Prolog

5.1K 102 0
                                        

New York, USA 07:30 AM.

Sebuah mobil sport Lamborghini Veneno Roadster keluaran terbaru berwarna putih melaju melintasi jalanan kota menuju sebuah gedung pencakar langit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah mobil sport Lamborghini Veneno Roadster keluaran terbaru berwarna putih melaju melintasi jalanan kota menuju sebuah gedung pencakar langit. Mobil sport itu berhenti di depan sebuah gedung dan keluarlah pria tampan dengan pakaian formalnya.

Pria itu melangkah memasuki sebuah gedung perusahaan dengan santai. Saat dia berjalan masuk semua karyawan menunduk hormat dan menyapanya. Tapi dia hanya melewati mereka tanpa membalas sapaan mereka.
Yah, begitulah sifatnya dingin.
Dia memasuki lift menuju ruangannya di lantai 59.

Yah, gedung ini memiliki lantai sampai 60.
Lantai 60 adalah landasan parkir untuk helikopter.

Ting!

Pintu lift terbuka dan dia menuju ruangannya. Dia menghempaskan dirinya di kursi kebesarannya. Yah, dia adalah Alexander Matteo Leonardo. Seorang CEO dari Perusahaan nomor satu di Dunia Alex Corporation. Pria tampan bermata coklat dengan wajah bagaikan dewa Yunani, siapapun yang melihatnya tidak akan bisa memalingkan mata mereka darinya.

Saat ini dia sedang memandangi jalanan kota melalui dinding kaca yang besar. Tiba-tiba...

Tok! Tok! Tok!

"Masuk" Kata Alexander tanpa melihat siapa yang masuk.

"Saya membawakan beberapa berkas penting untuk di tandatangani, sir" kata sekertaris Alexander, Devitta Hills.

"Letakkan di atas meja" ucap Alexander.

"Baik, sir" kata Devitta dan beranjak keluar ruangan.

Alexander kembali ke meja kerjanya dan membuka berkas-berkas yang diberikan sekretarisnya tadi, dan dia larut dalam pekerjaannya.

Pukul 12.00, Alexander keluar dari ruangannya menuju parkiran.

Dia memasuki mobil sportnya menuju sebuah restoran yang tidak jauh dari perusahaannya untuk makan siang, sekaligus melakukan meeting bersama kliennya.

Hanya butuh beberapa menit saja untuk sampai.

Saat dia memasuki restoran tersebut banyak mata yang memandangnya. Kenapa?? Pasti karena ketampanannya.

Saat dia sampai di meja pesanannya ternyata kliennya sudah ada.
Mereka saling menyapa dan melanjutkan meetingnya.

*****

Alexander Penthouse 19:25 PM

Mobil sport berwarna putih memasuki sebuah Penthouse mewah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil sport berwarna putih memasuki sebuah Penthouse mewah.

Mobil sport tersebut berhenti di depan Penthouse.

Pintu mobil terbuka ke atas secara otomatis.

Keluarlah Alexander. Dengan jas yang disampirkan di bahunya, dengan kemeja yang sudah di lipat hingga sikunya dan dua kancing atas yang sudah dibuka.

Dia langsung memasuki Penthouse yang terdiri dari 2 lantai.

Alexander langsung menaiki tangga ke lantai 2 untuk menuju kamarnya.

Sebenarnya, Penthousenya ini memiliki lift. Tapi Alexander jarang memakainya.

Dia memakainya hanya pada saat-saat tertentu.

Sampai di depan pintu kamar, Alexander segera membuka pintu dan masuk kedalam kamar.

Saat dia masuk, lampu kamarnya menyala secara otomatis.

Dia membuang jasnya ke atas tempat tidur, dan langsung memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setengah jam berada dalam kamar mandi, Alexander keluar hanya dengan menggunakan handuk sebatas pinggangnya, yang memperlihatkan bentuk tubuh sixpacknya dan rambut yang masih basah. Terlihat dari air yang masih menetes pada rambutnya.

Argh! Siapa saja yang melihatnya pasti akan tergiur dengan tubuh indahnya itu.

Alexander memasuki walk in closed untuk mengganti pakaiannya.

Dia hanya memakai pakaian casual. Meskipun begitu tetap saja dapat memperlihatkan bentuk tubuh sixpacknya.

Alexander menaiki ranjang berukuran King Size. Bukan untuk tidur, tapi dia malah berkutat dengan laptopnya dan secangkir cappucino yang dia buat untuk menemaninya.

Bukan karena dia tidak bisa tidur, tetapi begitulah dia. Meskipun sudah mengerjakannya di kantor, dia juga pasti akan mengerjakannya di rumah.

Benar-benar CEO yang bertanggung jawab.

Hanya perlu satu jam dan semua pekerjaan kantornya selesai. Dia membereskan semua pekerjaannya dan meletakkannya di atas meja yang ada dalam kamarnya.

Dia mengambil cangkir cappucino yang sudah kosong untuk di
letakkan di dapur, di lantai satu.

Setelah meletakkan cangkir gelasnya, dia segera naik ke kamarnya.

Dia kembali naik ke ranjangnya, kali ini dia benar-benar untuk tidur. Tak lama kemudian dia terlelap dalam dunia yang di namakan dunia mimpi.

**********

👉Please, give me vote and comment👈

*_Next To Part 01_*

Strength Of The LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang