja guru lalu langsung pamit keluar kelas.
Yuta mengernyit bingung, "kenapa nggak ikut pelajaran? Kok kamu beda seragamnya?"
Jeno menghela nafas, "dia anak pindahan pak. Baru aja tadi di tes," jelas Jeno.
Yuta manggut-manggut, "ooh, Yaudah ikut sini dulu, daripada di luar kan nanti diculik," ujar Yuta sambil nyengir ganteng. Rena dan Jeno melotot.
"Lah pak, emang ada bangku kosong??" Tanya Jeno.
Yuta menghela nafas, "Itu di samping Renjun apaan?" Tanyanya jengkel. Agak sarkas sedikit, deng.
Rena langsung noleh, lihat Renjun duduk sendiri ( jomblo) di bangku pojok sambil corat-coret bukunya.
Sadar namanya disebut-sebut, Renjun mendongak. Lalu ikut kaget saat ada adik perempuannya masuk ke dalam kelas.
"Rena? Lo ngapain disini?" Tukas Renjun. Galak euy.
Yuta mengerjab bingung. "Kalian udah kenal? Yaudahlah bagus. Sana Rena, duduk," titah Yuta seraya tersenyum.
Rena pengen protes. Tapi sadar jam pelajaran Yuta di usik olehnya, ia menelan mentah-mentah niatnya untuk protes.
Renjun masih melongo menatap Rena, "lo ngapain sampe nyasar kesini?" Tanyanya ketus. Tapi mempersilakan Rena untuk duduk di sampingnya.
Rena masih merengut, "tanyain sama mas Jeno,"
•°•°•
Tepat saat Yuta mengakhiri pelajarannya, bel istirahat berbunyi. Saat itu pula, bangku Rena mendadak diserbu.
"Lo siapa?"
"Boleh minta id line nggak??"
"Eh, pollow gue dong di ig, ntar gue polbek,"
"Kok bisa tadi sama Jeno?"
"Lo kenal sama Renjun???"
Rena bengong. Natap teman-teman kakaknya yang rusuh kayak ibu-ibu nyerbu Tupperware diskonan.
Renjun di sebelah Rena dari tadi cuma nelungkupin kepalanya. Dia tidur habis minta tolong Rena ngusap-usap kepalanya.
Ingat, Renjun punya insomnia.
Karena berisik, Renjun bangun. Lalu menatap teman-temannya, "bacot, kampank. Pergi sana." Usir Renjun.
Eunbin ㅡsalah satu teman sekelas Renjun dan Jenoㅡ mendesis, "emang lo siapanya Rena sampe ngusir kita?!" Tanya cewek itu ngegas.
Renjun berdecak, "gue pacarnya, kenapa?" Kata cowok itu menantang.
Rena melotot, lalu nyubit pinggang Renjun diam-diam.
Sementara Jeno yang baru datang langsung menarik Rena dan Renjun keluar dari kelas. Lalu berjalan bersama menuju kantin.
•°•°•
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Kakak || NCT Dream
Fanfiction[SUDAH TERBIT] Gimana sih rasanya jadi adik di kehidupan mereka?