Part 9 ~ Ujian Pertama: jangan pergi!

26 3 0
                                    

Ryn berlari kencang menuju jalan Raya dan menghentikan Taxi.

"Pak Rumah Sakit terdekat, cepat!" Ryn meminta Supir Taxi itu untuk melaju cepat.

"Yuri.. bangunlah. " Ryn Frustasi, sangat khawatir dengan Yuri yang tiba-tiba pingsan.

~
"Dokter bagaimana keadaan nya?" Desak Ryn pada dokter yang memeriksa Yuri.

"Kondisinya sangat lemah, sepertinya karena Infusnya sudah lama terlepas. Untuk saat ini kami akan bawa hasil tes nya ke lab, dan pasien akan dipindahkan keruang inap."

Ryn memegang kedua kepalanya dengan raut wajah sangat cemas melihat Yuri.

"Itu ditanganmu?" Dokter melihat infus yang terpasang di tangan Ryn.

Ryn mengeluarkan infus dari tasnya.

"Perawat, tolong periksa dia juga!" Perintah Dokter itu pada perawatnya.

"Detak jantungnya sangat lemah dok."

~~~~

Ryn tidak berhenti memandangi Yuri dari tempat tidurnya.

"Dia akan segera bangun, anda juga harus beristirahat pak." Jelas perawat kepada Ryn

Ryn hanya bisa terdiam.
Merasa bersalah mengajak Yuri bermain hari ini.

Tidak lama kemudian Yuri benar-benar terbangun.

Ryn dengan segera bangun dari tempat tidurnya dan menghampiri Yuri, lalu memeluknya.

"Lepaskan aku, semua orang melihat." Yuri berbisik pada Ryn.

Ryn terdiam.

"Aku tidak apa-apa, tidak perlu merasa bersalah begitu" Yuri menggoda Ryn.

"Apanya yang tidak apa-apa?!" Ryn mulai serius dan melepaskan pelukan nya.

Yuri tersenyum.

"Kenapa malah tersenyum?" Tanya Ryn

"Aku hanya senang dan berpikir ~oo jadi seperti ini rasanya dikhawatirkan~ aku memikirkan hal-hal seperti itu." Jelasnya sambil tersenyum.

Ryn membalas senyum Yuri.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Dari balik Pintu Sera memperhatikan kejadian itu, dan kemudian berjalan menuju atap.

Air matanya mulai mengalir mengingat apa yang ia lihat.

"Ini."
Gon datang dan memberikan nya sapu tangan.
"Sudah kubilang untuk tetap diam. Itu juga salah satu peringatan untuk tidak menyakiti hatimu sendiri."

Gon duduk disamping Sera.

Sera menghentikan air matanya, dan mengusapnya.
"Kenapa datang?" Tanya Sera pada Gon.

"Sudah pasti untuk melihat dewi kematian menangis." Jawab Gon

"Apa?!" Sera membelalak.
Jubahnya berubah Merah mengikuti kemarahan nya.

"Hahaha. Kau jadi merah" Goda Gon.

Sera menghela nafas kesal, namun jubahnya berubah hitam kembali.
"Aku bertanya serius." Tegas Sera

"Aku ingin melihatmu." Jawab Gon sambil melihat Sera.
"Aku ingin menghentikan mu, untuk melakukan hal yang tidak seharusnya. Kenapa kau melakukan itu pada Yuri?"

J.A.S.M.I.N.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang