DG 12

289 29 4
                                    

Happy reading 📖 📖 📖





🥀 🥀 🥀


"Aku tak pernah melarangmu untuk melakukan apa yang kau mau. Tapi aku suamimu kamu sekarang istri ku."

"Aku tak akan membiarkan dirimu bertemu namja itu lagi"

"Aku tak akan pernah mau menerima anak namja itu sebagai anak ku."

"Aku tak akan membiarkan bayi itu lahir"

"Buang bayi sialan itu"

"Aku tak akan mau menerima anak sialan itu. TAKKAN PERNAH ZHANG CHANYEOL!!"

"MATI KAU ANAK SIALAN"

~

"ANDWAEEEEEEEE" Lay yang tertidur di samping chanyeol terbangun mendengar teriakan chanyeol.

Mimpi. Mimpi itu seperti nyata bagi chanyeol. Ia merasa sesak pada dada sebelah kiri. Chanyeol melirik sisi ranjang yang terdapat suaminya

"Chanyeol kamu kenapa?" chanyeol menatap lay

"Oppa, ak-aku , aku tak apa apa lay oppa" chanyeol mencoba mengatur nafasnya

"Apa kamu mimpi buruk?" tanya lay cemas melihat wajah Chanyeol penuh keringat

Chanyeol mengangguk "Ne oppa, oppa. Lay oppa chanyeol takut" chanyeol memandang lay lekat

Ketakutan dari mimpi yang didapat chanyeol sungguh membuat lay terkejut atas pelukan yang ia dapat

"Ada apa chan? Apa mimpi buruk itu sehingga kamu takut. Apa yang kamu takutkan?" Lay terkejut tiba tiba chanyeol memeluk lay erat

Lay ingin membalas tapi takut pelukan itu berakhir. Tapi pelukan chanyeol belum lepas dan semakin erat pada dirinya. Dengan memberanikan diri lay coba membalas pelukan chanyeol

Chanyeol menangis dalam pelukan lay, lay mendengar chanyeol menangis melepaskan pelukannya. Lay panik melihat air mata chanyeol mengalir deras seperti sungai

"Chanyeol kenapa kamu menangis? Apa isi mimpi buruk itu? Apa yang membuat dirimu takut sehingg kamu seperti ini?" Lay melempar beberapa pertanyaan. Chanyeol masih menangis dengan isakannya

"Chanyeol ngomong apa yang kamu takutkan? Bicara pada oppa, jangan seperti ini!" kata lay menghapus air mata chanyeol yang membasahi pipi chubbynya

"Andwae oppa hiks . . . hiks lay oppa, channie mohon hiks . . . hiks" isak tangis chanyeol

"Chan, oppa mohon jangan menangis. Cerita pada oppa kenapa chan?" Lay masih belum tau kenapa dan apa yang chanyeol takutkan

"Lay oppa pernah berjanji kan pada channie?" Lay mengangguk dengan pertanyaan chanyeol

"Lay oppa menerima anak channie kan? Walaupun ia bukan darah daging lay oppa?" lagi lagi lay mengangguk

"Ne channie weayo? Oppa sudah pernah bilang oppa akan menyayangi dan mencintai anak channie seperti oppa menyayangi anak oppa sendiri" kata kata lay tak urung membuat isak tangis chanyeol berhenti

"Channie apa mimpi buruk barusan, jika oppa tak menyayangi anak channie?" tanya lay pada chanyeol

"Ne oppa hiks . . oppa tak menyayanginya hiks . . Bahkan anak hiks . . channie tak oppa hiks . . izinkan lahir hiks . ." isang tangis chanyeol

"Astaga channie, maafkan oppa jika dalam mimpi channie oppa sejahat itu. Lay oppa tak akan melakukan hal jahat itu apa lagi itu menyangkut channie. Apa oppa boleh mengajaknya berbicara?" chanyeol mengangguk saat lay meminta izin mengobrol dengan bayi diperut chanyeol

Don't GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang