"Naysa, sarapan nak! Udah jam segini!"
"Iya mah, bentar!" seorang perempuan memasukkan alat persiapan MOS-nya dan memandang dirinya di cermin.
Berasa punya mobil baru. Masih bagus.
"Naysa, cepetan dong!"
"Iya, Mah!"
Naysa Odelia Prasadini. Biasa dipanggil Naysa. Hidupnya datar-datar saja dari SD. Terlebih, dia tidak tertarik dengan namanya pacaran. Dia tidak mau, sekaligus tidak peduli dengan kata itu. Dia lebih memilih untuk belajar dengan giat, lalu membanggakan orang tua. Cukup itu saja, tidak lebih.
"Jam berapa emangnya sekarang, mah?" Naysa menyomot roti yang ada di piring meja makan sambil melihat jam di dinding. "Astaga! Aku berangkat, mah!"
Naysa berlari menuju pintu utama sambil mengunyah.
"Makanya, jangan lama-lama di kamar!"
"Iya, maaf. Aku berangkat!"
Naysa masuk ke mobil yang sudah terparkir dan langsung disambut oleh supirnya.
"Pagi, non,"
"Pagi, pak. Langsung jalan aja ya, pak. Ngebut aja kalau perlu. Udah jam segini!"
"Baik, non."
Naysa menggigit kuku jarinya tanda khawatir.
Ya, hari ini hari pertama MOS dan dia terlambat.
Naysa melihat jam di HP-nya yang menunjukkan pukul 07.05. Sedangkan bel masuk pukul 07.15.
Mampus gue!
***
Selepas mengucapkan jam pulangnya kepada supirnya, Naysa langsung berlari tak karuan.
Mampus. Mampus. Mampus.
Naysa melihat jam dinding yang ia lewati sambil berlari. Menunjukkan pukul 07.20.
Ah! Telat 5 menit gue.
Karena sibuk melihat jam yang bertengger pada tangannya, ia tidak sengaja menabrak seseorang di depannya dengan cukup keras sampai membuat dirinya terhuyung ke belakang.
"Aduh, ma-" Naysa berhenti berbicara lalu mengagumi laki-laki di depannya yang terjatuh juga di lantai.
Ini siapa? Ganteng banget.
5. 4. 3. 2. 1. Butuh 5 detik untuk Naysa yang langsung teringat akan MOS. Dia langsung berdiri dan lanjut berlari. "Maaf, kak!"
Laki-laki tersebut melihat kepergian Naysa dengan senyuman.
Kayaknya seru.
"Heh! Lo ngapain duduk di lantai? Kalo mau bantuin nge-pel lantai mah, tadi pagi," ejek seorang laki-laki sambil mengulurkan tangannya. Laki-laki di lantai tersebut terkekeh, lalu menerima jabatan tangan temannya.
"Gue udah nemu sasaran selanjutnya."
"Maksud lo?" temannya celingak-celingukan mencari seseorang tapi sia-sia.
"Mungkin lo bakal suka juga sama dia."
Laki-laki tersebut menepuk bahu temannya dan berlalu pergi. Sedangkan temannya menaikkan alis sebelahnya.
Kenapa tuh orang?
***
Hari pertama MOS, dan dia sudah terlambat.
Dan sekarang lo harus berhadapan dengan mentor galak.
Yang telat sebenarnya banyak, tapi dibagi-bagi dalam kelompok kecil. Ada yang 5, 6, bahkan ada yang sendirian.
"Gue gamau kejadian telat-telat kayak gini keulang lagi. Ngerti semua?!"
"Ngerti, kak."
Mentor laki-laki tersebut mengernyit dan menyeringai ke arah Naysa dan sekelilingnya.
"Gue mau lo pada memperkenalkan diri. Dimulai dari lo. Yang keras suaranya!"
"Naysa, kak!"
"Elina, kak!"
"Neima, kak!"
"Vanya, kak!"
"Aiden, kak!"
"Reza, kak!"
Plok! Plok! Plok! mentor tersebut bertepuk tangan dengan bangga.
"Pinter. Pinter," mentor tersebut melihat Aiden dan Reza dengan senyum misterius. "Gue mau ketemu lo berdua, selesai ini. Di ruang 411."
"Baik, kak."
"Lo yakin? Main ngundang-ngundang aja lo."
"Percaya ama gue," mentor tersebut melihat mereka berenam lagi. Dan pandangannya berhenti di Naysa yang mulai salah tingkah. "Dan lo, cewe paling ujung. Mulai sekarang, lo harus siapin hati lo."
Ucapan tersebut seketika membuat kelompok yang terlambat dan kelompok yang sedang duduk-duduk santai menengok ke kelompok mereka dengan kompak.
Naysa yang kebingungan hanya bisa gelagapan.
Apa-apaan ini?!
###
Halo, lama gabertemu~
"Kemana aja sih, thor?!"
Hehe, author gakemana-mana kok. Cuma author kehilangan ide aja :")
Jadi ini dia~ Author lagi suka nonton sama baca yang mikir2 gitu. Yaudah terciptalah ini~
^maaf kalo ganyambung. Author lagi sering halu.
Buat cerita lainnya untuk sesaat author galanjutin dulu ya. Kehabisan ide :(
Author usahain cerita ini dipublish 1 kali seminggu ya.
Jangan lupa komen dan vote ya, biar author-nya makin semangat nulis hehe.
Selamat membaca ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dare or Dare (ON GOING)
Teen FictionDijadikan sasaran dan hadiah mereka? Boleh ketawa? Mereka kira gue gampangan... Gitu? Liat aja nanti. Gue bakal jadi pemain disini. Bukan sebagai sasaran atau hadiah atau apapun itu. ~Naysa Odelia Prasadini~ Permainan yang dibuat oleh sekumpulan lak...