❣ 5

67 22 9
                                    

dua minggu ㅡ waktu yang tersisa untuk bisa melihat matahari secara langsung.

saat aku tiba di halte, aku melihat matahari yang entah kenapa auranya sedikit berbeda.

sama denganku ㅡ layaknya hujan melanda tiba-tiba disertai dengan gemuruh dan petir.

yang hanya bisa kulakukan adalah menerima realita ini.

ingatlah jika aku yang memanjakan mereka, bukan mereka yang memanjakan aku.

tiba di kampus aku segera mencari lelaki bermarga na itu.

"jaemin!"

aku melihatnya yang sedang berkutat dengan sebatang pensil dan beberapa lembar kertas.

orang memiliki nama itu mengalihkan atensinya padaku.

"kokoro? kenapa mencariku?"

"aku kan sudah bilang padamu, jika auramu itu menyejukkan layaknya angin yang menerpa."

"apa kau sedang ada masalah?"

"besar. sangat besar. menyangkut akan masa depanku."

jaemin tak mengerti apa yang aku katakan.

"aku akan dijodohkan."

setelah aku berkata seperti itu, jaemin mengedipkan matanya beberapa kali dengan ekspresi bingungnya.

"bagaimana bisa?! bahkan kau baru 2 hari memasuki kelas kampus."

"tanyakan saja pada orangtuaku. moodku hancur. pantas saja ayah pulang tiba-tiba tanpa kabar."

dan saat itu pula aura berbeda muncul dari jaemin. dia bukan lagi angin yang menyejukkan, tapi angin yang hendak menyapu bersih kota ini.

"hey, jaemin?"

"ah, maaf. aku ada kelas sekarang. aku duluan ya."

jaemin bergegas menuju kelasnya. di saat itu juga, aku dapat merasakan perbedaan yang drastis. bukan hanya dari aura, bahkan pergerakannya, juga kata-katanya ㅡ benar-benar layaknya angin topan.


N.B.

sepi...........tysm for the vote and ly <3

 ㅡ sᴜɴ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang