Misteri Cinta by Sifa

11 4 0
                                    

Misteri Cinta


Hai perkenalkan namaku cinta maulida aku kelas 11 di SMA jaya bayya. Aku memiliki kekasih bernama Roy bagaskara. Aku tak tau banyak soal dia, semua ini terjadi secara tiba-tiba. Dia yang tiba-tiba menembakku dilapangan sekolah. Semua orang tau, dia adalah anak dari seorang konglomerat. Suatu hari, aku diajak oleh Roy pergi kerumahnya yang besar nan mewah itu. Aku iya-iya saja toh pasti disana banyak orang, banyak pembantu dan kedua orang tua Roy. Tetapi dugaanku salah, ternyata disana tidak ada satu orang pun selain aku dan Roy.

Roy meletakkan tasnya di sofa, “aku kekamar dulu ya, kamu tunggu disini saja baby” kata Roy sambil mengecup keningku, aku tadinya tidak mau ditinggal sendiri diruang tamu dengan rumah yang seluas ini. Tapi melihat Roy begitu aku jadi tidak takut untuk sendirian.

Akupun tersenyum dan membalas perkataannya, “baik pangeran” kataku sambil cengengesan.

“aku pergi dulu ya sweetheart”

Setelah Roy memasuki kamar, akupun melihat sekeliling rumah Roy ini. Tiba-tiba saja aku melihat anak kecil yang melambai-lambaikan tangannya kearahku. Sebenarnya aku bingung, kenapa ada anak kecil? Bukankah Roy tadi bilang dirumah tidak ada orang selain dirinya dan diriku. Aku pun terkejut dibuatnya, bulu kudukku berdiri pertanda aku merinding. Aku mengalihkan pandangan ku kearah yang lain, namun sama saja yang ku lihat ada anak kecil yang melambai-lambai tangannya padaku. Aku mulai gemetaran dan takut, aku ingin menyusul Roy dikamarnya, tapi takut Roy akan khilaf padaku. Dengan keberanian yang setengah-setengah, akupun berjalan mendekati sosok anak kecil tersebut.

Ketika aku mendekatinya anak kecil itu justru berlari menjauhi ku. “hei kau! Mau kemana??” tanyaku pada anak kecil itu. Dia tidak menjawab, melainkan menunjuk dengan jari telunjuknya kearah pintu yang kusam dan sepertinya tak terurus. Dia terus berjalan dan membuka pintu yang kusam tersebut, aku termenung sejenak dan anak kecil itu melambaikan tangannya padaku lagi.

Aku masuk kedalam pintu tersebut dan betapa silaunya mataku ketika tiba-tiba cahaya putih yang menyilau dan menyorot mataku. Saat Cahaya itu hilang, aku membuka mataku perlahan-lahan dan betapa tak lebih terkejutnya aku berada disebuah taman yang gersang, dan sepertinya tidak layak untuk dikatakan taman.

Dibawah pohon, tepatnya pohon yang kering dan sudah mati. Sosok anak kecil itupun kembali melambaikan tanganya padaku. Dengan perlahan aku mendekatinya dan duduk disebelahnya, dia pun tertawa “hihihihi kak aku ini anak kecil yang malang” kata anak itu sambil menangis.

“kenapa malang emang dek?” tanyaku hati-hati takut melukai perasaannya. “aku dijadikan tumbal oleh ayahku hanya untuk mendapatkan kesuksesan dan kekayaan.”
Deg!

Betapa terkejutnya aku, tumbal? Dimana-mana yang namanya tumbal pasti sudah mati. Dan aku bicara dengannya. Berarti apakah aku bicara dengan hantu? Seketika aku merinding kembali.

“kau menjadi t-tumbal? Tanyaku gagap padanya. Aku tak berani menengok kearah anak kecil itu.

“ya” tanpa sadar aku menengok kearahnya dan betapa terkejutnya aku melihat wajah dia yang dipenuhi darah.

“aku ingin keluar dari sini!!!” teriak ku sambil berdiri.

“sudah tidak bisa kak, orang yang masuk kesini tidak akan kembali lagi! Hihihihi” kata anak kecil itu sambil tertawa cekikikan.

“tidak! Aku tidak mau mati disini!”

“kau tidak bisa kembali kak!!”

“aku mau keluar dari sini!! Tolonglah.. tolong aku.. aku masih ingin hidup..” aku tak tahan lagi, aku takut, aku cemas, gelisah, khawatir nanti orang tua ku kelimpungan mencariku.

NIGHTMARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang