ένα(satu)(revisi)

47 14 10
                                    

"eve yang malang" kata pertama yang meluncur di bibir manis seorang laki laki yang telah menyelesaikan novel baru di bacanya 

masih ada sekelebat kisah dari novel di kepalanya, perjuangan yang berat untuk mendapatkan sebuah cinta 

cinta hal yang di inginkan semua orang, di cintai dan mencintai sungguh kehidupan yang sempurna 

"abang zio?" 

merasa namanya di panggil laki laki tersebut beranjak dari duduknya berjalan menuju pintu yang sedikit terbuka menyumbulkan kepala kecil di baliknya 

di elusnya kepala kecil tersebut dengan penuh kasih sayang 

"ada apa?" tanya nya dengan nada datar tapi tak mengurangi kasih sayang di dalamnya 

"cia ... pengin bermain sama abang" mata bulat beriris coklat memandang penuh harap 

Dalas Zio Prayoga, anak sulung dari keluarga Darius Prayoga dan Natalia Prayoga. memiliki seorang adik bernama Dilas Zia Prayoga umurnya masih 5 tahun, cia itu pangilanya 

"main apa" tanya zio dengan sebelah alis terangkat 

cia yang tadi tertunduk mengangkat kepalanya dengan binar bahagia, hal susah baginya bisa bermain dengan kakak nya itu 

"main boneka di bawah mau?" tanya nya kepada sang kakak 

setelah mendapat anggukan dari zio, cia langsung menarik tangganya untuk turun ke lantai satu dimana istana boneka zia berada 

momen momen kebersama kakak dan adik tersebut menjadi pemandangan yang indah bagi pegawai pegawai di rumah prayoga 

orang tua yang workaholic membuat mereka jarang bertemu, pekerjaan yang terlampau batas telah membuat jarang diantara orang tua dan anak 

bi astri wanita paruh baya yang sedang melihat keakraban keduanya tersenyum bahagia, sudah lebih dari 25 tahun beliau bekerja di rumah prayoga membuat baliau tau bagaimana keadaan keluarga itu saat ini 

beliau menghampiri keduanya dengan membawa dua gelas susu di nampannya, susu coklat kesukaan zio dan susu stoberi untuk zia 

"aden, eneng ini minum dulu susunya " ucap bi astri dengan senyum di bibirnya 

zia orang pertama yang mendengar itu langsung melompat keluar dari istana barbienya menghapiri bi astri di susul dengan zio di belakang 

kebersamaan itu harus berakhir karena dering telpon zio, sembari menjauh zio berbincang serius dengan orang di seberang sana 

"ya, aku akan segera kesana" itu kalimat terakhir dari zio sebelum menutup telpon dan bergegas kekamar untuk mengambil jaket dan kunci mobil 

"abang mau kemana ?" tanya zia saat zio sampai di ujung terakhir anak tangga 

zia masih berdiri di samping istana barbienya di temani bi astri yang memeluk pinggangnya dari samping 

"abang mau keluar sebentar cia di rumah bareng bi astri ya?" jawab zio sambil berjalan menuju zia 

"nanti kalo abang pulang mau di beliin apa?" lanjutnya 

zia menggeleng mengulurkan tangannya untuk mengelilingi leher zio 

"abang pulangnya jangan malam malam " 

"abang usahain ya" sebelum zio pergi di sempatkanya untuk mencium kening zia 

<> <> <>  <> 

tertanda 

ARIENDA

LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang