10

40 6 3
                                    



happy reading!💜

>•<

Iris mata lelaki itu gencar kesana-kemari mencari seseorang yg ia tunggu sejak 15 menit lalu.Seorang Jeoni Arka menunggu di depan kelas Kimora.Hanya untuk mempertanyakan keadaan saja atau bertegur sapa.Chatt darinya belum di balas sama sekali,sepertinya gadis itu kelelahan.

Jadi ada salah satu teman kelas Kimora keluar, "Eh .. ada Oca ga?." Siswi itu mengerutkan dahi tampaknya bingung. "Kimoranya ada?." Siswi itu mengalihkan pandangannya ke dalam kelas mencari manusia berbatang bernama lengkap Kimora Oxana. "Keknya ga datang,deh." Jeka hanya tersenyum sebagai balasan.Sudahlah,mungkin nanti sore atau malam ia akan datang ke rumah Kimora.

Sepertinya Jeka dong,gentle.

Bel berbunyi tak lama.Semua siswa masuk ke dalam kelas terburu-buru apalagi siswa yg ada di kantin. "Bil,Oca mana?." Kim bertanya.Bila menggelengkan kepala, "Gue juga ga tau.Keknya sakit,deh." Jawabnya.Guru yg mengajarkan bahasa inggrispun masuk.

"Kimora Oxana?." Panggilnya.

"Sakit,Pak." Sahut ketua kelas.

Lelaki yg duduk di belakang langsung mengerutkan alisnya.Tumben saja seorang Kimora Oxana sakit.Biasanya juga jika dia sakit ia akan memaksakan diri untuk sekolah.Tiba-tiba ada suatu pikiran terlintas,Apa sakitnya separah itu?.Makanya Nate kalo mau tau baikkan,dong.Nate tiba-tiba menggerutu di dalam hati,pikirannya saling sahut-menyahut.Mempertimbangkan sesuatu.

Tunggu sebentar .. bukannya dia ingin move on?.Jadi,Nate langsung mengabaikan pikirannya dan berusaha fokus kepada pelajaran.

>•<

Bel pulang berbunyi beberapa menit yg lalu.Kim yg sudah memparkirkan motornya di depan gerbang karena menunggu kebeadaan Bila.Mereka berdua tadi sepakat ingin menjenguk Kimora ke rumahnya.Tapi jika saja mereka tau kalau Kimora benar-benar ingin sendiri dulu.

Jam sudah menunjukkan jam empat lewat.Dan Bila belum menunjukkan wajahnya.Akhirnya sosok yg di tunggu sudah muncul, "Sorry .. sorry,kelamaan ya?." Ujar Bila mempertanyakan.Kim hanya mendengus sebal mungkin ada 30 menitnya terbuang sia-sia. "Lama banged.Pakai D." Ucap Kim.Bila mensiniskan matanya, "Lebay lo." Komennya. "Udah naik aja langsung." Kim mulai memakai helmnya.

Dan menjalankan motornya ke arah rumah Kimora.Sepanjang jalan memang hening tapi jantung Bila sudah seperti tempat clubbing.Kim membawa motor benar-benar seperti orang kesetanan.Bahkan kaki Kimora melemas seketika.Ia berdoa agar cepat sampai,dan juga ia tidak ingin mati muda.

Saat motor Kim mulai masuk ke pekarangan rumah Kimora.Bila benar-benar mengucapkan hamdalah di dalam hati berulang kali.Rasanya sehabis turun dari motor ini Bila ingin sekali memukul kepala Kim.Bisa-bisanya ia mengebut seperti itu?.Kim melihat Bila dari atas sampai bawah.

Ia tertawa melihat keadaan Bila, "Gimana gue bonceng enak ga?." Mata Bila langsung membulat. "Sinting lo.Hampir aja gue mati,anjirr." Kim hanya tertawa renyah.

Kaki mereka berduapun langsung membawa ke teras rumah Kimora.Bila mengucapkan salam satu kali dan langsung di sambut hangat oleh Ibu tiri Kimora. "Temennya Obii kan?." Mereka berdua sempat bingung.Obii?Siapa itu?. "Obii?." Ulang Bila.Fitta menganggukan kepalanya.Lalu raut mukanya berganti lagi, "Oca oca maksud,Tante.Kalo di rumah dia di panggil Obii." Bila hanya menganggukkan kepalanya mengerti.

Lama-lama nama Kimora menjadi banyak.Sudahlah susah di ucapkan,nama panggilannya banyak pula.

"Kami ke atas langsung ya,Tan." Fitta hanya mengangguk sebagai izin.

***

"Bisa sakit juga lo?."

"Manusia gue ini,anjay." Ujar Kimora yg terduduk lemas. "Lo sendiri?." Bila menggeleng.Kimora pikir Bila pergi dengan Nate tau-taunya dengan seseorang yg baru dekat dengannya tempo hari lalu.Disana Kim berdiri di depan kamar Kimora dengan senyuman canggung.Ia melangkah mendekat,mulai memasuki kamar Kimora.

"Gue .. ga terbiasa masuk kamar cewe."

Kimora masih menoleh,sepertinya ia ingin berbicara.Kim dan Kimora bertatapan.Kim tertegun ada sebuah getaran di hatinya bahwa ia harus menyelamatkan Kimora.

"Emang lo ga punya kakak cewe?."

Kim menggeleng, "Gue anak tunggal." Samar Kimora bisa melihat sebuah senyuman kecut yg penuh arti.Ada sapuan hangat di punggung tangan Bila,itu tangan Kimora. "Bil,Lo ga pulang aja?." Tawar Kimora.Bila sedikit menimbang sebenarnya sih ia tidak boleh pulang telat.Setidaknya magrib harus sudah sampai rumah.

"Bentar lagi aja,deh." Ucapnya.

Ada suara deheman yg Kimora tau siapa itu.

"Obii .." panggilnya.Disana telah berdiri Ayah Kimora dengan wajah tertekuk.Sepertinya malam ini akan terjadi sesuatu.Kim dan Bila hanya bisa menyapa dengan senyuman mereka.



>•<



"Jadi sekarang kita sepakat menjodohkan mereka?." Kimora hanya menyimak.Di seberang sana sudah ada seseorang yg ia kenal betul sifatnya bagaimana.Dan tiba-tiba mereka di jodohkan karena bisnis perkerjaan.

"Tentu saja,Pak." Ayahnya berujar sambil memberi senyuman terbaiknya.Ingin sekali Kimora berteriak sekarang bahwa ia tidak menyetujui ini. "Aku gamau di jodohkan." Gumamnya pelan.Benar-benar pelan sampai tidak ada yg tau.Ia berdiri dan suara decitan kursi dengan keramik beradu terdengar.Semua fokus yg ada di meja bundar itu langsung tertuju padanya.

"Mau kemana?."

"Toilet."

Setelah itu kakinya membawa pergi.Secepat mungkin bahkan ia sudah lari.Tapi heels yg di kenakan di kakinya benar-benar sangat merepotkan.Ia berhenti sejenak,di depannya ada sebuah cermin besar.Ia melihat dirinya sendiri,riasan wajah,gaun ini,penampilan ini.Sama sekali bukan dirinya.Ia mematung beberapa saat.

"Gue udah nebak kalo lo bohongan doang ke toilet." Tanpa membalikkan tubuh Kimora sudah tau itu suara siapa.Ia mendecih pelan.Setelah itu mulai memainkan ponselnya menelfon seseorang yg mungkin bisa menolongnya dari iblis-iblis yg sedang mencekiknya.

"Mau kabur?." Lalu ia tertawa meremehkan. "Silahkan,tapi gue tetap bakal pertahanin perjodohan ini.Gue anak tunggal .. kemauan gue selalu di ikutin." Kimora mendengar semua itu.Tapi ia hanya mengabaikan seperti angin lalu.

Ting!

Ting!

Naya : Kesini buruan.Lo bakal kaget ada siapa disini.
Naya : Trust me.

Ia mengabaikan lagi.Padahal jika saja Kimora tau siapa yg Naya maksud,bisa-bisa ia menangis di tempat itu juga.Tapi Naya juga tidak mau menyerah,ia menelfon Kimora.Lagi-lagi Kimora mengabaikan.

Ia membalikkan tubuh,sudah tidak ada siapapun disana.Lelaki itu sudah kembali.Kakinya mulai berjalan,pelan tapi pasti.Ia hanya penasaran siapa yg di maksud Naya.Langkah terakhir dan akhirnya mencapai tempat itu kembali.

"Obii .." ia melotot kaget.Sosok itu kembali muncul.Ia menutup mulutnya tak percaya.Tiba-tiba ada seseorang merangkul sosok yg sempat memanggil Kimora. "Bunda,kenal sama dia?." Kimora mengerutkan alis.Selanjutnya,ia mengerti apa yg sedang terjadi.

"Iya,kenal.Karena itu anak kandung bunda,Nate." []

>•<

bingung?.
aku juga AKWOAKWOAKWOWKO.

➳ 𝙝𝙞𝙧𝙖𝙚𝙩𝙝  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang