Sweet but Psycho
"Happy Anniversary ke-4, Honey," bibir seorang pria yang tak lain adalah Ted mendarat di kening mulus milik Rose. Namun, si pemilik kening yang baru saja dikecup hanya tertunduk, bergeming menatap dua benda di atas meja restoran. Ya, kekasihnya --Ted, memberinya hadiah.
Ted menyodorkan sebuket bunga mawar merah itu ke hadapan Rose seraya tersenyum tulus. "Aku yang memetiknya sendiri di kebunku. Aku pilihkan bunga yang cantik dari yang tercantik,"
Rose membalas senyuman Ted dengan sedikit terpaksa. Rose menerima buket itu dan menaruhnya di samping meja. Mereka melakukan kontak mata lagi.
"Hei, ada apa? Kamu tidak suka?" raut khawatir terpampang jelas di wajah Ted. Kemudian, Ted menatap sesuatu yang masih digenggamnya. "Kalau hadiahku terlalu sedikit, ini ada satu lagi. Aku membuatkannya sendiri untukmu,"
"Aku tidak suka kotak musik,"
Satu kalimat pedas dari Rose membuat Ted terdiam seribu bahasa. Senyum yang sempat bertengger di wajahnya tadi menghilang. Ted kecewa dengan ucapan yang lolos dari mulut Rose barusan, sekaligus tidak percaya mengapa kekasihnya menjadi berubah drastis seperti ini.
"Tapi mengingat ini hadiah terakhir darimu...," Rose mengidikkan bahu dan menyambar buket itu. Dia hendak bangkit dari kursi. "...aku terima,"
"T-Tunggu!" lengan kekar Ted berhasil membuat Rose duduk kembali. Ted menyingkirkan tangannya begitu melihat tatapan Rose yang tidak mengenakkan ke arah lengannya yang tercengkeram. "Ada apa denganmu?"
DRT. DRT.
Terdengar suara getaran smartphone dari tas Rose. Dengan cepat, Rose menggeser resleting dan mengangkat smartphonenya setinggi dada. Melihat siapa yang menelepon, ekspresi Rose berganti sumringah dan menggeser layar.
"Aku di Chicken Balado Soup, Baby!"
"..."
Tak sengaja melihat ekspresi penasaran Ted, Rose langsung memalingkan muka dan mengatur suaranya yang dibuat-buat.
"Sudah? Okay! Aku ke luar sekarang,"
NIT.
Rose menyudahi percakapan dan menaruh smartphonenya di saku cardigan. Dia menatap Ted bingung, harus menjelaskan seperti apa.
"Aku ingin kita...,"
"Aku mengerti,"
Jawaban Ted sukses membuat Rose termangu. Wanita bermanik cokelat itu mengerjapkan matanya. "Apa yang kamu paham?"
Ted menyilangkan tangan di atas meja dan menatap nanar Rose. "Semuanya tentangmu," ucap Ted dengan nada sarkastik.
Bagai langit mendung, hati Rose bergemuruh. Rose tak berani lagi melakukan kontak mata dengan Ted.
"Ini," Ted memberikan buket itu lagi. Kali ini, Rose memeluk buket itu. Buket terakhir. "Selamat bersenang-senang,”
Tidak mengerti apa yang Ted katakan, Rose menatapnya penuh tanda tanya dan memilih untuk pergi.