19. Wake Up

322 36 33
                                    

Sudah lebih dari dua minggu Minhyun menghabiskan jam istirahat tanpa kehadiran Jaehwan. Sebenarnya, Minhyun bisa saja menemui Jaehwan kapanpun ia mau, tapi pemuda bermata rubah itu selalu enggan melakukannya.

Minhyun masih kesal mengingat ucapan Seongwu penyebab mereka berkelahi terakhir kali --yaitu Jaehwan menawarkan diri untuk ditiduri supaya Seongwu memaafkannya.

Apakah Minhyun mempercayai ucapan Seongwu? Pikirannya menolak percaya, namun hatinya memaksa percaya.

Sebab, Minhyun sangat memahami sifat Jaehwan; yakni akan melakukan apa saja supaya orang lain memaafkan kesalahannya.

Itulah sebabnya Minhyun memilih tidak menemui Jaehwan sementara waktu, guna menunggu kekesalannya terhadap ucapan Seongwu benar-benar menghilang.

Tapi hari ini, Minhyun sudah tak sanggup lagi menahan kerinduannya. Ia merindukan si pemilik pipi chubby yang begitu empuk untuk dicubit, mata sayu yang begitu indah untuk dipandang, dan bibir merah muda yang begitu kenyal saat digigit. Ekhm.

"Taetae, istirahat ini kau harus membuat Daniel sibuk, oke? Supaya aku bisa bebas bertemu milikku tanpa khawatir si beruang datang mengganggu," kata Minhyun saat bel istirahat baru saja berbunyi.

Taehyung berdecak kesal, "Ck! Tidak mau! Sepupumu itu luar biasa menyebalkan."

"Ayolah! Untuk hari ini saja."

Taehyung tak tega melihat wajah Minhyun yang --tak biasanya-- tampak memelas. Maka dengan berat hati, ia pun menganggukkan kepala sebagai tanda bersedia untuk melakukan hal yang diinginkan oleh sang teman sebangku.

"Yessssss!"

Minhyun tersenyum lebar sambil mengguncang bahu Taehyung untuk menggambarkan rasa bahagianya. Lantas ia pun melenggang pergi menuju kelas sang pujaan hati.

<>
<>
<>

Jaehwan menatap bekal makanannya dan wajah Daniel secara bergantian. Ia heran kenapa si beruang belum beranjak dari tempat duduknya padahal jam istirahat sudah dua menit berlalu.

"Jangan melamun, Jjaeni!" Daniel merebut sumpit yang dipegang Jaehwan, bermaksud menyuapi--

"HEH!! KEMBALIKAN!!"

--ralat. Reaksi Jaehwan yang berlebihan malah membuat Daniel jadi ingin mengerjainya. Maka sambil tertawa, Daniel mengangkat sumpit itu tinggi-tinggi supaya Jaehwan tak dapat merebutnya kembali.

"BERUANG!! KEMBALIKAN!!"

"KIM JAEHWAN! KAU ITU BERISIK SEKALI!" Bentak Hyunbin yang merasa kesal dengan kegaduhan Jaehwan karena dirinya sedang menyalin PR dari buku milik teman sebangkunya.

Ya, hanya Hyunbin yang ada di kelas itu selain Jaehwan dan Daniel karena para murid penghuni pojok kelas yang lain sedang pergi ke kantin.

"DANIEL YANG MULAI! DIA MENGAMBIL SUMPITKU!" sahut Jaehwan untuk membela diri.

Semakin kesal, Hyunbin pun menggebrak meja. "KAU ITU SEPERTI GADIS SAJA! MUDAH DIGODA DAN SEKARANG KAU MENGADU PADAKU. KAU PIKIR AKU SUDI MEMBELAMU DARI DANIEL?"

Jaehwan langsung menundukkan kepala sementara bibirnya terkatup rapat tanpa ia sadari. Tak dapat dipungkiri, ucapan Hyunbin terdengar begitu menyakitkan karena melukai harga dirinya sebagai seorang laki-laki.

Apalagi jika mengingat fakta bahwa dirinya sudah berada di posisi bawah dua orang laki-laki, Jaehwan rasanya ingin menangis saja.

Entahlah kenapa dirinya jadi secengeng ini.

Mengerti Jaehwan tersinggung, Daniel membanting sumpit yang dipegangnya ke lantai lalu menghampiri Hyunbin dengan sebelah tangan terkepal.

Jaehwan yang terperanjat saat mendengar sumpitnya dibanting, seketika dihinggapi kepanikan karena bisa menebak apa yang akan Daniel lakukan pada Hyunbin.

Your Money // Kim Jaehwan x OngNielHwangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang