06. Miss You

2.2K 286 38
                                    

🌻🌻🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌻🌻🌻










Siang itu rasanya begitu melelahkan bagi seorang Lee Jeno. Dengan bermandi keringat dan diselimuti udara lembab, ingin sekali rasanya ia berlari menerobos kerumunan orang yang berjalan santai saat lampu lalu lintas berwarna merah (untuk kendaraan) di persimpangan.

Tangannya mengibas pelan berharap angin buatannya bisa mendinginkan leher yang sedari tadi mengeluarkan keringat. Bahkan ia tidak segan melepas satu kancing teratas kemeja putihnya, sehingga kini tiga kancing terlepas. Beruntung ia menggunakan lengan pendek, tubuhnya lebih sedikit memproduksi keringat. Tapi sialnya, terik matahari yang menyengat tidak main-main.

Jeno ingin segera sampai di rumah dan menyiram tubuhnya dengan air dingin, sambil menunggu kekasihnya membuatkan makan untuk mengganjal perut yang sejak tadi meronta.

Sebenarnya tidak begitu jauh jarak halte bus dengan tempat tinggalnya bersama Jaemin. Hanya perlu berjalan menyeberangi persimpangan tadi dan menelusuri etalase toko yang berderet. Di ujung belakang deretan toko ini ada perumahan warga sipil, dan di sanalah ia dan kekasih tinggal.

Sedikit membenarkan ranselnya, Jeno membuka pagar rumah dengan hati-hati. Senyumnya merekah saat ia akhirnya menginjakan kaki di halaman rumahnya. Hatinya sedikit tergelitik saat ia akan segera bertemu dengan pujaan hati yang tak ditemui selama dua hari.

"Jamina, aku pulang!" suaranya sayup-sayup memanggil si kekasih saat ia tergesa melepaskan sepatunya di hyeongwan.

Nihil. Tidak ada suara yang menyambutnya. Bahkan Bongshik si kucing gembil pun tidak bergeming di sofa ruang tamu.

Perlahan Jeno menuju ke kamarnya bersama Jaemin. Menaiki anak tangga perlahan tidak ingin mengganggu para penghuninya.

Mungkin Jaemin sedang tidur siang, pikirnya.

Kriet


Perlahan Jeno membuka kamar dan menemukan si kekasih sedang meringkuk di balik selimut cokelat dengan jendela yang terbuka lebar.

Jeno berdecak pelan. Orang mana yang tidur memakai selimut di siang hari dengan jendela yang terbuka?

Memutuskan tidak ingin mengganggu tidur lelap kekasihnya, Jeno meletakkan ranselnya asal di bawah tempat tidur sebelum mencium pipi halus Jaemin. Rasa rindunya sedikit terbayar setidaknya. Kembali keluar kamar dan menuju ke dapur. Perutnya juga perlu perhatian, tidak hanya rasa rindunya saja.

...

Tidak banyak yang bisa Jeno lakukan di dapur. Ia tidak akrab dengan tempat yang dipenuhi peralatan masak itu. Dengan berat hati, ia membuat dua ramyeon. Panas kuah di siang musim panas tidak buruk juga. Lebih buruk jika ia mati kelaparan.

Hingga berakhirlah Jeno di sini, di kamar tempat Jaemin tertidur pulas. Meletakkan panci yang masih panas di atas meja lipat. Membiarkan asapnya mengepul dan aromanya memenuhi kamar bercat putih.

"Kau sudah pulang?" suara serak Jaemin menyapa Jeno yang bersandar pada pinggiran kasur. Ditolehkan kepala itu ke kiri dan menemukan wajah manis Jaemin yang menghadap kearahnya.

Mata sayu, rambut acak-acakan khas orang bangun tidur, dan pipi yang menempel pada kasur. Jeno bersumpah dalam hati Jaemin-nya sangat menggemaskan.

"Aku membangunkanmu?"

Tentu saja Jeno membangunkan Jaemin dari tidurnya. Siapa yang tidak tergoda dengan bau harum ramyeon yang menggelitik indera pembaumu.

"Nana lapar," Suara serak itu terdengar lucu bagi Jeno.

"Tapi Nana merindukan Jeno."

Demi Tuhan, rasanya Jeno ingin memeluk sosok yang sedang cemberut dan menempatkan wajahnya di atas wajah Jeno, hanya bertopang pada kedua siku lengannya.

"Seberapa banyak kau merindukanku?" tanya Jeno. Rasanya ia tidak memiliki tenaga untuk mengangkat tubuhnya, sehingga ia membiarkan kepalanya terbaring di tempat tidur dengan Jaemin yang menahan dirinya di atas Jeno. Membiarkan kedua pasang mata saling menatap dan mengamati wajah yang tak bisa bertemu langsung selma beberapa hari.

"Sangat merindukan Jeno," desis Jaemin sebelum telapak mungilnya menyentuh pipi Jeno dan memberikan kecupan pada bibir yang selalu menggodanya dengan kata-kata manis.

Membiarkan kekasihnya bersikap manis seperti ini, Jeno hanya tersenyum kecil dan membalas kecupan dengan ciuman-ciuman kecil yang memabukan. Melupakan ramyeon yang ada dihadapannya hingga mie-nya mengembang.

Hei, aku merindukanmu. Sangat.


[Fin]


Owh, it's sooooooo cheesy 😗

Btw.......

APA  INI ARTI TAGARNYA JENO SAMA JAEMIN JADI ROOM MATE? 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

APA  INI ARTI TAGARNYA JENO SAMA JAEMIN JADI ROOM MATE? 

All About Us - NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang