- Part 03 -

3.6K 96 1
                                    

"Jadi namanya Felicia Aurora Hyland." gumam Alexander.

"Anak dari Mr. Peter Hyland Dan Mrs. Ruth Hyland. Mereka meninggal dalam sebuah insiden kecelakaan mobil yang menimpa mereka pada 2 tahun lalu. Dia adalah anak satu-satunya yang dimiliki Mr. Dan Mrs. Hyland. Dia bekerja disebuah cafe, yang letaknya tidak jauh dari apartemen yang dia sewa. Dia takut pada gelap." ucap Alexander.

Yah, Alexander telah menerima data dari gadis yang diincarnya.

"Hanya itu yang kami dapatkan, tuan." kata Argo seraya menundukkan kepalanya.

Argo adalah orang suruhan kepercayaan nya Alexander.

Semalam Alexander yang menelpon Argo untuk mencari semua data tentang Felicia.

"Baiklah. Kau boleh pergi." perintah Alexander kepada Argo.

"Baik, tuan." Argo keluar dari ruangan sang CEO.

Alexander berdiri dan berjalan menuju kaca besar yang ada dalam ruangannya, hanya sekedar untuk memandangi mobil-mobil yang berlalu lalang.

Tampak terlihat kecil dari atas sana.

Sambil tangannya dia masukkan ke dalam saku celananya.

"Aku harus melakukan cara apapun agar aku mendapatkan gadis itu." gumam Alexander.

*******

Alexander baru tiba di cafe yang biasa dia datangi hanya untuk sekedar melihat Felicia.

Saat dia memasuki cafe, dia tidak melihat adanya Felicia.

Saat dia melihat Sarah, dia pun memanggilnya dan bertanah soal felicia kepadanya.

"Dimana Felicia?" tanya Alexander to the point.

"Dia tidak hadir hari ini. Dia sedang ijin. Kenapa tuan mencarinya? Apa tuan ada masalah dengannya? Bisa saya bantu? Saya ini temannya, Feli. Nama saya Sarah." oceh Sarah panjang lebar.

"Kemana dia pergi?" Alexander balik bertanya tanpa menghiraukan segudang pertanyaan Sarah.

"Dia pergi ke area pemakaman, tuan. Setiap Minggu dia akan menyempatkan diri untuk datang ke tempat peristirahatan terakhir orang tuanya." jawab Sarah.

"Baiklah." Alexander langsung pergi meninggalkan Sarah yang masih bingung di tempat nya.

********

"Mom. Dad. Maaf baru hari ini aku datang. Aku membawakan bunga kesukaan mom." diletakan nya setangkai lily di pusara ibunya.

"Coba saja insiden itu tidak pernah terjadi. Mungkin saat ini aku tidak perlu repot-repot ke sini. Ketempat yang menyeramkan ini. Tapi sudahlah, ini adalah takdir Tuhan. Apapun yang Tuhan berikan aku akan menerimanya." lirih Felicia.

Dari jauh seseorang tengah mengawasinya dari dalam mobil sport putih tanpa dia sadari.

"Mom. Dad. Aku pamit dulu. Aku mau kembali ke apartemen ku dulu. Hari ini aku tidak bekerja, aku meminta ijin, dan mom Ketty mengijinkanku. Dia tahu apa yang terjadi padaku. Dia selalu menopangku di kala aku sedih. Baiklah, aku pulang. Sampai nanti Mom, Dad." ucap Felicia beranjak dan keluar dari area pemakaman.

*******

"Dia pasti akan kembali ke apartemen nya." gumam Alexander.

Pria yang mengawasi Felicia dari jauh adalah Alexander sendiri.

"Aku akan mengikutinya."

******

Saat Felicia keluar area pemakaman, dia merasa ada seseorang yang mengikutinya.

Tapi dia tepis pikiran negatifnya. Karena tidak mungkin gadis sepertinya sedang diikuti.

Hah, kau ini benar-benar gadis polos yah!? Kau itu sedang diikuti oleh seorang CEO tampan dengan sorotan tajam dan nada dinginnya itu.

Siapa lagi kalau bukan Alexander Matteo Abraham.

Saat Felicia sampai didepan apartemen nya. Dia segera masuk dan mengunci pintu.

Dia hanya takut ada orang yang berani macam-macam kepadanya.

Dia segera ke kamarnya untuk membersihkan diri.

Setelah selesai membersihkan diri, Felicia membersihkan apartemen nya.

Walaupun hanya apartemen kecil, tapi dia harus menjaga kebersihan apartemennya agar nyaman untuk di tempati.

Hanya perlu setengah jam untuk membersihkan apartemen nya.

Sekarang Felicia sedang membuat makan siang untuk dirinya sendiri.

Selesai memasak, Felicia segera makan siang dengan tenang.

Selesai makan ia pun menuju kamarnya untuk beristirahat.

Di lain tempat..

"Hallo"

"...."

"Siapkan semuanya besok dan atur jadwal meeting nya".

"...."

Alexander langsung mematikan panggilan, setelah mendapat jawaban dari sekretaris nya.

"Entah kenapa hanya dengan memandang bibirnya saja, aku ingin sekali melumat bibirnya itu" gumam Alexander seorang diri.

"Kau hanya milikku. Hanya milikku." tegas Alexander entah pada siapa.

**********

👉 Please, give me vote and comment 👈

*_Next To Part 04_*

Strength Of The LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang