20

328 19 0
                                    

Sore pukul 4, akhirnya Jennie sampai di rumahnya yg dulu. Ia bergegas masuk dan ternyata pintunya tidak terkunci. Saat masuk ia mendapati seorang wanita cantik berambut cokelat tengah menyiapkan sesuatu di meja makan.

Jennie berjalan mendekat dan memegang bahu wanita itu. "Siapa kau?" tanya Jennie dan wanita itu menoleh dengan ekspresi terkejutnya.

"A-ahm... A-aku... Teman tuan Kim" jawabnya sambil terbata. Mata Jennie memicingkan matanya menyelidik. Ia sedikit tidak suka dengan orang ini.

"Teman? Bagaimana kau bisa masuk ke rumah appa ku? Dan... Sembarangan sekali kau masuk ke sini" ucap Jennie dengan nadanya yg terdengar tidak suka.

Wanita itu segera mengulurkan tangannya dengan canggung. "A-aku.. Park Minyoung. Aku teman sekaligus sekretaris ayahmu" ujar wanita yg bernama Park Minyoung itu, Jennie membalas uluran tangannya dengan ekspresi yg masih sama.

"Apa itu? Bekal? Untuk siapa?" tanya Jennie sembari mendatangi kotak bekal di atas meja makan itu lalu membukanya.

"Bubur? Bubur ayam? Cih, appa tak akan suka ini" gumam Jennie tanpa dapat di dengar Minyoung.

"Ayahmu sakit ginjal. Dan.... Akhir-akhir ini aku sering datang ke sini karena ayahmu yg mudah drop dan banyak pikiran. Ia sama sekali tidak mau memberitahu kenapa dia seperti itu" jelas Minyoung panjang lebar, Jennie merasa sangat bersalah karena pergi sembarangan.

Ayahnya sangat menyayangi dirinya, ia tidak ingin menjadi anak yg durhaka. Ia menundukkan kepalanya lalu mengangkatnya kembali dengan cepat. Ia tak ingin kelihatan lemah di hadapan Minyoung.

"Ya sudah, aku akan ikut denganmu ke rumah sakit tempat appa dirawat, tapi... Tolong ganti makanannya, aku sangat mengenalnya. Aku percaya dia pasti langsung muntah saat memakan itu" Jennie melirik kotak makan yg berisi bubur ayam itu dan Minyoung menyengir.

"Aku tidak bisa memasak yg lain selain makanan ramen, bubur, dan telur gulung. Itu saja, maaf yaa. Akan aku ganti" jelas Minyoung sembari mengambil kotak bekalnya dan kemudian menaruhnya di dalam lemari penyimpanan makanan milik keluarga Kim.

"Ya! Apa yg kau lakukan? Buang bubur itu, ah.. Jangan. Mana, kumakan saja" Jennie langsung mengambil kotak makan itu dan memakannya di meja makan.

"Mmm... Lumayan, enak kok. Tapi, sama saja jika appa sedang sakit. Buburnya akan terasa hambar" ucap Jennie sembari menoleh pada Minyoung yg duduk di depannya.

"Iya juga ya... Kenapa tak terpikirkan olehku ya... Dan terimakasih juga atas pujiannya" Minyoung tersenyum dan Jennie menatapnya sekilas lalu mengangguk.

"Oh ya, namamu Jennie Kim, Kim Jennie kan?" tanya Minyoung dan lagi-lagi Jennie hanya mengangguk. Minyoung menatap Jennie dengan pandangannya yg terlihat lembut sembari tersenyum kecil.

"Kau pasti operasi hidung" ujar Jennie tiba-tiba dan Minyoung terkejut, bagaimana dia bisa tahu?

"A-ahh apa siih, tidak! Mana buktinya kalau aku operasi hidung?" tantang Minyoung sembari memajukan wajahnya dan Jennie langsung menyentuh hidung Minyoung.

"Lihat ini... Aishh, ini terlalu perfect. Tapi aku tahu, kau operasi plastik juga ya kan? Ini, lihat. Bagaimana ada orang dengan proporsi wajah yg seperti baby ini. Jelas-jelas kau operasi plastik" ucap Jennie lalu duduk kembali. Minyoung tampak menatap tidak suka pada Jennie.

"Aku tahu kau cantik alami, aku tahu kau memiliki badan yg Bagus dan semuanya sempurna di kehidupanmu. Aku... Melakukan ini hanya untuk merasakan bagaimana cara orang-orang memandang wanita cantik. Aku hanya ingin tahu rasanya saja" ucap Minyoung sembari menundukkan kepalanya. Jennie juga tampak memandang wajah Minyoung dengan tatapan tak suka.

I Love You [Kang Daniel×Jennie Kim]••[SLOW UPDATE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang