❣10

89 19 2
                                    

aku tak bisa berkata.

bulan?

jadi selama ini ca- aku tak mau menyebutnya. dia itu orangnya.

dan matahari ㅡ ia juga memperhatikanku?

"to-tolong ambilkan air."

aku tersentak dan kelabakan. begitu aku memberikannya air, aku pun memberitahu ayah dan ibu bila si matahari telah siuman ㅡ namun aku tak menyebutnya matahari di depan mereka.

karena dokter akan memeriksa lebih lanjut matahari, kami pun keluar dari ruangan.

'ah iya, siapa nama asli matahari.'

belum sempat akan melihat namanya ㅡ datanglah satu orang yang mengalihkan atensiku.

"na jaemin?!"

pemilik nama pun mengangkat kepalanya dan terkejut melihat aku.

"kokoro? apa yang-"

jaemin menghentikan omongannya setelah melihat yang ada di belakangku.

orang tuaku sedang bercakap-cakap mengenai jenjang yang lebih serius.

aku sangat amat yakin jaemin mendengarnya.

"sedang apa kau di sini?"

"menjenguk sahabatku."

"jaemin? wah sudah besar ya. ingin menjenguk ya? sebentar ya, sedang dicek dokter."

itu ayah matahari.

aku baru ingat ㅡ jaemin bukan dari kalangan bawah. jaemin merupakan kalangan atas, setara dengan orang tuaku dan juga orang tua matahari.

"ngomong-ngomong, ini adalah calonnya. apa ia cerita padamu?"

dapat kulihat ㅡ wajah jaemin semakin mendatar dan runyam.

"iya om. kami sudah saling mengenal juga. ia sekampus denganku."

senyuman palsu ㅡ haruskah ia menampangkan wajahnya dengan senyuman itu?

"temani dia dulu ya jaemin."

"baik om."

kami duduk dengan jarak yang agak jauh. canggung? tentu saja.

"kenapa kau tak bilang?"

"bilang apa?"

ya ampun ingin rasanya ku berteriak ㅡ bahkan aku tak tahu namanya siapa.

"kenapa kau tak bilang jika kau dijodohkan dengan donghyuk?"

"karena aku baru mengetahui namanya setelah kau sebut tadi."

jaemin menoleh kepadaku dan tertawa.

aku? bersungut.

"bagaimana bisa kau tidak mengetahui nama calonmu sendiri kkk."

"entah. dan ternyata ia adalah matahari."

jaemin diam dan hanya tersenyum.

dokter telah keluar dari ruangan 'donghyuk'. akhirnya aku mengetahui namanya baru saat itu. menyedihkan.

"aku masuk terlebih dahulu. setelah itu, kau boleh berduaan dengannya kkk."

na jaemin tak akan berubah. ia hanya satu-satunya sahabatku. dan aku menghargainya sebagai sahabat.








"jadi kau ini sekampus dengan jaemin?"

ma- donghyuk bertanya padaku.

"i-iya."

ia bukan lagi matahari ㅡ ia donghyuk. lee donghyuk.

"kau menamaiku matahari ya?"

aku terkejut ㅡ pasti jaemin yang bercerita.

aku hanya mengangguk.

"dan aku menamaimu bulan. karena aku tak tahu namamu juga. aku baru tahu setelah diberitahu jaemin."

"aku juga begitu."

kami berbincang lebih lanjut. dan aku bukanlah orang yang mudah bergaul. tertawaku sangat renyah.






"matahari dan bulan ya...sepertinya jika kita tak dijodohkan, mungkin memang takdir yang menjodohkan."








++

++

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

++




׺°"˜'"°º× ᴛʜᴇ ᴇɴᴅ ׺°"˜'"°º×

28th June 2019

© Quᴇᴇɴʙʏ ♚, yoorimheo 2019


N.B.

ini setelah 1? 2? bulan ya gitu akhirnya selesai. (aku malu dgn manipnya~)nanti...ya gtw kapan pokoknya ada...pov-nya lee donghyuk~ dan na jaemin~ tapi gtw kapan pokoknya ada yakin. tapi gak janji :D tunggu aja pokoknya. tysm yg mau ngikutin kegajean...yang...gaje... and ly <3

 ㅡ sᴜɴ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang