τέσσερα(empat)(revisi)

39 12 0
                                    

Selama perjalanan pulang hanya keheningan yang mengisi mobil tak ada percakapan diantara keduanya. Arsya yang masih ketakutan atas kejadian tadi dan zio yang bingung harus bagaimana.

Perjalanan pulang satu jam lebih cepat jalanan lenggang karena sekarang jam menunjuk kan pukul dua pagi

Mobil yang di kendarai zio berhenti disalah satu supermarket ada yang harus dia beli sebelum pulang kerumah. Arsya gadis itu terdiam sejenak sekarang dia yang bingung menurunkan kaca jendela mobil melihat sekeliling ini daerah ini sudah dekat dengan kompleks rumahnya

Arsya memutuskan untuk turun sambil menenteng laptop dia menghampiri zio yang berdiri di depan kap mobil

"terima kasih udah mau bantuin gue, kalo ngak ada lo mungkin besuk gue harus kena hukuman dari dosen hukum, gue pulang dulu kompleks rumah udah deket, selamat malam"

Zio, dia hanya memandang arsya dengan intens entah mengapa hatinya bergetar saat melihat arsya, gadis di depannya ini seperti dewi Nyz(niks) dewi malam dan dewi satu satunya yang di takuti oleh zeus. Dia menggoda meski hanya berpakaian biasa.

Tunggu bukankah nyz(niks) juga tercantum dalam namanya

"masuk, gue anter lo pulang enggak baik cewek pulang sendiri" ucap zio saat melihat arsya berjalan menjauh darinya

Arsya berbalik memandang zio dengan tatapan lelah mengantuk dan sembab

"enggak usah cuma deket rumah gue lo pulang aja, lo pasti capek juga kan?" tolak arsya dengan senyum manis terukir di bibirnya

Senyum itu senyum menggoda yang pernah zio lihat. Sekarang otak zio sudah mulai konslet karena begadang malam ini

"sudah deketkan?" tanya zio di angguki arsya "makanya gue anter, masuk cepetan gue ke depan dulu mau beli sesuatu" setelah mengucapkan kalimat tersebut zio menarik pelan arsya berjalan masuk menuju supermarket

Setelah beberapa saat zio nampak keluar sambil menenteng sebuah plastik berlogo. Berjalan menuju mobil dengan handphone di apit oleh bahu dan kepala sebelah kiri sedangkan tangan kanannya sibuk merogoh saku jaket mencari kunci.

"besuk siang gue kesana, kenapa ribet banget sih istri lo, pagi gue ada kuliah"

"Ya sekarang gue di rumah" itu percakapan terakhir zio sebelum membuang sembarangan arah handphone kebagian depan mobilnya

"rumah lo di mana" tanya zio saat mobil mulai bergerak menjauhi supermarket

"gang depan belok kanan 3 rumah dari situ" zio hanya menganggukkan kepala

Rumah minimalis bercat biru awan berlantai dua disana mobil zio berhenti. Sepi rumah tampak tak berpenghuni lampu lampu masih padam.

"sekali lagi terimakasih mm" arsya nampak ragu menyebut nama zio

"Dalas Zio Prayoga, lo?" zio menyebut namanya diiringi tanya di belakangnya

"Rhea Arsya Nyz, oke terimakasih zio"

Zio masih menunggu sampai arsya masuk ke dalam rumahnya

<><><>

Pagi ini zio sudah siap dengan kaus abu abu dan celana jins. Semalam dia tidak tidur jam tiga lebih dia baru sampai di rumah  

dengan langkah sempoyongan zio berjalan menuju ruang makan disana hanya ada zia bersama bi astri, kedua orang tua zio sedang ada perjalanan bisnis ke Amerika 

"pagi abang" suara zia terdengar saat zio duduk di ujung kepala meja yang seharusnya di duduki oleh darius prayoga ayah zio dan zia 

"pagi" zio menguap 

"aden semalem pulang jam berapa?" tanya bi astri 

<><><><>

selamat membaca 

selamat lebaran 

tertanda 

ARINDEA

LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang