PART 6 :

45 4 0
                                    

Part 6
SELAMAT MEMBACA!
.
.
.

Peluh sudah membasahi pelipis Aileen. Padahal baru saja jogging selama 20 menit. Aileen memutuskan untuk berhenti sejenak sekedar meminum.

Seperti ini lah kegiatan Aileen di hari libur. Sehabis melaksanakan shalat subuh dia selalu menyempatkan diri untuk jogging mengelilingi taman yang berada tidak jauh dari rumahnya.

Setelah merasa lelah, Aileen memutuskan untuk pulang kerumah. Sesampainya di rumah, Aileen Melihat sekeliling kediamannya.

Sepi

Hanya ada pembantu rumah tangganya yang sedang memasak sarapan di dapur.

Sudah tidak aneh lagi memang pemandangan ini walaupun hari libur, Lidya tetap sibuk.

Bunda Aileen bekerja sebagai dokter. Bahkan terkadang ia harus rela datang ke rumah sakit saat tengah malam untuk operasi darurat.

Aileen lebih sering berada dirumah sendirian. Hanya ditemani oleh Bi Inem itupun jika ia belum pulang kerumahnya.

"Eh non, kapan pulangnya?" sapa Bi Inem saat baru menyadari Aileen masuk kerumah.

"Barusan Bi." Aileen tersenyum kecil.

"Aku ke atas dulu ya bi. Mau ganti baju. Udah bau nih hehehe"

"Yaudah, ganti baju dulu non. Habis itu makan"

"Siap!! " Aileen tersenyum manis.

Iapun bergegas menaiki tangga dan memasuki kamar mandi demi menyegarkan kembali tubuhnya yang sudah penuh keringat ini.
.
.
.

Setelah bersih bersih

seperti biasanya, Aileen menghabiskan waktu di ruang keluarga memakan camilan dan menonton serial kesukaannya hingga sore hari.

Terlintas dipikiran Aileen sosok lelaki yang akhir-akhir ini selalu ada dipikirannya.

Sterrio

“ihh kenapa mikirin dia mulu si” geram perempuan itu.

"Ya.. tapi kalo dipikir-pikir lucu juga" Dia menimang nimang apa yang sebelumnya ia katakan.

Entah apa yang akan Aileen pikirkan, hanya author dan tuhan yang tau.

•••

Matahari yang tadinya bersinar terang kini kian meredup tetapi Ster masih setia berbaring di ranjang kesayangannya. Semua itu karna ia baru tertidur pukul 4 dini hari, sesudah balapan dengan teman-temannya.

Matanya masih terpejam, terdengar dering handphone di nakas samping tempat tidurnya.

Ster mengambil handphonenya tanpa melihat nama yang tertera dilayar tersebut.

"Halo” dengan suara yang serak dan mata yang masih tertutup

"Woi sokin rumah gue. udah rame nih"

"ganggu lu nyet, pangeran lagi tidur" kata Ster sambil menjauhkan ponsel dari telinganya.

"Bacot. Kesini gak pake lama!"

Walaupun seolah Ster menolaknya, tetap saja lelaki itu akan menuruti permintaannya teman temannya. Ia bergegas mandi dan memakai baju. Tak lupa juga merapikan gaya rambut andalannya....

Sebenarnya perut sudah berbunyi dari tadi dan dia memutuskan untuk mengambil makan di dapur.

Namun setelah turun, Ster mengurungkan niatnya untuk mencari makan.

"Baru bangun bang?"

Hening.

"Mau kemana lagi?” melihat Ster yang baru saja membuka pintu rumah

"Rumah Farzan. Assalamuallaikum”

“Waalaikumsallam” jawab wanita tersebut sambil menghela nafas panjang

Putranya kini berubah

🌠🌠🌠

"Heem. Makan apa ya yang enak." Aileen berpikir sambil melihat handphone-nya

Aileen berniat untuk memesan makanan dari aplikasi tersebut. Namun orderan itu terus saja ditolak.

"Kenapa engga ada yang mau terima orderan gue sih, gatau apa kalo gue udah laper banget" 

Dia menghela napasnya kasar. Menghentakan kakinya seperti bayi yang sedang haus. Dengan berat hati Aileen keluar untuk membeli makanan. Karena jarak dari rumahnya ke minimarket cukup dekat, perempuan itu memutuskan untuk mengendarai sepeda saja.

Terlihat Mang Asep yang berada di pos satpam rumah Aileen sedang bermain catur dengan Mang Dadang.

“Non Aileen” sapa Mang Dadang yang melihat anak majikannya berjalan menuju gerbang dengan sepedanya.

“Mang Dadang belum pulang?”

“Belum non, atuh diajak main catur sama si Asep”

“Non mau kemana malem-malem gini bawa sepeda?” tanya Mang Asep penasaran karena jarang sekali ia melihat Aileen pergi keluar malam sendiri

“Mau nyari makan mang”

“Mau Mang Dadang anterin?” tawar Mang Dadang

“Engga usah Mang, sendiri aja. Udah lama juga ga naik sepeda. Aileen berangkat dulu” Aileen memberikan senyum ramahnya

Aileen tanpa lelah terus mengayuh sepeda untuk sampai ke minimarket yang dia tuju.

Saat di tengah perjalan, Aileen tidak sengaja melihat sesosok lelaki yang baru saja berjalan keluar dari rumahnya.

"loh. bukannya itu... " ucap Aileen terpotong, sorot mata penasaran yang mengarah ke lelaki tersebut

Karena tidak dapat membendung rasa penasarannya, ia menghentikan sepedanya lumayan jauh dari lelaki itu.

tak henti hentinya Aileen menatapnya. Namun, yang ditatap tak berniat menoleh sedikitpun. sorot mata lelaki itu lurus kedepan, sangat sulit diartikan. terlihat kosong dan...datar.

Aileen yang melihat berubahan raut wajah itu merasa janggal.

Sangat berbeda.

"Lah kenapa tu orang"

"idih ngapain juga gua pikirin, mending cari makan" kata Aileen menghempaskan semua pertanyaan didalam kepalanya. memilih melanjutkan perjalanan mencari sesuap nasi, itu isi kepala Aileen sekarang. Mulai ngaco karena terlalu lapar.

🌠🌠🌠

Jangan lupa vote dan komen!

Cerita ini di bantu oleh asftnz trepidation_

The Lost MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang