YOU AND I

3.9K 422 17
                                    

Matahari sudah kembali ke peraduan begitu syuting dadakan hari ini berlangsung. Tentu saja itu hanya berlaku untuk Rosé, karena nyatanya ia sendiri adalah korban kejahilan seorang Jeon Jungkook. Pemuda yang tengah duduk di sampingnya. Tenang saja, ia sudah menanggalkan kostum badut beruang itu.

Sudah dua cup es krim yang gadis itu lahap selama mereka tengah beristirahat. Setidaknya bersama makanan, ia tidak harus merecoki manajernya yang tengah mengobrol serius dengan produser dari acara ini. Entahlah dua orang itu sedang membicarakan apa, yang jelas ada manajer BTS juga yang turut bergabung.

Rosé meletakkan wadah es krimnya yang telah habis. Memilih untuk memandang sungai Han yang kini berwarna kemilauan. Gadis itu tersenyum seraya menutup matanya. Merasakan embusan angin sepoi yang perlahan menimpa wajah. Menyesap pelan udara senja dengan ketenangan sulit diukur ini.

Tak jauh berbeda dengan dirinya, pemuda itu juga tengah menikmati atmosfer senjanya sendiri. Hanya bukan air kemilauan atau angin sepoi yang tengah ia rasakan. Namun, siluet Rosé yang begitu indah. Memang benar kata orang, gadis itu memiliki kecantikan yang sulit untuk dideskripsikan.

Cekrek!

Gadis itu menoleh begitu menyadari sedari tadi blitz kamera terdengar begitu dekat dengannya. Ia ternganga begitu tahu Jungkook-lah penyebab itu semua. Pemuda itu tengah tersenyum dengan tangan yang belum berhenti memotret.

"Ya! Kenapa kau senang sekali mengerjaiku seperti ini?" ungkap Rosé. Berusaha meraih ponsel Jungkook yang langsung disembunyikan oleh si empunya.

Kekehan kecil keluar dari mulut pemuda di sampingnya. Ia tersenyum puas seraya mengambil kembali ponselnya. Seolah tidak peduli dengan Rosé, satu per satu gambar hasil jepretannya tadi ia lihat.

"Woah, lihatlah dirimu. Bahkan lebih indah dari matahari terbenam di sana," ucap Jungkook yang langsung membuat gadis itu terbahak. "Wae? Apa kau tidak percaya dengan suamimu ini?"

Rosé menepuk pelan pundak pemuda itu. Membuat Jungkook sebenarnya sedikit terkejut dengan perlakuan tiba-tiba itu. "Kita sedang tidak syuting, Jungkook. Berhentilah memperlihatkan gombalanmu itu."

"Siapa yang menggombal," sanggah Jungkook dengan alis mengernyit. "Lihatlah, kau benar-benar cantik di sini."

Gadis itu menggeleng seraya menggeser-geser layar ponsel Jungkook. Sebenarnya hanya kamuflasenya saja untuk mencoba mengabaikan degup jantung yang mulai tidak normal. Sudah semenjak beberapa saat lalu, terlebih ketika pujian cantik tepat keluar dari bibir pemuda di sampingnya. Ini memang hal yang wajar. Bahkan Jungkook adalah orang ke sekian juta kali yang mengatakan betapa ia cantik. Namun, tetap saja pujian itu memiliki makna yang jauh berbeda. Bolehkan kalau bilang, sesuatu yang lain?

"Lebih baik kau mempersiapkan diri karena besok aku harus ke Jepang selama tiga hari," timpal Rosé diakhiri dengan senyum di sudut bibirnya. Sebenarnya itu hanya cara gadis itu untuk mengalihkan pembicaraan.

Jungkook berhenti memainkan ponselnya. Sejenak melirik gadis di sampingnya yang kini tengah bersiap membuka cup es krimnya yang kedua. "Tidak apa-apa, aku akan meminta Namjoon-hyung memberiku izin menyusulmu."

Ia berhenti membuka penutup es krimnya. Secepat kilat beralih menatap tajam Jungkook yang juga tengah menatapnya. Ada senyum di wajah pemuda itu. Senyum penuh percaya diri yang akhir-akhir ini entah mengapa seringkali ia lihat. Setidaknya dua bulan saling mengenal membuat Rosé mafhum dengan arti senyum tersebut. Juga jangan lupakan bahwa Jungkook adalah laki-laki paling nekat yang pernah ia lihat.

"Sebaiknya kau jangan macam-macam, Tuan Jeon Jungkook." Rosé mengatakannya dengan penuh penekanan. Juga ada sedikit ancaman di balik kata-kata itu.

[END] TWO OF USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang