Minggu berganti minggu, Seongwu mulai merasa dilema kala Minhyun dan Jaehwan terlihat dekat. Hampir setiap hari dirinya mengintip mereka di belakang gudang.
Di satu sisi, Seongwu merasa cemburu. Namun di sisi lain ia tahu.... semakin dekat Jaehwan dengan Minhyun, maka semakin sakit hati Minhyun saat nanti Jaehwan menolaknya.
Seongwu sangat yakin bahwa musuhnya itu menyukai Jaehwan karena dari cara Minhyun bersikap dan menatap Jaehwan, rasa suka tersebut sudah bisa terlihat dengan jelas.
Selain itu, bukti paling nyata adalah Minhyun selalu menatap intens pada mata Jaehwan lalu membelai wajahnya.
Bahkan Minhyun sering tertawa saat berduaan dengan Jaehwan, sedangkan pemuda Hwang itu jarang tertawa saat bersahabat dengan Seongwu dahulu.
Jadi ... untuk mengurangi dilemanya, Seongwu meminta Jaehwan untuk tidur bersamanya setiap malam.
Meskipun harus menyisihkan sebagian uang jajan demi membuat Jaehwan menuruti permintaannya tersebut, Seongwu tidak keberatan sama sekali.
Lantas, apakah Seongwu mencium bibir Jaehwan setiap malam? Jawabannya tidak. Karena Jaehwan selalu langsung berbaring menghadap dinding setelah naik ke kasur sang majikan.
"Jaehwan ... kakak ingin bicara," Seongwu mengusap leher Jaehwan dengan satu jarinya.
Jaehwan yang hampir terlelap segera menepis tangan Seongwu lalu mengubah posisinya jadi menghadap ke arah sang majikan.
"Kenapa tidak dari tadi? Sekarang aku ngantuk aaaaaaaaa," Jaehwan merengek karena kesal.
Seongwu tak menghiraukan rengekan Jaehwan dan langsung menanyakan hal yang tengah mengganjal pikirannya, "Apa Minhyun tahu jika aku adalah majikanmu?"
"Dia tak mungkin tahu soalnya aku tak pernah bilang tentang itu." jawab Jaehwan dengan penuh keyakinan.
"Tapi sepertinya dia tahu bahwa kau adalah orang yang aku sukai."
Jaehwan tertegun sebab otaknya memproses apa yang baru saja dikatakan samg majikan. Beberapa detik kemudian ia pun mengangkat kedua alis, "Satu, kakak masih suka aku? Dua, kenapa kakak bisa berpikir begitu?"
Seongwu tersenyum hangat kemudian membelai pipi sang pemuda manis yang selalu ia kagumi, "Iya. Aku masih menyukaimu. Kau tunggu aku ya. Setelah aku kerja nanti, aku akan mengubah statusku; dari majikanmu menjadi suamimu."
Jaehwan sontak terkekeh geli lalu menampar pelan pipi Seongwu. Ia tak menduga jika percakapannya dengan sang majikan akan berubah menjadi serius seperti ini.
"Belikan aku rumah besar dan mobil mewah dulu, baru nikahi aku! Aku tak ingin menjadi orang tua yang miskin. Aku tak ingin anak-anakku nanti dibully karena miskin seperti yang aku alami dulu."
"Iya," Seongwu pun mengecup kening Jaehwan untuk meyakinkan tentang kesungguhannya, "Ngomong-ngomong, sebenarnya dulu Minhyun pernah melihat aku sedang memandangi fotomu."
"Kakak memandangi fotoku di sekolah? Wah hahaha aku jadi malu!" Jaehwan pun menutupi wajahnya dengan bantal.
Seongwu segera menyingkirkan bantal dari wajah Jaehwan; saat ini, ia ingin mengobrol serius dan tidak memiliki mood untuk bercanda.
"Apa kau ingat beberapa bulan yang lalu aku pulang babak belur?"
Melihat reaksi Seongwu yang tidak seperti biasa, Jaehwan pun berusaha mengimbangi keseriusan sang majikan.
"Oh yang itu. Iya iya aku ingat."
Seongwu tersenyum pahit, "Itu karena Minhyun meledekku. Dia bilang aku ini orang yang menyedihkan. Karena tak ada gadis yang bisa aku rebut lagi, aku jadi suka sesama laki-laki--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Money // Kim Jaehwan x OngNielHwang
FanficTentang kisah hidup penuh drama seorang mantan berandal sekolah bernama Kim Jaehwan. Hal itu terjadi karena ia disukai oleh para pemuda yang gila kontrol, sombong dan.... memiliki banyak uang. ><><><>< ⚠bagi yang masih di bawah umur, mohon jangan ba...