13. Whatever

269 41 43
                                    

Jaehwan mengangkat kedua lututnya untuk menyerang punggung Daniel.

Daniel yang geram dengan perlawanan Jaehwan pun langsung menindih tubuhnya tanpa melepas pagutannya.

Dengan gerakan terbatas Jaehwan tak henti-hentinya berusaha menggelengkan kepala sebagai bentuk penolakan.

Jengah dengan penolakan tersebut, Daniel pun semakin mencengkram pergelangan tangan Jaehwan untuk membuatnya kesakitan dan berhenti memberi penolakan.

Berhasil.

Jaehwan meringis dan terpaksa berhenti menggerakkan kepala karena tak ingin Daniel semakin menyakitinya.

Lantas Jaehwan memejamkan mata rapat-rapat dan air mata pun mulai mengalir karena merasa sakit di hampir sekujur tubuhnya. Ia memaki dirinya sendiri di dalam hati karena begitu lemah melawan Daniel malam ini.

'Sakit..... Sesak...... Jjaeni bodoh.... Jjaeni lemah.... Kak Minhyun.... Tolong aku.....'

Di sela-sela cumbuannya, Daniel menyeringai tatkala berhenti mendapat penolakan dari Jaehwan. Ia pun semakin liar melumat bibir manis yang telah menjadi candunya.

Rasa sesak Jaehwan semakin menjadi saat lidah Daniel berhasil masuk dan bermain di dalam rongga mulutnya. Beruntung, hal itu tak berlangsung lama karena ciuman Daniel beralih ke leher jenjangnya.

Jaehwan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menghirup napas panjang berkali-kali supaya rasa sesaknya berkurang.

"Dhanielhh.... Sha-darlahh....." lirih Jaehwan saat Daniel menghisap lehernya untuk meninggalkan jejak kepemilikan.

Daniel menghentikan aktivitasnya. Lantas ia menatap kebingungan pada sang pemuda yang berada di bawah kungkungannya.

"Apa yang harus aku sadari?"

"Aku Kim Jaehwan. Musuhmu ... Aku yang selalu kau panggil kambing. Aku yang selalu kau bilang menjijikan karena miskin. Sadarlah tentang itu."

Daniel membisu, namun bola matanya tak berhenti bergerak memerhatikan setiap inci paras manis Jaehwan.

"Daniel ... Sadarlah ...." air mata Jaehwan semakin deras mengalir seraya menatap penuh harap pada pemuda yang sedang menindihnya, "Kita saling membenci. Jangan lakukan ini padaku ... Aku tak mau disentuh oleh orang yang aku benci."

Tak dapat dipungkiri, perkataan Jaehwan telah menyakiti hati Daniel. Akan tetapi, alih-alih merasa emosi, Daniel malah tersenyum pahit menanggapinya.

"Aku sudah berhenti menganggapmu sebagai musuh karena aku tertarik padamu. Tapi kau masih membenciku?? Lalu kenapa tadi kau bersikap baik kepadaku? Kenapa tadi kau menyuapiku?"

"Sejujurnya aku sudah melupakan kebencianku padamu sejak kita lulus. Tapi tadi kau malah lancang menciumku. Kau membuat kak Minhyun cemburu hingga dia nekat meniduriku. Kau... Kau takkan mengerti kesulitan apa yang akan ku hadapi karena hal itu. Jadi wajar jika aku membencimu lagi... Sekarang pergilah... Aku mohon.... Pergilah...."

Melihat Jaehwan menangis terisak akibat perbuatannya, rasa sesal pun menyengat hati kecil Daniel. Tatapannya kian melembut kala bergumam, "Aku minta maaf."

"Tidak... Kau tak perlu minta maaf. Aku juga salah karena telah membiarkan kak Minhyun melakukan itu kepadaku. Sekarang aku hanya memintamu untuk pergi. Aku mohon, pergilah..."

Daniel mengangguk perlahan, "Aku akan membuatmu menyukaiku," ucapnya sebelum mencium bibir Jaehwan lagi namun kali ini ciuman tersebut dilakukan dengan lembut. '...dan membuat kak Minhyun melepaskanmu atau bahkan membencimu,' tekadnya dalam hati.

Your Money // Kim Jaehwan x OngNielHwangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang