15

12 3 1
                                    

"Anjir ngapain lo senyum-senyum sendiri?! Mulai gila, lo?!"

Aku menoleh, ternyata Yugo. Kemudian Yugo menghampiriku. Ia tertawa saat melihat benda apa yang sedang aku pegang.

"Suka minmie lo, sekarang?"

"Ya gak lah."

Aku kembali tersenyum melihat benda di genggamanku. Bukan karena bendanya. Tapi karena setiap melihat benda itu, selalu kembali terbayang wajahnya yang terkejut dan memerah saat marah itu. Belum lagi matanya yang besar akan semakin membesar. Lucu sekali. Aku bingung, mengapa matanya itu bisa indah sekali?

"Ck. Sini gue liat." Yugo merebut benda itu. Kemudian membacanya dengan seksama.

"Gila. Lo mulai buka hati buat Nita? Biang gosip itu? Serius?"

"Ck. Enggak."

"Ini, ada namanya. N-I-T-A. Nita."

Aku kembali merebut surat itu dari tangan Yugo. Kemudian memasukkannya ke dalam kantong seragamku. Aku ingin bercerita yang sebenarnya pada Yugo. Tapi aku malas berbicara. Apalagi untuk mendengar pertanyaan dari mulutnya yang seperti mercon itu. Lebih baik, tak usah saja.

"Oh!" pekiknya keras. Untung saja di kelas tidak terlalu banyak orang. "Gue tau. Ini pasti dari anak itu, kan?"

"Hm."

"Oh, ternyata dia bae banget masih nolongin fake friendnya."

"Hm."

"Dia baik banget, kan."

"Hm."

"Dia terlalu polos."

"Hm."

"Montok juga."

Plak.

"Sialan!" ucapku seraya memberi jitakan pada kepala Yugo.

"Ngomong itu dijaga!"

"Iya, iya. Dasar posesif!" Yugo mengelus jidatnya yang kesakitan. "Lagian dari tadi lo cuma ham hem ham hem. Giliran gue bilang montok aja bersuara lo!"

"Hm."

"Serah lu dah!" akhirnya kemudian yang sepertinya sudah kesal.

"Eh tapi, tapi.. Lo udah liat grup sekolah belum?" tanya Yugo antusias.

Aku menebaknya, pasti tentang 'dia' lagi.

"Gosip tentang dia lagi?"

"Ya."

"Terus?"

"Sama lo."

"Bagus dong."

"Sialan! Keenakan lo!"

"Memang." jawabku acuh.

"Perlu gue bantu clear-in lagi?"

"Lo tahu apa yang harus lo lakuin." kataku malas.

"Beneran lo gak mau nikmatin masa-masa gosip ini?" katanya menggodaku. Dia selalu mengerti saja.

"Sialan!" pekikku membuat Yugo terkekeh. "Oke, kali ini gak perlu."

"Nah, bagus. Pepet terus sampe dapet." kata Yugo seraya menaikkan sebuah jempolnya.

"Hm."

"Selamat menikmati masa berpacaran dengan pacar gosip lo." lanjutnya seraya menepuk pundakku dan meninggalkanku menuju kantin.

Aku tersenyum. Ini akan menyenangkan.

Agina & Agintara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang