Suara alarm terdengar nyaring tepat di telinga Sowon sampai membangunkannya. Dia dengan segera mematikan alarm dan mengecek jam berapa saat ini. Ternyata sekarang sudah jam setengah enam.
"Kak Jin, ayo bangun."
Sowon menepuk-nepuk pipi suaminya. Sebenarnya bisa saja dia tidak usah membangunkan Seokjin, tapi masalahnya tangan pria itu melekat erat dipinggangnya seakan-akan dia tidak boleh kemana-mana.
"Hm." Seokjin hanya berdeham pelan tanpa membuka matanya sama sekali.
"Ayo bangun, Kak. Udah jam setengah enam."
"Tidur aja lagi, Sojung. Aku masih berangkat ke kantor jam 8." Ucap Seokjin dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Aku belum nyiapin sarapan, sayang. Nanti kalau anak-anak mau berangkat sekolah gimana?" Tanya Sowon.
"Suruh mereka makan di kantin aja kan bisa." Jawab Seokjin.
"Tapi makanan kantin belum tentu sehat. Kamu mau anak kita nanti sakit?"
Seokjin perlahan membuka matanya, dia agak sensitif jika menyinggung masalah kesehatan. Dia bahkan rela belajar memasak hanya untuk memberikan makanan yang sehat kepada keluarganya. Masa hanya karena ingin manja-manja sama istrinya, dia tega membiarkan keenam anaknya sakit?
"Ya gak mau lah, Jung."
"Makanya sana kamu bangun terus mandi. Jangan mentang-mentang kamu bosnya, kamu malah enak tidur begini."
"Iya, Sojung sayang. Jadi pengen nambah keturunan kalau ngeliat kamu." Goda Seokjin yang suka gak difilter mulutnya.
Sowon menyentil dahi Seokjin. "Enak aja nambah-nambah. Kamu yang enak, aku yang pusing ngurusinnya."
Seokjin hanya meringis sambil tertawa melihat keimutan sang istri yang sedang marah. Emang Seokjin doang yang gak takut jika Sowon sedang mode marah seperti ini.
"Sayang, morning kissnya mana?" Seokjin malah menagih kebiasaannya di pagi hari.
"Cium aja tuh bantal!" Seru Sowon sambil menyingkirkan tangan Seokjin lalu melemparkan bantal kearah sang suami.
Setelah itu Sowon langsung keluar dari kamarnya dan menuju lantai bawah meninggalkan Seokjin yang terjungkal karena habis dilempar bantal sama wanita yang dicintainya.
"Untung sayang." Ucap Seokjin miris.
•••
"Pagi, Ma!" Sapa Hyunbin, putra Sowon yang paling rajin.
Ya gimana gak dibilang rajin, dia jam 6 begini udah rapi dan siap berangkat ke sekolah.
"Pagi juga, Bibin." Balas sang mama dengan panggilan kesayangannya.
Hyunbin memilih untuk duduk di salah satu kursi lalu membuka buku catatannya yang cukup tebal. Selain rajin, dia juga paling pintar setelah Soobin, abangnya.
"Selamat pagi, Mamaku sayang, pagi juga, Mbin!" Seru Sihyeon yang masih mengenakan piamanya.
"Wassup, Kak!" Balas Hyunbin semangat walaupun pikirannya masih melayang dengan rumus matematika.
"Pagi, putriku." Sowon tersenyum.
"Woah! Mama masak apa nih? Pancake?" Tanya Sihyeon melihat sang mama sedang mengaduk-aduk adonan kue.
"Iya. Kamu selainya mau coklat atau strawberry?"
"Bluberry aja, Ma." Jawab Sihyeon sangat menyimpang dari pilihan yang diucapkan Sowon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unique Kim's ; jin sowon
Short StoryIni cerita tentang Keluarga Kim yang random semua sifatnya. #1 in Sihyeon [8-7-2019] #1 in Kimhyunbin [3-4-2020]