11

39 9 3
                                    



happy reading!

>•<

"Dimana Ibu negaranya,nih." Ujar Fitta penasaran.Edward Gustiono melihat ke arah jam tangannya.Sudah sekitar 60 menit tapi Istrinya juga belum muncul.Suara heels beradu dengan keramik mendekat dengan bau parfum yg benar-benar elegant dan dewasa.Edward kenal betul ini siapa.

"Ini Istri saya." Edward memperkenalkan istrinya kepada keluarga besarnya Samuel.

"Winka Salvina."

Siapa yg kira kisah ini akan serumit ini?.Putri sulung Samuel sibuk menelfon seseorang.Bagaimana bisa Samuel berjumpa dengan mantan istrinya tapi dengan menyandang ia telah menjadi istri orang lain.Dan itu teman bisnisnya.

"Sepertinya lebih baik kita menunda atau memikirkan kembali perjodohan ini." Samuel langsung meninggalkan ruangan dengan raut muka masam.Edward menjadi bingung dan sepertinya satu-satu yg menjadi harapan hanyalah Fitta.

Ada gadis yg sedang berdiri tertegun di depan sana. "Obii .." .Putra tunggal Edward langsung merangkul Winka. "Bunda,kenal sama dia?." Winka mengangguk sambil menundukkan wajahnya.Bahkan saat ini ia benar-benar ingin menghilang dari hadapan semua orang yg ada disini.

"Iya,kenal.Karena dia anak kandung bunda,Nate."

Edward yg bisa mendengarkan itu menjadi benar-benar tidak menyangka.Ini menjadi rumit.Semua memang tidak ada yg bisa menyangkal takdir,tapi itu harus di jalani.

"Pak,sepertinya acaranya kita tutup sampai disini.Dan kita lanjutkan di lain waktu." Fitta menutup pada akhirnya.Winka merasa sedih dan senang di bersamaan,senangnya ia bisa melihat putra-putrinya tumbuh dengan baik.Dan sedihnya kenapa harus di waktu yg salah?.

Nate juga tidak kalah terkejut.Kemungkinan memiliki Kimora yg tadinya berpeluang besar menjadi hilang karena satu orang.Nate juga tidak pernah berpikir bahwa Ibu tirinya adalah Ibu kandung Kimora.Bagaimana bisa?Nate dan Kimora dulu benar-benar dekat tapi mereka sangat jarang menanyakan tentang keluarga.

Mereka hanya sering mengadu luka apa yg sedang mereka jalani.

"Jangan mendekat selangkah lagi."

"Obii .. maafin mama."

"PERGII!." Ia berteriak hingga terdengar di setiap penjuru.Naya hanya bisa menintikkan air mata tak percaya,persis di beberapa tahun lalu.Kimora juga seperti ini.Naya mengangkat tubuh Kimora yg sudah berlutut karena tidak kuat menumpu tubuhnya.

"Mama bisa jelasin." Suara Winka menjadi sedikit bergetar.Gafreel melangkah mendekat kepada Ibu kandungnya.Ia memeluk ibunya erat sudah lama sekali ia tidak melakukan ini. "Adek tau kok mama pasti punya alasan." Bisiknya pelan.Rasanya lega ada seseorang yg bersimpati pada dirinya.

"Kami tunggu mama." Winka berusaha mengulas sebuah senyum walaupun ia sedang menangis.Gafreel melepaskan pelukannya dan membantu Naya menenangkan Kimora.

"Obatnya,Freel.Ambil di tas dia." Perintah Naya.Jempol Naya sudah luka karena menahan mulut Kimora agar terbuka.Rasa bersalah kembali menyelimuti Winka.Ia meninggalkan putrinya dengan luka yg benar-benar dalam.

"Udah,masukkin aja." Gafreel langsung memasukkan beberapa pil kedalam mulut Kimora.Tubuh Kimora tiba-tiba menjadi diam setelah itu.Gafreel mengangkat tubuhnya keluar dari restoran ini.Untung saja tidak ada siapa-siapa di ruangan ini karena memang sengaja di pesan special.

➳ 𝙝𝙞𝙧𝙖𝙚𝙩𝙝  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang