17

34 7 5
                                    





"What will you do if take you first kiss?." Suaranya masih terngiang dan melekat di kepala Kimora. Ia tersenyum sambil tertunduk, menggaruk-garuk pundaknya sambil melanjutkan kata-katanya, "Gimana?, Udah bagus gak?."

Lantas yg di tanya mengerutkan keningnya, sepersekon kemudian ada beberapa duri yg menusuk hatinya. Tapi gadis ini sadar, laki-laki di depannya ingin di beri pendapat. Jadi ia mengulas senyum palsu yg hampir mirip dengan aslinya, "Iya, bagus kok."

are you trying to broke me or smth stuff like that, Mr.Kim?, you smell like shit stuff. Batinnya sambil mendengus. Wajah Kim sangat dekat dengan wajah Kimora, bahkan hampir ingin seperti ciuman.

Dan ya benar, Kim melakukannya. Tapi bukan di bibir, tepatnya di pipi.

"Kalo gue ralat, gue sukanya lo gimana?."

"Bodo ah..."

Kim kembali mendekatkan wajahnya,

"Gue cium nih."

Kimora menutup matanya erat. Kemudian ada benda kenyal menempel di daerah dahinya. Suara berat itu kembali bersuara, "Jangan nyerah." Ia memperingatkan. Mata Kimora terbuka saat itu juga, maniknya bertemu dengan manik itu lagi.

Tiba-tiba ada sebuah genangan di matanya. Entah mengapa ia rasanya ingin menangis sejadi-jadinya di depan laki-laki ini. Ia ingin laki-laki ini menjadi salah satu rahasianya, ia ingin hanya Kim yg memeluknya saat ia menangis.

Satu tetes air mata turun ke pipinya, Ia tersenyum supertipis, "Makasih." Hanya ucapan itu yg meluncur dari mulutnya.

Dan kembali bibir itu terkunci rapat.

"I'll protect you from now, because you're .."





———









Earphone adalah benda yg sangat penting untuk Kimora. Karena jika di sekolah ia harus meredamkan suara-suara bising dengan lagu-lagu yg ada di ponselnya. Ponselnya bergetar, menunjukkan pesan masuk.

Jeka
Istirahat pertama temuin gue di rooftop.
read 10.31

Tak lama suara bel istirahat berbunyi. Tungkai Kimora langsung bergegas menuju kesana, ia yakin Jeka pasti sudah menunggunya disana. Dan benar, saat disana yg ia tatap pertama kali adalah punggung Jeka.

Kelihatan dari arah belakang, Punggung itu terlihat lemas, seperti orang habis putus cinta. Suaranya terkumpul dan langsung menyorakkan sebuah nama. Yang di panggil langsung membalikkan badannya, tersenyum kecil sambil menghampirinya.

Mereka berdua seolah berbicara melewati mata, sampai akhirnya suara Jeka yg kedengaran sedikit memerintah itu tertangkap oleh rungu Kimora.

"Tell me pretty lies, look me in the face." Jeka bergumam sambil mengambil tangan Kimora yg menganggur. Ia melanjutkan, "Tell me that you love me."

Masih diam.

"Jek-." Kimora baru menangkap apa yg di maksud oleh Jeka.

"Even if it's fake .." gantungnya. Ia menegakkan kepalanya seakan tidak ingin terlihat kecil di hadapan dunia, "Cause i don't fcking care, at all."

Kemudian Kimora merapalkan sebuah kata, "I love you," Jeka tersenyum saat itu juga, dan juga hatinya merasa sakit karena itu hanya pernyataan palsu.

➳ 𝙝𝙞𝙧𝙖𝙚𝙩𝙝  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang