"ehh lupa" ucap zia pelan sambil meringis
"MAMA MAKASIH MAKANANNYA CIA SUKA, I LOVE YOU" teriak zia dari ruang tengah
darius, nataline dan juga zio hanya geleng geleng kepala mendengar itu
"iya, sama sama" jawab arsya yang sedang berjalan ke ruang tengah sambil membawa nampan berisi minuman dan juga cemilan
"wah udah kayak tamu aja mi kita di suguhi minuman lagi" ujar darius kepada sang istri
"ngak papa pa kan mantu idaman" jawab nataline
mendengar hal itu zio menoleh kepada arsya yang tengah menunduk malu sambil tersenyum simpul
<><><><><>
sore ini di teras belakang rumah zio sedang memangku thea di kursi malas di sampingnya ada zia yang juga duduk di kursi malas telah sibuk meminum susu setroberi dari botol dot,mereka bercerita sesekali diselingi candaan
"abang nanti nikah sama mama enggak?" tanya zia tiba tiba
pertanyaan spontan dari zia mengagetkan zio yang sedang bermain dengan thea. menikah?, itu hal sulit bagi mereka terlalu banyak perbedaan yang harus mereka samakan. terlebih lagi iman mereka berbeda
apa salah satu dari mereka harus melepasnya?, itu pilihan yang sangat sulit untuk arsya maupun zio. tapi semenjak 6 bulan terakhir zio tak pernah melihat arsya dekat dengan seorang laki laki
arsya hanya dirumah mengurus al dan thea, mengurus rumah layaknya seorang istri, pergi kuliah dan langsung pulang lagi. sedangkan zio sendiri hanya kerja ke kantor ayahnya, cek kafe, kuliah dan pulang untuk bermain dengan thea dan al selain itu zio harus mempersiapkan skripsinya
hening beberapa saat zia kembali sibuk bermain dengan boneka di pangkuannya dan zio masih memikirkan perkataan zia barusan
arsya datang dengan al di gendongannya di belakang ada bi rah membawa nampan berisi cemilan dan 2 gelas teh dan satu gelas susu setroberi
"terimakasih bi" ucap arsya yang langsung angguki bi rah
"mama, mama cia mau nginep disini boleh?" tanya zia yang langsung duduk tegap saat melihat arsya duduk di kursi santai
"boleh, udah ijin sama mami sama papi?" tanya arsya merapikan rambut zia
"mami, papi pergi ke kondangan cia ngak mau ikut bosen mending main sama adek" jawab arsya mencium pipi gembil al dengan gemas
"mama kapan nikah sama abang?" tanya zia dengan menatap wajah arsya
arsya menatap zio , bingung menjawab apa
"tadi abang juga enggak jawab sekarang mama juga, aku pengen jadi pengantin kecilnya" gumam zia
zio mengangkat bahunya tanda tidak tau
"zia besuk jalan jalan yuk" ajak arsya mengalihkan pembicaraan
kata jalan jalan bagai mantra untuk zia wajah yang murung langsung berganti ceria kembali dangan cepat
"adek di ajak?" tanya zia, arsya menoleh ke zio meminta pendapat
"iya adik ikut masa di tinggal" jawab zio
"abang ikut?" tanya zia lagi
"iya, kita jalan jalan bareng abang, mama arsya, al,thea sama cia, gimana?" jawab zio
"oke,hmm abang nanti temenin cia tidur ya bareng mama sama adek boleh?" tanya zia
zio bingung lagi harus menjawab apa, kenapa pertanyaan zia selalu memusingkan untuk di jawab, zio mendesah lelah
"nanti sama abang aja ya, kan mama nidurin adeknya, oke?" bujuk zio
"iya" jawab zia lesu
malam ini kan menjadi malam penuh kehangatan, zio yang kaku dan cuek langsung tersentak bahagia saat thea yang berada di pelukanya mengucap kata yang tak terduga
"paaapppaa"
kata pertama yang meluncur dari bibir manis milik putri kesayangannya, zio nampak terharu begitupun dengan arsya yang langsung mengecup kening thea dengan bangga
"lagi sayang, tadi bilang apa PA PA" ujar zio penuh semangat
"apppappaa" lagi kata itu menimbulkan perasaat bahagia dan hangat di hati zio
<><><><><>
Selamat malam
selamat membaca
jangan buat perasaan orang terluka jika anda juga tidak mau perasaan anda terluka
jangan menyinggung orang yang sangat berarti untuk seseorang jika anda tak mau orang yang anda sayang di perlakukan hal sama atas apa yang anda perlakukan untuk orang lain
250619
tertanda
ARIENDA
KAMU SEDANG MEMBACA
LINE
ChickLitGaris takdir tidak ada yang tau. Kita sebagai manusia yang berTuhan harus taat mengikuti perintahNya dan percaya bahwa takdir yang diberikanNya adalah yang terbaik dari yang terbaik.