03. Starbucks

169 25 14
                                    

Cuaca hari ini tidak terlalu bagus dan sepertinya akan segera turun hujan. Tidak mau ambil resiko, akhirnya gue dan Daniel memilih untuk menyudahi acara santai di taman Yeouido Han Gang dan beralih pergi kelain tempat, yang sekiranya akan aman dari hujan.

"Starbuks?" Tanya gue saat Daniel mengajak gue ke suatu tempat yang katanya nggak jauh dari taman.

Dan benar saja, tidak sampai 30 menit gue dan Daniel sudah sampai di depan Kedai Starbuks yang bisa gue bilang cukup besar dan elegan.

"Niel, lo nggak salah ngajak gue kesini?" Tanya gue ragu.

"Nggak lah. Lah emang lo maunya gue ajak kemana? Ke KUA?" Candanya meledek.

"Udah, cepetan turun." Titahnya karna gue masih berdiam diri di dalam mobil.

Sembari berjalan masuk ke dalam Kedai Starbuks, mata gue sibuk mengedarkan pandangannya menelusuri desain Kedai yang menurut gue sangat nyaman ini.

Sembari berjalan masuk ke dalam Kedai Starbuks, mata gue sibuk mengedarkan pandangannya menelusuri desain Kedai yang menurut gue sangat nyaman ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini terlihat sederhana, simple, tapi elegan. Gue akui pemiliknya cukup pintar dalam mendesain tata letak dan pemilihan warna yang bisa dibilang sangat kalem namun aesthetic.

Bahkan sampai bagian atasnya Kedai Starbuks ini terlihat sangat menarik dan beautique

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bahkan sampai bagian atasnya Kedai Starbuks ini terlihat sangat menarik dan beautique.

"Heii... welcome bos. Wait wait, tumben lo bawa cewek. Boleh dong di kenalin sama gue,"

Baru saja gue dan Daniel masuk ke dalam Kedai, seseorang yang menurut gue juru kopi disini itu menghampiri kita berdua dan menyapa Daniel dengan sebutan 'boss'(?). Kalau gue nggak salah denger.

"Eih, kebiasan lo. Udah sana kerja, gue lagi males ngeliat elo," usir Daniel dengan sangat sopan.

"Weeei, anjir bener lo bos."

"Btw, lo mau minum apa? Yang biasanya?" Tanyanya.

Yang biasanya?

Gue sempet mikir. Nggak mungkin kan Daniel pesen alkohol di Kedai kopi? Karna setau gue minuman 'biasanya' buat Daniel ya cuma alkohol sama wisky.

I'm a Bipolar? | Daniel.KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang