23

31 4 0
                                    




Jika bersamamu adalah kesalahan, aku tidak peduli.

-

Selama waktu kau menghilang aku ada disini, sekarang aku melihatmu terbaring lemas dengan semua kabel-kabel sialan itu. Aku tau seberapa sakit yg kau tahan karena itu menyakitiku juga, ini berat sialan bagaimana bisa aku tidak menintikkan air mata. Aku memindahkan pandanganku ke arah lain disana terdapat cerminan diriku, aku melihat dirimu di belakangku tersenyum dan mengisyaratkan kau tidak apa-apa.

Selang detik berikutnya bau khas yg selalu di miliki Nate menimpuk indra penciumanku. Aku memeluknya dia pun juga begitu, aku menjatuhkan ragaku padanya bersandar hingga rasanya stok air mataku habis. Semuanya sudah berkumpul, ibunya Kim, ayahnya. Suara engsel pintu terbuka membuat semua berbalik dan menanyakan bagaimana.

Mendengar jawabannya aku terkesiap, dan aku rasa dia akan hidup untukku selamanya. Walau tidak harus bersama.

~

Aku masuk kedalam ruanganmu, mengambil punggung tanganmu untukku genggam. Dingin sekali, aku menaikkan kepalaku mencari dimana dahi mulus itu agar mendaratkan kecupan kecil. Tak sadar air mataku jatuh saat melakukan itu.

"Kau akan sembuh, kau akan hidup untukku." bisikku kecil.

Aku keluar secepat mungkin karena rasanya tangisan ini sudah tidak tertahan lagi.

Kim, sungguh kau sangat berarti bagiku. Aku benar-benar mencintaimu. Darimu aku belajar bahwa rumah bukanlah tempat tapi seseorang yg kau jadikan tempat untuk bersandar. Yang bersedia menjadi telingamu, bahumu, bahkan juga sekali nyawamu.

Dan kau lah rumahku, dan aku rumahmu. Kau sudah memberi telingamu untukkku, bahumu untukku, sekarang giliranku memberi nyawaku untukmu. Tesnya sudah cocok aku akan pergi dan tinggal di dalam dirimu. Jangan khawatir, aku akan hidup bersamamu, selamanya.

Kim, aku harap di kehidupan lain aku menemukanmu lagi.

-

that day; throwback

Setelah sekian lama aku menemuimu dengan keadaan yg berantakan hingga rambut, kumis, dan janggutmu memanjang. Rasa geli itu muncul tapi seketika menghilang ketika mendengar pengakuanmu itu. Sebelumnya kita berdebat kecil mengapa kau menghindariku. Dan aku mendapatkan jawabannya, kau sakit, bahkan nyawa taruhannya.

Mengapa kau tidak bilang saja padaku, aku jadi menyesal mengapa waktuku ku habiskan di dalam ruangan yg suka memberiku obat-obatan itu. Aku belum menanyakan kau sakit apa tapi pasti itu sangat parah hingga kau menyatakan waktumu tidak banyak.

Aku melonggarkan sedikit mencari matamu yg kelam, aku nyaman menatapnya. Dengan suara yg bergetar dan khawatir, "Aku mohon.. bertahan lah demi aku. Teruslah hidup, untukku." dan selanjutnya kau menangguk lemas dan kembali menarik kepalaku kembali kepada dadamu. Sedikit tenang karena mendengar detak jantungmu berdetak normal, indah aku suka suaranya.

Kim kau sangat indah, berasalah dari manakah Tuhan menciptakanmu. Kau sempurna hingga semua gadis bisa memujamu seperti Tuhan. Aku tergelanyut sangat nyaman di pelukanmu hingga tertidur dengan dengkuran kecil.

Aku masih setengah sadar, bahkan memelukmu dengan sekuat tenaga padahal tenaga ini hampir habis. Kau berdehem kecil suara tawa kecilmu menghiasi indra pendengaranku. Kau tak berhenti mengusap-usap punggung tanganku dan sekarang kau memindahkan tubuhku ke pangkuanmu. Dengan leluasa aku bisa memelukmu hingga semua suara- suara yg kau buat bisa terdengar.

➳ 𝙝𝙞𝙧𝙖𝙚𝙩𝙝  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang