PART 4 : Thanks

65 8 1
                                    

Selamat membaca!
.
.
.

Matahari yang semula menerangi bumi, kini berganti dengan keindahan malam yang terpancar dari sang rembulan yang tampak bersinar disaat gelapnya langit malam.

Ster keluar basecamp diikuti oleh Aileen. Lagi lagi jantung Ster berdegup kencang saat dilihatnya Aileen sudah berdiri di sampingnya, menunggu Ster menaiki motor sport nya.

"Nih" Ster mengulurkan tangannya memberikan jaket yang bertuliskan The Brainers, nama gengnya.

"Buat apa?" Aileen membulatkan matanya melihat jaket hitam milik Ster.

"Buat dipake lah, yakali gue ngasih buat lo buang" Ster tersenyum kecil melihat wajah Aileen, yang terlihat polos tanpa ada polesan make up sedikitpun.

"Eh gausah gausah" Aileen menolak dengan halus. Dia sudah sangat berterima kasih Ster mau mengantarnya ke rumah. Aileen tidak mau terlihat tidak tahu diri. Toh dia siapa, fikirnya.

"Pake aja. Udah malem, dingin. Kan galucu, kalo lo balik balik masuk angin" Aileen terkekeh sambil menerima jaket yang diberikan Ster.

Ster tertawa.

"Iya iya tau gue pendek" Dia sadari dirinya tenggelam saat memakai jaket Ster.

Ster masih menahan tawanya. Menunggu Aileen menduduki jok belakang motor nya
"Yauda yauda ayo naik!"

"Gue gabiasa naik motor kaya gini. Tinggi banget" Aileen sedikit cemberut mengingat dirinya pernah jatuh karena tidak seimbang saat menaiki motor sport seperti ini.

Ster menengadahkan tangannya, bermaksud membantu Aileen menopang badannya.

"Pegangan tangan gue, abis itu naik." perintah Sterrio

Aileen menggenggam tangan Ster. Sesuai perintahnya. Ster mulai tidak bisa mengkontrol detak jantungnya lagi.

"Ayo" Ster terlalu asik dengan pikiran dan hatinya. Sampai dia baru menyadari tangannya masih menggenggam tangan Aileen, padahal Aileen sudah berhasil menaiki motornya.

Ster memakai helmnya dan motor sport hitam miliknya mulai meninggalkan halaman basecamp. 

Selama perjalanan mereka berdua hanya terdiam, tak ada yang berniat membuka percakapan sedikitpun.

"Rumah lo dimana?" tanya Ster yang akhirnya membuka suara. Dia lupa bahwa dari tadi mereka di atas motor tapi dia tidak mengetahui dimana rumah perempuan ini

"Apaaa? Ga kedengeran" jawab Aileen dengan sedikit berteriak.

'Ngomong apa si ni orang. Kaca helmnya aja ga dibuka, mana gue denger. Gatau apa gue bolot kalo di motor' batin Aileen berkata pada dirinya sendiri. Dia sedikit memanyunkan bibirnya.

Ster yang sadar pun memperlambat laju motornya, sampai akhirnya dia berhenti di pinggir jalan. Ster membuka kaca helm full facenya. Dia menghadap ke belakang, tepatnya menatap manik coklat Aileen, yang duduk di jok belakang motornya saat ini

"Rumah lo dimana Aileen" kata Ster sambil mengacak rambut Aileen, karena gemas melihat Aileen memanyunkan bibirnya.

Jantung Aileen seperti berhenti berdetak saat itu juga. Aileen merasa ada kupu kupu terbang berkeliaran di dalam perutnya. Pipinya pun mulai memerah.

"Eh—mmm di, di, disitu jalan melati nomer lima sebelah kanan” jelas Aileen, Dia gugup sekarang. Dia tidak tahu mengapa. Mungkin karena baru kali ini dia diperlakukan seperti itu oleh laki laki seumurnya.

Aileen tidak tahu bahwa Ster merasakan hal yang sama sepertinya.

•••

Setelah hampir satu jam di jalan. Akhirnya mereka sampai di depan rumah bercat putih, dengan pagar hitam yang lumayan tinggi. Rumah Aileen pun cukup jauh dari lingkungan sekolah tepatnya di pinggiran ibu kota yang masih sedikit akan polusi.

"Makasih" Aileen tersenyum manis ke arah Ster. Ster membalasnya hanya dengan senyuman.

"Yaudah, gue masuk dulu ya" Aileen membuka pagar rumahnya. Dan langsung memasuki rumahnya

"Yeh gue kira disuruh masuk dulu gitu, buat mampir. Dikasih minum kek, apa kek. Oiya, tapi kata pak haji nolong orang gaboleh pamrih pamrih Ster." gumam Ster sambil menepuk jidatnya.

Dia mulai melajukan motornya membelah jalanan kota Jakarta yang padat.

Entah mengapa walaupun badannya sakit karena luka-luka akibat tawuran tadi. Dia tetap senang hari ini. Dia tersenyum sepanjang perjalanan. Senang karena perempuan yang baru saja dia antar pulang tadi.

"Ih kayak orang bego ni gue senyum-senyum mulu" Dia bergumam lagi pada dirinya sendiri.

🌠🌠🌠

Disisi lain, di rumah Aileen. Dia baru saja menaiki anak tangga dan memasuki kamarnya yang berada di lantai dua dengan berlari. Dia merapihkan semua barang barangnya. Berganti pakaian dan melakukan semua aktifitas dimalam hari yang biasa ia lakukan.

Tiba tiba saja handphonenya berdering, menandakan ada panggilan masuk. Segera Aileen mengangkat panggilan masuk itu tanpa melihat namanya terlebih dahulu.

"Aileennnnn!!!" Aileen menjauhkan ponsel dari telinganya, melihat siapa yang menelponnya malam malam seperti ini.

"HALLOOO....AILEENNN!! Ih kok ga ngomong. Udah diangkat belom sih?"
Tepat dugaan Aileen, suara teriakan Aurel di sebrang sana terdengar nyaring ditelinga Aileen. Siapa lagi yang akan memanggilnya dengan berteriak kecuali Aurel.

"Iya iya. Apa? Kenapa teriak teriak sih, Rel?" jawab Aileen dengan tenang

"Hehe maaf maaf. Cuma mau nanya aja. Lo baik baik aja kan sampe rumah? Ga diapa-apain kan sama Sterrio?" pertanyaan Aurel membuat Aileen kembali teringat kejadian di pinggir jalan tadi, saat Ster mengacak puncak kepala Aileen dengan senyum manisnya. Pipi Aileen kembali memancarkan rona merah mengingat kejadian itu.

"Tuh kan diem lagi. Baik baik aja kan Ai?" sedikit kekhawatiran terpancar dari nada bicara Aurel. Meski mereka baru kenal, Aileen dan Aurel sudah dekat. Seperti teman lama yang baru dipertemukan kembali.

"Gue baik baik aja kok, rel. Nih gue udah dirumah"

"Iya tapi hati gue ga baik baik aja" lanjut Aileen dalam hati.

"Bagus lah kalo lo gapapa. Kan gue jadinya tenang ninggalin lo duluan tadi. Dianter sama Ster lagi. Secara kan Ster ketua geng yang suka godain cewe-cewe di sekolah bareng anak-anak gengnya yang lain"

Penjelasan yang diberikan Aurel, sontak membuat Aileen seperti dijatuhkan dari jurang yang sangat tinggi.

"Iya, Makasih ya udah khawatirin gue, berasa punya dua nyokap deh."

"Idih masih muda gini dibilang udah ibu ibu" protes Aurel.

"Yaudah gue mau tidur nih. Ganggu bobo cantik gue lo" kata Aileen sambil terkekeh. Tidak sepenuhnya dia tertawa. Aileen memikirkan hal lain.

"Oke. Sampe ketemu di sekolah besok. Oiya, gue nyontek pr mtk lagi ya hehe. Bye Ai"

“Iya iya, Bye Rel” kemudian sambungan telfon mereka terputus.

Aileen merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia  mengingat sesuatu. Dia belum mengembalikan jaket yang diberikan Ster padanya. Jaket The Brainers.

Aileen fikir dia akan mengembalikan Jaket itu besok. Saat ini ia memutuskan untuk tidur, menunggu fajar datang. Aileen cukup lelah melewati kegiatan hari ini.

Gadis cantik itu menatap langit langit kamarnya. Ada yang tiba tiba mengusik dalam otak Aileen, fikirannya dipenuhi dengan nama laki laki itu. Sterrio.

'Lo aja sih Ai, kepedean!. Cogan kayak Ster, mana mau sama lo. Dia emang baik kali ya sama semua orang' batin Aileen

•••

A. N

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN 🙏🙏

Part ini special lebaran buat kalian😄

Jangan lupa like dan komen!

Cerita ini dibantu oleh asftnz trepidation_

The Lost MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang