LAST EPISODE

3K 230 19
                                    

Rose sudah terbangun lebih dari setengah jam yang lalu, dan gadis itu kini masih terdiam di kamar mandi. Memuntahkan semua soju yang ia minum kemarin malam. Uh! Ia tidak ingin lagi mengalami hal tersebut.

"Apakah aku mengoceh hal yang tidak-tidak semalam?" gumamnya cemas.

Ia memang terkenal tidak bisa mengontrol ucapan begitu sudah dikuasai alkohol. Mulutnya ini akan mengatakan semua tanpa disaring. Kejadian yang terus berulang-ulang tiap kali mabuk. Karena itu, ia tidak pernah diizinkan meminum alkohol lebih dari satu botol.

Dan kemarin aku minum berapa botol? Tanyanya dalam hati.

Puas memuntahkan semua isi perutnya, ia menuju ke dapur rumah tersebut. Tersenyum begitu membaca memo yang tertempal di atas meja. Tepat di samping panci kecil yang kini dibukanya perlahan.

"Dari mana dia membuat sup seperti ini?" gumamnya seraya terkekeh.

Ps. Jangan lupa makan sup ini istriku

Gadis itu hanya tertawa kecil seraya membaca memo tersebut. Ia melihat ke sekeliling. Rumah ini masih sepi, entah karena hari yang masih terlalu pagi atau memang PD-nim berniat membuatnya dan Jungkook kembali syuting hanya dengan dua kameramen saja. Kemarin itu adalah hari yang buruk.

"Lebih buruk lagi karena aku tidak ikut brefing episode terakhir." Rose menyendok supnya.

Kedua alisnya terangkat begitu satu suapan berhasil ia telan. Merasai sup buatan Jungkook, atau bukan buatan Jungkook tersebut. "Ia tidak mungkin memasaknya sendiri," gumam Rose. Ia kembali menyuap sup tersebut sampai tandas tak tersisa.

Rose kembali ke aktivitas pagi seperti biasanya. Ia membersihkan ruangan dan memasak sarapan untuk Jungkook. Ah, berbicara mengenai Jungkook, sepertinya pemuda itu tidur sangat larut semalam. Entahlah, ia sendiri tidak terlalu menyadari.

"Kau sudah makan supnya, Chaeng?"

"Selamat pagi, suamiku," sambut Rose.

Pemuda itu terkekeh sebelum duduk di kursi tak jauh dari Rose. Asyik memandangi punggung Rose yang masih sibuk dengan panci dan kompor menyala di depannya. "Sepertinya, istriku sudah menjadi wanita normal lagi."

"Apa maksudmu tadi malam aku tidak normal?"

"Tentu saja, kau mengoceh lama sekali." Jungkook terkekeh seraya menimpali. Ia sempurna tertawa begitu melihat air muka Rose yang berubah cemas.

"Apa aku berbicara hal-hal aneh?"

Jungkook berhenti membalas tatapan penuh ingin tahu Rose. Ia mengubah ekspresinya menjadi serius. Berniat kembali menggoda gadis di depannya ini. "Kau ... ah, aku tidak bisa mengatakannya."

"Apa yang aku katakan, eoh? Katakan padaku! Apa aku membicarakan hal-hal yang aneh-aneh? Kuharap PD-nim tidak menayangkannya," cerocos Rose dengan wajah panik.

"Ngomong-ngomong, sepertinya PD-nim akan tetap menayangkannya. Video kemarin sudah diedit tadi malam."

"Mwo!" Rose hampir saja menjatuhkan piring berisi telur goreng di tangannya. Beruntung Jungkook dengan sigap mengambil alih.

Pemuda itu terkekeh melihat ekspresi Rose yang mengeras. Ia menghapus air mata di sudut mata Rose yang sudah keluar. "Aigoo! Kenapa istriku ini cengeng sekali? Tidak apa-apa, kau tidak mengatakan hal-hal aneh."

"Ka-kau pasti sedang menghiburku saja, Jungkook." Rose menutupi wajahnya. Ia terisak.

Tawa Jungkook hampir saja pecah jika saja tidak melihat bagaimana 'seriusnya' keadaan gadis itu saat ini. Ia membawa Rose ke dalam pelukannya. Berusaha membuat gadis itu berhenti menangis.

[END] TWO OF USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang