07. Menonton Film

2.5K 282 9
                                    

pict

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

pict. not mine.

(๑ゝω·)ノ♡


Malam itu suasana Seoul begitu hangat. Hanya dengan ditemani selimut dan selembar hoodie sudah cukup untuk melindungi tubuh dari udara malam.

Malam itu hari Sabtu, cocok digunakan oleh para pasangan untuk menghabiskan waktu berdua meskipun hanya menghabiskan waktu menonton film di layar laptop. Seperti sepasang kekasih yang duduk di lantai berlapis karpet tebal ini.

Jeno dan Jaemin.

Fiuhh!

Itu suara Jeno yang sibuk meminum cokelat panasnya. Dengan balutan hoodie biru muda, ia duduk bersandar pada kaki sofa diruang tamu. Disampingnya, Jaemin dengan hoodie cokelat muda duduk dengan sesekali giginya menggilas keripik kentang dengan berisik.

Krauk!

"Sayang, kecilkan suara makanmu. Aku tidak bisa mendengar suara filmnya dengan jelas." keluh Jeno saat Jaemin kembali memakan keripik dengan suara yang keras.

"Aw-kuw-kwan haw-nyaw mwa-kawn sew-diw-kiwt."

Kiss.

"Auh! Sudah kubilang jangan makan dengan berbicara. Dan makanlah dengan perlahan. Lihat remahan di sekitar bibirmu itu!" sungut Jeno dengan menunjuk-nunjuk wajah Jaemin.

"Hng? Bersihkan," pinta Jaemin dengan memajukan wajahnya ke arah Jeno yang mengernyit.

Jaemin yang makan, ia yang harus membersihkan? Anggap saja ini salah satu tugasnya sebagai calon suami Jaemin nanti.

"Jeno!"

Jeno berjengit kaget saat teriakan itu begitu menusuk telinga. Sekejap mata ia menjauhkan tubuhnya setelah membersihkan remahan yang mengotori wajah si cantik.

Bukan tanpa alasan Jaemin tiba-tiba sedikit meninggikan suaranya. Pasalnya si kekasih tiba-tiba mencuri ciuman disudut bibirnya saat remahan itu sudah menghilang. Mengakibatkan bibirnya mencebik kesal.

"Dasar pencuri!" sungut Jaemin sebelum ia menempelkan bibir merah mudanya pada pipi si kekasih. Bermaksud membalas, "sekarang kita impas," ujarnya dengan cengiran lebar.

Ah, sungguh manis dua anak adam ini. Jeno hanya bisa mengacak rambut Jaemin dengan gemas dan mereka kembali menikmati setiap adegan yang terputar pada layar datar di hadapannya.

--

"Jeno, Nana bosan. Kenapa kita tidak menonton film horor saja tadi?" Jaemin mengeluh karena mulai merasa bosan di tengah-tengah film.

"Kau bahkan menangis karena takut saat terakhir kita menonton."

"Benarkah? Aku tidak mengingatnya."

"Pfftt, bahkan kau menangis terisak saat hantunya tiba-tiba muncul. Menangis seperti ini."

Jeno dengan sengaja menirukan mimik Jaemin kala itu. Mengakibatkan si pemuda manis mencubit pinggang kekasihnya kesal.

"Ini sangat sakit, kau tahu."

"Salah siapa mengejekku?"

"Oh ayolah, aku hanya bercanda. Jangan marah, hmm?" Jeno yang merasa kekasihnya merajuk mulai merasa was-was. Pasalnya, jika Jaemin marah, siapa yang akan memasakkan makanan untuknya? Jaemin yang marah artiya bencana kelaparan untuknya.

Tidak ada sahutan dari Jaemin. Ia hanya mendiamkan Jeno sambil menatap layar dengan bosan. Tanpa Jeno ketahui, jika Jaemin sengaja menggoda dengan tak acuh pada rengekannya.

"Lee Jaemin? Jangan marah, hm?" rasanya Jaemin ingin tertawa mendengar rengekan itu. Jarang sekali lelaki itu merengek padanya selama ini. Maka dari itu, sesuatu yang langka tentang apa yang Jeno lakukan saat ini.

"Jaemin, kemari. Aku akan memangkumu sebagai permintaan maaf. Bagaimana?" Dengan segera, Jeno meluruskan kakinya dan mendorong mundur meja di depannya untuk memberi ruang. Kedua tangannya menepuk-nepuk pahanya sambil tersenyum lebar. Berharap Jaemin akan luluh.

Jaemin melirik sedikit pada kedua kaki yang berbalut training hitam. Wajahnya sedikit memerah. Sudah lama ia tak bermanja dengan Jeno karena kesibukan mereka. Tapi ia sedikit menaikan egonya. Tidak, ia tidak boleh tergiur begitu saja dengan tawaran Jeno.

"Aku akan memelukmu juga. Ayolah, kemari. Aku merindukan Jaemin."

Rasanya Jaemin ingin menghambur ke pelukan Jeno saat ini. Ia juga sangat merindukan Jeno!

Membuang egonya, Jaemin beringsut mendekati Jeno dengan menggeser tubuhnya perlahan. Bibirnya ia cebikkan karena ia merasa gengsi. Tapi rasa rindunya pada si kekasih lebih besar dari pada rasa malunya.


"Peluk..." cicit Jaemin saat ia sudah ada di atas kaki Jeno, menyamankan tubuhya dengan bersandar pada dada bidang itu. "Ck, dengan senang hati aku akan memelukmu." bisik Jeno sebelum ia menyamankan duduknya untuk Jaemin.

--

"Jeno, lihat, lihat! Tak kusangka pria itu akan kembali pada kekasih lamanya. Apa dia bodoh? Bahkan wanita itu sudah berulangkali menyakitinya--slurp!"

"Jangan minum tergesa-gesa. Kau akan tersedak nanti."

"Tidak akan, aku hanya--slurp--uhuk!"

"Sudah kubilang, bukan? Minumlah perlahan. Lihat, kau tersedak!"

"U-uh, iya maaf."

[Fin]

eumm, ya maaf tidak jelas dan agaknya kaya kurang feel (˃̣̣̣̣︿˂̣̣̣̣ )

All About Us - NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang