Two

205 23 0
                                    

Kayla dan Keyla berjalan memasuki gerbang sekolah. Keduanya memang masih berstatus sebagai pelajar dan terhitung menjadi salah satu murid kelas XII di SMA Taiyou. Kayla menempati kelas IPA 1 sedangkan Keyla kelas IPA 3. Kayla memang terbilang lebih cerdas dibanding Keyla. Keduanya berpisah saat Kayla berbelok masuk ke dalam ruang kelasnya. Sedangkan Keyla tetap masih berjalan karena kelasnya berjarak satu kelas lagi.

Keadaan ruang kelas XII IPA 1 berubah hening seketika saat Kayla masuk. Gadis itu memasang wajah datar saat memasuki kelas hingga membuat suasana menjadi mencekam. Tapi Kayla tidak mempedulikan hal itu dan langsung duduk di bangkunya yang berada di baris kedua dari belakang sebelah jendela.

"Apa?" Tanya Kayla sinis pada teman sekelasnya yang sama sekali tidak mendapat jawaban apapun. Mereka semua menggeleng dan ada yang bergumam 'tidak' lalu kembali melanjutkan kegiatan mereka.

Kayla hanya mengangkat bahu acuh lalu meraih ponsel di sakunya untuk dimainkan. Dengan Kayla sadari ada seseorang yang memperhatikannya dari kursi pojok paling belakang.

Berbeda dengan keadaan Keyla. Gadis itu terlihat tengah tertawa bersama dengan beberapa temannya. Keyla memang lebih menyenangkan daripada Kayla. Gadis itu sangat mudah bersosialisasi dan punya banyak teman. Berbanding terbalik dengan Kayla yang super cuek.

Sama halnya dengan Kayla. Keyla juga menyadari ada seseorang yang memperhatikannya dari kursi di satu barisnya sambil senyum-senyum tidak jelas membuat Keyla ingin menusukkan pisau ke dalam perut orang itu.

Di mata semua orang Kyala dan Keyla hanya gadis biasa yang berbeda sifat meskipun kembar. Orang-orang hanya mengetahui jika K bersaudara ini hanya tinggal sendiri tanpa orang tua. Ya, orang tua mereka memang telah meninggal sejak 5 tahun yang lalu. Tetapi semua orang tidak tahu satu dimana keduanya tinggal, bagaimana keseharian mereka, dan sebuah rahasia besar yang selama ini ditutup oleh dua bersaudara ini.

...

Saat jam istirahat, Keyla telah berdiri di depan kelas Kayla. Gadis itu dengan senyum sumringahnya  ingin mengajak Kayla untuk pergi ke kantin. Tapi segera ia urungkan saat melihat seorang laki-laki bertubuh jangkung yang mendekati meja Kayla.

"Wiw, sapa tuh? Berani amat dah, wkwk," gumam Keyla sambil cengengesan tidak jelas di depan kelas Kayla. Beberapa murid yang melihat tingkah Keyla pun menatapnya dengan aneh.

"Kay," panggil seorang laki-laki pada Kayla yang tengah membereskan buku-bukunya.

"Mau ke kantin?" Tanya laki-laki itu saat panggilannya sama sekali tidak direspon oleh Kayla.

"Gak," jawab Kayla lalu berdiri dan berjalan keluar kelas. Di sana ia bertemu dengan Keyla yang tengah cengengesan.

Laki-laki itu hanya menatap kepergian Kayla bersama dengan Keyla.

"Siapa tuh cowo? Berani amat?" Ujar Keyla pada Kayla di sampingnya. Mereka berjalan berdua menuju kantin dan Keyla yang masih tertawa membuat Kayla menjadi kesal.

"Entah," jawab Kayla seadanya. Ia memang tidak mengenali laki-laki itu. Apa dia teman sekelasnya?

"Lha, kecebong. Temen sendiri gak tau," cibir Keyla merutuki kakaknya yang terlalu cuek. Bahkan teman sekelas pun tidak kenal.

"Bodo," Kayla hanya mengangkat bahunya acuh, Keyla mendengus mendengarnya. Mereka pun segera mencari tempat duduk begitu sampai kantin.

...

Seorang laki-laki tengah duduk termenung di ruang kelasnya. Pandangan laki-laki itu tak lepas dari sosok seorang Kayla yang baru saja masuk ke dalam kelas dengan muka datar. Raut wajah datar itulah yang menjadi candunya selama dua tahun terakhir ini.

The Death TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang