.
.
.Pulang sekolah, Rena ganti diseret Jeno ke gedung olahraga sekolah buat nungguin Jeno yang ikut ekskul basket. Rena awalnya nggak mau. Capek diseret mulu, pengen istirahat di rumah.
Tapi sama Jeno disogok pake Starbucks, Rena jadi mau.
"Duduk aja di tribun, jagain tas sama minum gue, oke?" Kata Jeno sambil nunjuk tribun yang nggak terlalu atas juga nggak terlalu bawah.
Jeno lalu senyum. Matanya tinggal segaris, jadi tambah manis.
Rena ngangguk aja, gak mau jawab apa-apa. Kalo dia protes ntar Starbucksnya gak jadi kan berabe. Makanya dia nurut.
"Mas tinggal dulu, mau ganti." Kata Jeno lagi. Rena ngangguk lagi.
Padahal dalam hati, Rena udah misuh-misuh.
Pergi tinggal pergi kek, gak usah pake ngomong. Kzl.
Jeno senyum lagi lalu beranjak pergi. Mau ke ruang ganti buat ganti baju.
Rena jalan ke arah tribun tempat dimana tas Jeno berada, lalu duduk sambil mainin iPhone barunya. IPhone baru merk apel kroak yang dibeliin sama Chenle kemarin malam.
Karena bosen juga main hp lama-lama, Rena nengok kanan kiri. Memperhatikan setiap sudut gedung olahraga sekolah barunya nanti. Gedungnya tinggi, luas juga. Rena jadi kagum.
Saking kagumnya, Rena sampai mangap-mangap ngeliatinnya.
"Dek, awas lho ntar lalatnya masuk ke mulut."
Rena ngatupin mulut. Nutup rapet-rapet mulutnya lalu menoleh ke samping.
Ada cowok. Pake kaos basket juga. Kayanya temennya Jeno di ekskul basket.
Cowok itu senyum sambil jalan menghampiri Rena. Dia duduk di samping kiri Rena, sementara tas Jeno ada di samping kanan Rena. Senyumnya cukup manis, bisa bikin Rena jadi salah tingkah.
"Nama gue Chani," Chani mengulurkan tangan. Dan dibalas oleh Rena.
"Rena," jawab Rena singkat.
Chani ngelirik kecil ke baju Rena, "kok seragamnya beda?" Tanyanya ramah.
Rena menggeleng, "belum sah jadi murid sini," katanya sambil nyengir. Chani membentuk huruf 'o' dengan mulutnya. Seakan ngerti sama apa yang Rena maksud.
"Terus ngaㅡ"
"Rena!"
Rena maupun Chani langsung menoleh ke arah Jeno yang lari kecil menghampiri Rena.
Padahal kan yang dipanggil cuma Rena, kenapa Chani ikut noleh?
Jeno sedikit mengatur nafas, ngos-ngosan. Karena gak tega, Rena bukain tutup botol minum Jeno lalu nyodorin ke cowok itu.
"Makasih, Ren." Ucap Jeno pada Rena, lalu menoleh pada cowok yang kini duduk di samping Rena. "Chan, ayo cepet. Udah dipanggil," ujar Jeno dengan nada yang terdengar cukup dingin.
Chani ngangkat kedua alisnya, "oh," dia mengangguk-anggukkan kepalanya paham. Lalu berdiri dan berjalan menjauh.
"Mas Jeno kenapa judes banget ke Kak Chani?" Tanya Rena.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Kakak || NCT Dream
Fanfiction[SUDAH TERBIT] Gimana sih rasanya jadi adik di kehidupan mereka?