SPEND TIME WITH NEW FAMILY

1.5K 202 5
                                    

Proses pengambilan gambar berlanjut di dalam kediaman orang tua Jungkook. Mereka baru saja masuk dengan Jungkook yang akhirnya mengambil alih barang bawaan Rosé. Pemuda itu berusaha untuk tidak lagi merajuk ketika ibunya sendiri bahkan benar-benar mengabaikannya kini.

Ada beberapa kamera yang sudah terpasang di beberapa sudut rumah mewah tersebut. Di antaranya adalah ruang tamu, dapur, kamar Jungkook, dan halaman belakang yang nampak indah dengan berbagai tanaman bunga dan juga kolam renang. Untuk yang terakhir, mendadak Rosé menjadikan kolam renang sebagai bagian favoritnya di rumah ini.

"Mulai nanti malam, kalian tidak akan ditemani oleh kameramen. Lakukan seperti tadi di pantai," PD-nim kembali bersuara, "kami akan bermalam di hotel Kingdom, dan mungkin siang besok akan ada pengambilan gambar lagi di restoran Jungkook. Apa kalian berdua mengerti?" Pria itu melanjutkan. Ia tersenyum puas begitu melihat Jungkook dan Rosé mengangguk mengerti.

Nyonya Jeon sudah menyiapkan begitu banyak masakan ketika mendengar bahwa Jungkook akan pulang. Walaupun tentu saja, syuting seperti ini tidak bisa dikatakan pulang secara sebenarnya. Terlebih karena pemuda itu masih melakoni pekerjaannya untuk acara ini.

"Apa aku terlambat?" Seorang pria muncul dengan jaket tebalnya dan wajah nampak kemerahan. Ia menyapa semua orang di tempat itu.

"Dia ayah Jungkook," ucap Nyonya Jeon begitu mendapati Rosé hanya berdiri seraya memperhatikan suaminya dengan tatapan kosong.

Rosé menghapus air matanya yang entah kenapa muncul. "Woah, kenapa aku menangis," ucapnya seraya terkekeh.

"Kau kenapa?" Giliran Nyonya Jeon yang nampak panik. Wanita itu mengambilkan tisu dan menyerahkannya kepada Rosé.

"Aku teringat ayahku," timpalnya diakhiri senyum yang sangat sinkron dengan tangisnya yang masih saja mengalir.

Ayah Jungkook mendekat. "Apa kau kekasih putraku? Kenapa kau menangis?" tanyanya seraya terkekeh. Ia mengangguk begitu Rosé menunduk hormat kepadanya.

"Selamat siang, abonim. Aku menangis karena anda sangat mirip ayahku," ucap Rosé kemudian. Sontak ucapannya itu membuat semua orang tertawa.

Tuan Jeon mengangguk mengerti. "Benarkah? Aku juga ayahmu mulai sekarang," ucap pria berkacamata itu dengan ramah.

Jungkook yang baru saja muncul dari kamar mandi semakin berwajah masam begitu dilihatnya ia masih diabaikan. Bahkan tidak cukup ibunya yang sedari tadi asyik bersama Rosé, kini ayahnya juga tidak menyadari bahwa ia juga di ruangan tersebut. "Wah, siapa anak kalian sebenarnya?" tanya pemuda itu dengan intonasi agak bertambah.

Tiga orang yang sedari tadi asyik mengobrol kini memperhatikan sosok Jungkook. Pemuda itu berdiri di ambang pintu dengan kedua tangan terlipat di depan dada. "Jadi, apa jika nanti hyung juga pulang. Dia akan mengabaikanku juga?" lanjutnya lagi.

Rosé menghampiri pemuda itu. Mengamit lengannya mesra. "Apa kau cemburu kepadaku sekarang?" tanya gadis itu pelan. "Kau juga boleh memiliki orang tuaku nanti, kalau kita bertemu mereka." Ia melanjutkan seraya tersenyum di akhir kalimat.

"Chaeyoung benar, kenapa kau harus kesal begitu?" sambung Tuan Jeon.

Keempat orang itu kini mengelilingi meja makan. Mereka menikmati hidangan yang sudah disiapkan terlebih dahulu oleh Nyonya Jeon. Ternyata beberapa staf, termasuk PD-nim berikut masing-masing manajer BTS dan Blackpink sudah terlebih dahulu menuju ke hotel.

"Eomma, katanya Jungkook sedang syuting di rumah, tapi kenapa tidak ada satupun kameramen di-" Ucapan kakak Jungkook yang baru saja datang mendadak terhenti. Ia dan Rosé sama-sama bertemu pandang untuk sesaat. "Oh, anyeonghasseo!" sapa pemuda itu ramah.

[END] TWO OF USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang