Ready

618 101 0
                                    

Warning typo

Sudah 2 Minggu sifat Sehun kembali lagi, sifat yang paling menjengkelkan bagi mereka yang mengenal Sehun.
Sehun yang irit bicara, yang tidak suka tersenyum bahkan penggila kerja. Siwon yang mendengar dari beberapa pegawai rumah sakit, menjadi penasaran ada apa dengan adiknya.
Bukannya sudah hampir sebulan ini dia menjadi Sehun yang dulu. Kenapa dia menjadi seperti ini lagi Siwon mengamati Sehun saat Sehun keluar dari dari ruangan pasien.
.
.
.
Dikediaman Joy

Terdengar suara tawa dai salah satu sudut rumah tersebut. Meski suhu di luar dibawah 0° berbeda jika di dalam ruang ini. Suhu hangat yang tercipta dari pemanas ruangan dan tawa akrab dari penghuni ini menjadi tempat yang begitu hangat.

"Bagaimana nak Jaehyun bisa mengenal Joy?" Tanya eomma Joy

"Kami bertemu saat Joy salah masuk kelas ajhumma" jelas jaehyun yang diakhiri tawanya

Semua orang kaget dan ikut tertawa saat mendengar itu, tidak kecuali Joy yang merasa malu saat di ceritain seperti itu.

"Kenapa bisa menyasar, Joy?" Tanya seulgi

"Pasti karena Joy tidak ingat nama dosenya" ucap Wendy

"Apa dia begitu pelupa?" Tanya Jaehyun sambil mengejek

"Diantara kami Joy lah yang gak bisa diandalkan kalu dalam mengingat tempat" ucap Wendy penuh tawa

"Ya! Wendy" pekik Joy, lanjut nya lagi setelah membungkam mulut Wendy. "Itu... karena aku salah baca petunjuk Denah dikampus" ucap Joy yang sudah memasang wajah yang pura pura mengingat

"Terus apa yang terjadi?"

"Joy masuk dengan buru buru dan duduk, saat dosen menjelaskan materi dia bertanya apa ini kelas Mr. Steve kepada ku? Padahal di layar monitor tertulis jelas nama prof. Alexen" ucap Jaehyun sambil melirik Joy .

Kini Joy yakin wajahnya sudah seperti udang rebus karena malu. "Hentikan jaehyun atau aku tendang kakimu" pekik Joy yang siap melangkah kearah jaehyun

Lagi tawa di ruangan itu begitu hangat. Mereka bercerita tentang Joy dan jaehyun selama di London. Hingga ia menunjukan pukul 10 malam.
.
.
"Aku pulang, Joy"

"Hati hati" ucapnya dengan senyum

"Kau tidak memberikan ku ciuman disini" jaehyun menunjuk ke arah pipinya dan memperlihat kan lesung pipi nya saat dia tersenyum

"Tidak mau. Aku marah dengan mu" ucap Joy pura pura marah

"Baiklah kalau begitu, aku yang akan memberikannya" Jaehyun mencium pipi Joy dengan cepat dan tersenyum melihat wanita didepan nya yang sedang membulatkan matanya karena terkejut

"Masuklah Joy" jaehyun mengelus kepala Joy  dan berjalan menuju mobilnya.

"Ada apa ini, kenapa hatiku tidak merasakan perasaan itu" Joy memegang dadanya dia merasa ada yang salah dengan tubuhnya. Seharusnya dia merasakan rasa itu. Tetapi kenapa dia tidak merasakan itu. Dia nyaman saat berada di dekat Jaehyun tapi hanya nyaman.

Joy berjalan kebelakang rumahnya dan duduk di sana. Dia mengamati bulan yang bersinar meski salju sudah tidak turun lagi. Cuaca dingin yang dia rasakan tidak bisa membuat rasa penasaran nya hilang. Kenapa denganku? Dia mencium ku? Kenapa aku tidak merasakan rasa itu? Bagaimana aku membalas perasaan itu? Apa aku tidak bisa membahagiakan diriku? Tanpa disadari setetes air keluar dari matanya. Joy menghela napasnya dengan kasar.
.
.
.
:Cafe

"Joy" seseorang menepuk pundak Joy dan duduk di depan Joy

"Eonni aku rindu" ucap Joy saat Irene sudah duduk terseyum didepannya

"Yakin? Bukan merindukan yang lain " goda Irene yang melihat adiknya sedang terdiam diapun tertawa "lihat wajahmu Soo. Merah!" Tawa kembali

"Eonni menggodaku?" Joy mengerucutkan bibirnya

"Hahahah, ayolah Joy aku hanya menebak saja. Mengapa kau masih suka tergoda"

"Iya iya. Jadi kenapa eonni ingin bertemu dan hanya kita berdua" tanyanya penuh selidik

"Ya! Emang salah bertemu dengan adikku sendiri?"

"Tidak hehehehhe"

"Minggu depan aku menikah" ucapnya penuh senyum

"Yes, i know. You are happy?"

"Aku sangat bahagia, Ini yang diinginkan setiap wanita, Joy " Irene menatap mata Joy dan melihat ada sebuah kesedihan dimatanya Joy. Dia tau bahwa Joy bahagia dengan pernikahannya tetapi ada yang sedang dipikirkan nya. Wendy dan seulgi sudah cerita tentang situasi Joy kepadanya. Dia ingin Joy berani menceritakan semua denganya. Tetapi hanya mata yang sendu yang sekarang dilihat Irene.

"Eonni percaya cinta?" Tanya nya pelan pelan

"Ada apa Joy?" Tanya Irene dan mengusap punggung tangannya Joy "jika eonni tidak percaya, eonni tidak mungkin memilih Suho oppa, dan akhirnya menikah"

"Anniya" Joy menggelengkan beberapa kali kepalanya. Rasanya tidak tepat membicarakan cinta kepada orang yang tau arti cinta itu

"Kamu masih takut tentang cinta?"

"...." Joy memandangi kukunya yang lebih menarik dibanding pertanyaan Irene

" Cobalah melihat kedepan, tidak selamanya dirimu akan sendirian. Ada saatnya waktu itu datang dan kamu harus memiliki seseorang yang menjagamu, memberi tawa untukmu, membuatmu khawatir, lalu memeluk mu disaat kamu membutuhkan kasih sayang serta mendengar ceritamu di saat sebelum tidur" Irene memegang tangan Joy "percayakan hati mu, tidak ada yang menyakiti mu, hanya dirimu yang takut akan tersakiti"
Joy memandangi wajah Irene. Matanya berkaca kaca. Semua yang di ucapkan Irene menjawab pertanyaan selama ini. Tentang apakah dia membutuhkan seseorang setelah seseorang itu menyakitinya

"Kamu masih mencintai oh Sehun kan Joy?" Seperti kesambar petir, ucapan Irene menjadi pemuncak seluruh pertanyaan dia selama 2 bulan ini.

"Ntahlah, aku tidak mempunyai keyakinan itu" Joy menundukkan kepalanya suaranya terdengar begitu lirih

"Kalau begitu cari keyakinan itu Joy!" Irene dengan semangat nya memberi cara agar bisa mendapatkan keyakinan itu.

Irene tau bagaimana frustasinya seorang oh Sehun, saat kehilangan Joy. Gara gara permainan bodoh mereka. Dia menjadi korban atau karma, maybe ?. Tetapi itu semua sudah di dapatkannya sekarang dia ingin melihat Sehun adik kecilnya menjadi seperti dulu. Mendapat senyum dari wanita didepannya ini, Joy .

"Bagaimana kalau semua cara itu tidak berhasil?" Tanya Joy setelah mendengar semua perkataan irene

"Berati dia bukan jodohmu" Irene menjawab dengan santai dan tertawa ringan

"Eonni jangan bilang siapa siapa tentang rencana ini" Irene mengedipkan matanya tandanya dia setuju

"Fighting Joy!"
.
.
.
.
Aku ingin mencoba meski hasilnya tidak bisa aku harapkan. Setidaknya hati ku bisa melepaskan beban yang seharusnya sudah hilang
.
.
.
.........to be continue.......

Terimakasih yang masih setia membaca, memberi vote serta komentar buat ceritaku ini.

Semoga kalian selalu bahagia 😘😘😘


LIE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang