- Part 01 -

4.3K 99 0
                                    

Author POV

Felicia Queena Hyland gadis cantik dengan rambut lurus berwarna cokelat seperti warna matanya sedang berjalan menuju sebuah cafe.

Yah, Felicia bekerja di sebuah cafe untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari.

Dia telah kehilangan kedua orang tuanya 2 tahun lalu, dalam kecelakaan mobil yang mengakibatkan mereka berdua meninggal dunia.

Kring!

Suara pintu cafe terbuka, dan munculah Felicia yang baru memasuki cafe.

Ia berjalan ke dapur untuk mengganti pakaiannya untuk segera bekerja.

"Hai, Feli?!" Sapa Sarah, temannya Felicia.
"Hai, Sar" senyum Felicia sambil menjawab sapaannya Sarah.

"Aku kedepan dulu untuk melayani pelanggan" lalu Felicia melenggang pergi ke meja pelanggan.

Felicia melayani pelanggannya dengan senyum yang ramah.
Orang-orang senang dengan sikap Felicia, karena dia gadis yang baik.

Kring!

Alexander memasuki cafe hanya untuk menenangkan diri dari pekerjaannya yang sangat.. sangat.. melelahkan.

Saat ia memasuki cafe, semua orang yang ada di sana memandang dia dengan takjub.

Banyak wanita yang terpesona akan ketampanannya, dan berharap menjadi kekasihnya.

Toh, itu tidak di hiraukan oleh Alexander, karena dia tidak peduli.

Dia memanggil salah satu pelayan untuk memesan pesanannya.

Sarah menghampiri Alexander dan menanyakan pesanannya.

"Anda mau memesan apa, tuan?" Tanya Sarah tanpa mengedipkan matanya, karena begitu terpesona dengan ketampanannya Alexander.

"Cappucino latte" jawab Alexander datar dengan suara dinginnya.

"Tunggu sebentar, tuan" timpal Sarah dan menuju meja pantry.

"Satu cappucino latte, dan bawakan pesannya ke meja yang di duduki pria tampan di sana" kata Sarah kepada Felicia sambil menunjuk meja yang di duduki oleh Alexander.

"Baik.. baik" ucap Felicia sambil memutar matanya.

Beberapa menit kemudian..

"Ini pesanannya, tuan" ucap Felicia dengan ramah.

Alexander menatap Felicia dengan intens. Felicia merasa  risih dengan  tatapan alexander.

Felicia melenggang pergi dari hadapan Alexander.

"Pria aneh" gumam Felicia.

Tanpa Felicia tahu, Alexander terus memandangi Felicia dengan senyum liciknya.

"Gadis yang menarik." gumam Alexander meminum cappucinonya.

*****

Pukul 18:55

"Aku duluan, yah?!" Ucapan Felicia kepada Sarah.

"Iya. Hati-hati." Balas Sarah.

Felicia melenggang meninggalkan cafe tempat bekerjanya untuk pulang ke apartemennya.

Yah, dia tinggal di sebuah apartemen yang dia sewah. Hanya apartemen murah untuk ditinggalinya.

Karena dia tidak memiliki cukup uang untuk menyewa apartemen yang lebih besar.

Apartemen itu tidak terlalu jauh, hanya beberapa meter dari tempatnya bekerja.

Jadi, dia hanya perlu berjalan beberapa meter untuk sampai di apartemennya.

Saat dia sudah di dalam apartemennya yang hanya terdiri dari satu kamar tidur yang tidak terlalu besar, dapur dan sebuah ruangan untuk menonton TV.

Felicia langsung masuk ke kamarnya untuk membersihkan diri, karena dia begitu lelah hari ini.

Hanya perlu setengah jam untuk membersihkan diri. Setelah itu, Felicia memakai piyama tidurnya dan menaiki ranjang tidurnya.

Hari ini dia sudah makan malam bersama Sarah tadi sebelum pulang kerja.

"Aku merindukan kalian, mom.. dad"  gumam Felicia lirih sambil mengingat kenangannya bersama keluarganya.

Flashback!

"Sayang.. Mommy dan Daddy pulang" panggil Ruth, ibunya Felicia.

"Mommy..... Daddy...." Teriak Felicia kecil  kepada orang tuanya sambil berlari untuk memeluk mereka.

"Daddy merindukanmu, nak" ucap Peter menggendong Felicia sambil mencium puncak kepalanya dengan sayang.

"Aku juga merindukan Mommy dan Daddy." Jawab Felicia.

"Mommy dan Daddy punya hadiah buat Felicia" ucap Ruth.

"Apa!?" Jawab Felicia sambil turun dari gendongan ayahnya.

"Taraaaa..."

"Waaahhhh.." teriak Felicia girang..

Yah, ayah dan ibunya memberikan dia sebuah boneka Teddy bear berwarna pink yang besar.

"Kau menyukainya, sayang?" Tanya Peter.

"Aku sangat menyukainya. Terimakasih mom, dad" ucap Felicia sambil mencium kedua pipi orang tuanya.

Orang tuanya gemas dengan sikap anak mereka.

Mereka semua ke ruang keluarga untuk berbincang.

Di sana mereka terlihat tertawa dan saling bercanda untuk melepas rindu.

Flashback On!

Felicia kembali ke dunianya. Dia benar-benar merindukan orang tuanya.

Tanpa disadari setetes air mata mengalir di pipinya.

"Aku janji mom.. dad. Akan jadi anak yang baik dan akan selalu menjadi kebanggaan kalian." lirih Felicia.

"Huh. Aku harus kuat. Jangan jadi cengeng seperti ini." kekeh felicia.

Felicia berusaha untuk tidur. Dan akhirnya ia terlelap dalam mimpi.

**********


👉More info go follow Instagram👈
fenskahkm11

*_Next To Part 02_*

Strength Of The LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang