Kang Daniel.
'Gluk'
Gue menegak habis segelas kecil alkohol yang baru saja di tuangkan jalang di depan gue ini. Gue nggak tau berapa botol alkohol yang udah gue abisin disini, yang pasti gue nggak akan berhenti minum sampek gue bener-bener mabuk dan nggak sadarkan diri.
"Pergi," Titah gue pada jalang di depan gue. Gue nggak peduli sama pandangannya yang berubah tajam ke gue. Toh, gue nggak butuh jalang.
"Eeiih sayang. Kenapa lo nyuruh gue pergi? Kita kan belu..."
"Gue bilang pergi! Lo nggak denger?!" Bentak gue kasar. Bahkan bartender di depan gue sempet kaget sama teriakan gue yang terkesan tiba-tiba.
"Aish, mulai lagi ini anak," Oceh Woojin yang dateng nyamperin gue seperkian detik lalu.
Gue merebut botol alkohol yang masih di pegang jalang tadi sebelum dia bener-bener pergi dari hadapan gue dengan segala sumpah serapah yang ditujukan buat gue.
Bodoamad. Gue nggak peduli.
"Udah Niel," Cegah Woojin saat gue baru aja mau kembali membasahi tenggorokan gue dengan sebotol alkohol yang ada di tangan gue.
"Lo udah mabuk." Ucapnya.
Mabuk?
Hahah.. bahkan gue udah nggak bisa bedain gimana rasanya waktu gue sadar sama waktu gue mabuk.
Sama aja.
Hidup gue udah kaya sampah. Tinggal nyari kotak sampah yang pas aja buat buang diri gue.
Gue bingung sama hidup gue sendiri. Dunia ini terlalu banyak teori. Bukan cuma dilahirkan, hidup, lalu menetap. Tapi banyak banget hal yang perlu gue gali, terutama akal manusia yang sampek sekarang sama sekali nggak bisa gue pahami.
Semua Fake.
Bahkan terlalu Fake buat gue.
Sifat orang-orang fake di sekeliling gue perlahan membentuk pribadi dan pola pikir gue jadi cowok bangsat.
Gue nggak takut sama mereka. Tapi gue takut efek yang timbul sama diri gue yang disebabkan tingkah laku mereka ke gue.
Dan sekarang.
Yang gue takutin cuma satu. Diri gue sendiri. Kepribadian gue yang semakin hari semakin gelap. Yang nggak nganggep apapun penting di dunia ini. Gue selalu berpikir, betapa menyenangkannya menjadi kejam dan berdarah. Menghapus semua nilai kemanusiaan yang ada di diri gue. Dimana hidup dan mati udah nggak penting lagi.
But, seseorang bikin gue merubah pikiran gue di kalimat terakhir.
"Jangan gila, Niel! Seenggaknya lo harus hidup buat jagain gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Bipolar? | Daniel.K
Teen Fiction"Lo nggak usah ikut-ikut gue. Cukup gue aja yang rusak, lo jangan." -Kang Daniel. "Lo abang gue. Kalo lo bangsat gue harus ikut bangsat." -Lee Han Gyul. ⓒ2019. Lukhey_