016

1.5K 356 44
                                    

"hah? tahu darimana lo? bertepuk sebelah tangan?"

yoongi mendengus melihat ketidakpercayaan seokjin. "gue udah sering lihat yang jenisnya kayak gitu."

seokjin tetap merasa sangsi, ia sekali lagi melirik ke arah kemana yoongi menatap tadi. namun sama sekali tidak ada yang aneh. mereka berdua seperti kawan akrab yang bersua kembali. berbagai candaan dan ledekan, termasuk tawa yang tidak kunjung berhenti selalu terdengar.  "mana ada yang kayak gitu bertepuk sebelah tangan, yoongs? lo kayaknya kebanyakan nerapin pola pikir sherlock deh."

"ga perlu mikir kayak sherlock buat tahu, please." yoongi meminum iced latte yang tadi dipesan lebih dulu. lagaknya saja tidak peduli, ekor matanya masih melirik. "yang rambutnya hitam dan pake kemeja itu, dia memendam rasa ke cowok yang satunya. tapi di tahan. lo nggak bakal lihat senyum si cowok berambut hitam kayak gitu kalau cuma temen. tingkah lakunya juga kelihatan menjaga banget, walaupun pintar banget dia nutupinnya. tapi," yoongi terhenti sejenak, keningnya berkerut dan membuat seokjin tertarik, "cowok satunya itu nggak bisa dimiliki."

"kok bisa? si B nggak maho, gitu? dia sukanya cewek dibanding cowok?"

"mana gue tau, tapi nggak gitu sih," yoongi menahan rasa geli melihat tampang seokjin yang kepo, jujur saja, terlihat rada bodoh, "ya lo liat aja, gesturnya si cowok rambut hitamㅡaduh pusing gue nyebutnya, bilang aja si A, yang satunya si B. nah, kenapa nggak bisa dimiliki? si B ini kelihatan udah punya pacar. gak denger mereka dari tadi bilangnya 'jeongguk, jeongguk, jeongguk' tadi?"

"terus kalau si B udah punya pacar, kenapa jalan sama si A?"

"karena A dan B ini sahabatan dekat, dan ada sesuatu yang mungkin terjadi. melihat kelakuannya si A, kayaknya nggak mungkin dia ngambil kesempatan di saat B lowong. si A kelihatan bukan tipe tukang tikung, tapi tipe-tipe ngalah. jadi kemungkinannya adalah si pacarnya B ini mungkin sibuk dan minta tolong ke A. dan yang sering terjadi, kalau persahabatan itu ada yang jatuh cinta, udah jelas jatuhnya friendzone, buruknya sih renggang dan canggung. tapi, yang gue lihat sekarang," yoongi menangkup wajahnya lagi, tatapan tajamnya berubah sedikit menerawang, istilah seokjin; yoongi memasuki dimensi pikirannya yang lain, "si A udah menyerah."

"hah? menyerah?" seokjin yang dari tadi patuh mendengarkan ocehan yoongi langsung tidak terima, "segampang itu?"

"gue kagum, juga penasaran sih. si B ini beruntung banget, entah karakter apa yang dia miliki sampai dua orang, dua orang, yang berhati besar dan setabah itu jatuh cinta sama dia." yoongi menelengkan kepalanya, terpana, "kemudian A tahu posisi dan dia mundur. tapi walaupun cintanya bertepuk sebelah tangan gitu, dia memilih mengalah. sulit banget ngambil pilihan begitu sementara dia punya banyak peluang untuk merebut."

"lo masih belum jawab pertanyaan gue," sela seokjin tidak sabar, kemudian bilang 'makasih' sewaktu makanan mereka akhirnya diantar lantaran yoongi masih asyik dengan pikirannya. "kenapa dia segampang itu menyerah padahal kata lo tadi, dia punya banyak kesempatan buat nikung?"

yoongi berdecak kesal. "kak, lo emangnya nggak pernah denger? ada tahap mencinta yang benar-benar dalam, tinggi? bahwa frasa 'asal kau bahagia biar tidak bersamaku' itu bisa benar-benar nyata? dia, si A ini, secinta itu dengan B sampai dia tidak mau merusak hubungan B dengan pacarnya. tahu diri untuk membatasi dirinya hanya sebagai sahabat. bahkan biar itu bikin dia makan hati. gitu aja kok susah banget memahaminnya?"

"gila!" seokjin mengunyah capcaynya, "ada orang semaso itu??"

"nyatanya ada, banyak malah, cuman kita doang yang memilih buta dengan ngeliat mereka senyum-senyum aja ngehadapin dunia," dengus yoongi, sarkasnya kentara sekali.

"ya, gue kan nggak kayak lo, yoongs. gue nggak hobi perhatiin orang-orang sedetail elo." seokjin mengangkat bahu, defensif. "lagian," seokjin menenggak minumannya, "kok lo bisa tahu banget watak si A?"

"udah sering ketemu soalnya," yoongi memilih melepas maskernya, baru sadar ada sepiring kwitiau goreng menggugah selera di depannya.

"udah sering ketemu???"

"itu, yang nggak tahu siapa gue bahkan walau nama gue udah ketahuan. yang bawel banget pas ketemu gue di minimarket sama pas gue nganter koran."

"HAH?! SERIUS LO?!"

yoongi tidak mengindahkan lagi. baginya makan itu hal sakral, tidak akan bicara kecuali hal penting. dan jelas, membalas omongan seokjin saat ini baginya tidak termasuk hal penting.

namun sialnya, saat yoongi maupun seokjin hampir mehabiskan makanan, mereka bertemu segerombolan cewek SMA yang histeris saat melihat yoongi (cowok pucat itu melepaskan maskernya untuk makan, ingat?). akibatnya, meja mereka dirongrong dan para cewek SMA itu langsung berkicau ramai.

"kak reihandra?! beneran kak rei ini! aaAAAA!"

"ya ampun, mimpi apa hari ini!? ketemu langsung sama kak rei!?"

"kak reihandra! aku fans kakak!!!"

"kak reihandraaaaa! i love youuuu!"

suasana langsung ricuh, kafe jadi ribut, seokjin pusing seketika. [ ]

🌌 mint.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang