03. Ayo Bangun!

3.4K 414 7
                                    

Petang itu, kota Seoul diguyur hujan deras sejak beberapa jam yang lalu. Baru beberapa menit terakhir hujan sudah reda dan berganti dengan rintik hujan. Membuat beberapa orang berlarian menerobos gerimis yang tak seberapa; tak terkecuali Lee Jeno.

Pemuda itu berlari menerobos hujan dari halte yang tak jauh dari rumahnya. Sepatunya beradu dengan genangan air hingga menimbulkan bunyi kecipak basah yang berirama. Ransel berisi kamera ia angkat untuk melindungi kepala dari tetesan air yang dingin. Hanya berjarak sepuluh menit, dan ia sampai di depan pagar rumahnya.

Kedua alisnya bertaut, Jaemin tidak ada di rumah? Pikirnya dalam hati.

Pasalnya, rumah mereka masih dalam keadaan gelap. Berbeda dengan rumah tetangga di sekeliling.

"Aku pulang~" lirihnya saat membuka pintu, memasuki hyeongwan. Tidak ada jawaban. Kakinya melangkah melewati ruang tamu dan mencari sakelar lampu. Dalam sekejap, ruangan gelap itu menjadi terang.

"Jaemina~?" panggilnya sekali lagi namun masih nihil.

Hingga akhirnya ia menuju ke kamarnya dan menemukan seonggok daging besar yang mendengkur halus di sofa samping jendela.

Dengan kedua kaki yang menekuk di atas lengan sofa, dan buku yang menutupi wajah manisnya, Jaemin tertidur pulas. Membuat sosok yang baru saja menyalakan sakelar tersenyum simpul.

"Hei, bangun." bisik Jeno pelan di samping telinga Jaemin saat berhasil mengangkat bukunya perlahan.

Yang dibangunkan, tidak bergeming; hanya memutar tubuhnya ke arah Jeno sambil mendekap kedua lengan sendiri.

Jaraknya begitu dekat. Bahkan Jeno bisa melihat dengan jelas bulu mata lentik dan bibir merah jambu yang lembab.

"Jaemina, ayo bangun! Kau tidak mau menyambut kekasihmu yang baru saja pulang?" ulang Jeno sambil memberikan kecupan-kecupan kecil di seluruh wajah Jaemin. Membuat si empunya terusik dan membuka matanya perlahan. Mencoba membiasakan diri dengan cahaya neon yang menembus retina. Mendudukan diri dengan segan.

"Ayo bangun, bayi besar!"

"Uh, Jeno~"

Suara serak bangun tidur Jaemin adalah candu bagi Jeno. Apalagi rambut yang berantakan dan muka bantal Jaemin sangat menggemaskan.

"peluk!" rengek Jaemin dengan merentangkan kedua lengannya ke arah Jeno yang masih setia berjongkok di samping sofa.

Menerima permintaan si kekasih, Jeno pun mendekatkan dirinya dan menerima pelukan Jaemin. Kedua lengannya melingkari leher Jeno, kepalanya ditenggelamkan di ceruk leher kekasih hingga si kekasih bisa merasakan napas hangat yang berhembus.

"Jaem?" tanya Jeno saat dirasa tidak ada pergerakan. Sedikit mengintip dari ekor matanya, ternyata kekasih manisnya kembali tertidur dengan memeluknya. Tawa kecil pun mengalun dari bibirnya. Mau tidak mau, ia harus memindahkan si bayi besar ke tempat tidur agar kekasihnya tidak sakit punggung saat bangun nanti.

Oh, mengurus bayi satu ini ternyata juga melelahkan, -Lee Jeno.

Oh, mengurus bayi satu ini ternyata juga melelahkan, -Lee Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Fin]

All About Us - NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang