Istri Shalihahku

52 10 1
                                    

🍁🍁🍁

Aku membaca Al-Qur'an setiap hari, membacakannya untuk istriku yang sedang terbaring tak berdaya diatas kasur rumah sakit, istriku mengalami koma karena pendarahan hebat saat ia melahirkan kedua buah cintaku, anakku kembar lelaki dan perempuan, aku sangat bersyukur mereka terlahir dengan sempurna dan sehat.

Sudah lima bulan ia koma, dan belum terbangun sampai saat ini, aku rindu senyumnya, tawanya, dan perhatiannya. Biasanya istriku akan menemaniku saat lembur, walaupun sudah kubilang dia untuk tidur saja, tapi ia bilang 'aku adalah istrimu, aku harus menemani suamiku yang sedang mencari nafkah untukku, kita hidup untuk saling berbagi tugas

Aku sangat mencintai dan menyayanginya, bahkan rasanya tinta tak akan pernah cukup untuk di tuliskan diatas putihnya kertas. Aku selalu berdoa agar istriku cepat sadar dan sehat.

Aku selalu melihat dia menangis saat aku membacakannya surah Al-Baqarah, aku tau ia mendengarkan suaraku yang melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an, aku selalu ingin dia membuka matanya untukku

Hari ini entah mengapa perasaanku tidak enak, mungkin karena belakangan ini aku kurang istirahat, anak-anakku sudah tidur sejak tadi sore, untuk sementara mereka tinggal di rumah ibuku, sampai istriku tersadar dari komanya

Sekarang sudah waktunya sholat isya, aku akan kemasjid untuk sholat, tapi aku akan pamit pada istriku terlebih dahulu

"Ummi, abi tinggal sholat isya dulu ya sebentar di masjid, ummi baik-baik disini, Assalamualaikum," ucapku seraya mencium keningnya,

Aku pergi ke masjid rumah sakit, aku sholat dan berzikir sebentar sebelum kembali ke ruang rawat istriku.

Sekitar jam 8 aku balik ke kamar istriku, saat kubuka pintu aku kaget ternyata sudah ada keluargaku dan keluarga istriku disana.

"Assalamu'alaikum," salamku

"Wa'alaikumussalam," jawab mereka serempak

"Kamu baru pulang dari masjid?" tanya ibuku yang sedang duduk di samping ayahku

"Iya ibu, reza baru pulang dari masjid," jawabku sambil mencium tangannya

"Hmm, tumben datengnya barengan, pada janjian?" tanyaku

"Enggak. Tadi siang ummi ngerasa ada yang ganjel, yaudh ummi kesini aja, udah tiga hari juga ummi gk jenguk Annisa," kata ibu mertuaku

"Owh gitu, udah pada makan belum?, reza mau beli makanan keluar," tanyakku

"Gak usah sayang, ibu bawa makanan banyak nih, gk tau kenapa bawanya banyak banget, untung orangtuanya Annisa dateng," kata ibuku sambil mengeluarkan rantang besar ke atas meja, dan langsung menyendokannya ke piring.

"Ayo, makan dulu," ucap ayahku

"Bu, anakku dimana?" tanyaku

"Itu lagi tidur di samping istrimu," jawab ibuku

Saat aku menghampiri istriku, terlihat dua orang bayi yang sedang meringkuk di sampingnya, aku terharu, mereka sudah mengenali ibunya, jika saja istriku tidak koma, ahh... Betapa sedihnya hatiku saat mengingat hal itu.

Aku mencium kening mereka satu persatu, dan aku kembali ke tempat ibuku dan yang lain sedang makan,

Selesainya aku langsung mengaji lagi di samping istriku, membacakannya ayat-ayat suci Al-Qur'an. Dan aku selalu berharap bahwa ia akan membuka matanya. Entah sampai kapan

Allah SWT berfirman:

فَبِاَيِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
fa bi'ayyi aalaaa'i robbikumaa tukazzibaan

Kumpulan Cerpen Lentera Aksara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang