-2O

1.2K 292 4
                                    

Mengalah—cuma ini yang bisa dia lakukan. Andai aja sekarang Zea di Indonesia, bisa aja dia kabur seperti sebelumnya. Tapi, kali ini di di L.A. Mau kabur kemana coba?

Betapa indah kan hidup Zea?

Niatnya pergi ke L.A. untuk menjalani hidup baru, tapi kenyataannya justru dipertemukan dengan Han lagi dan menghadapi persoalan baru.



"Mau ngomong apa lo? To the point aja. Gue gak suka orang yang ngomong bertele-tele apalagi bohong." Ucap Zea sekaligus menyindir Han yang sekarang duduk bersamanya di rooftop—ya, hanya berdua.

"To the point? Lo yakin bakal siap sama apa yang gue omongin?" Tanya Han.

"Penting banget buat gue?" Jawab Zea.

Han hanya diam.

"Ze, I'm sorry for everything that I've done. I'm sorry I've been hurt you a lot. I'm sorry I broke your trust on me. I'm sorry.." Ucap Han sambil menatap lekat mata Zea.

Zea hanya bisa diam. Ntah—Zea tidak bisa memahami perasaannya. Di satu sisi sebenarnya dia sudah tidak mempedulikan masalah itu lagi, namun di sisi lain—ketika melihat Han rasanya hanya ada kekecewaan.

Kali ini Zea sedang tidak ingin berpikir panjang.

"Gue maafin. Selesai kan?" Kata Zea yang tidak mau memperpanjang masalah.

Bagaimana pun, lelaki di depannya sekarang adalah kakaknya—bukan lagi orang asing.

"Belum. Masih ada satu hal lagi yang penting." Tahan Han.

"Yaudah, cepet."






Kira-kira 2 menit, tapi Han belum melanjutkan pembicaraannya.

"Gue ngantuk." Kata Zea memecahkan keheningan.

"2 detik gak ngomong, gue turun." Lanjutnya.







"Gue suka lo."







"H—hah?"

"Ya, awalnya gue suka lo."

Zea nggak salah dengar kan?

"SINTING YA LO?!" Ucap Zea meninggikan nada bicaranya.

"Yes, I'm crazy for you. Why are you being like this? As I get closer to you, you go farther away from me."

Zea nggak bisa berkata-kata lagi. Yang dia pinginin sekarang cuma pergi ninggalin Han yang bodoh.

"Tapi itu dulu Ze, lo nggak usah khawatir. Seiring berjalannya waktu, pasti perasaan ini menghilang dengan sendirinya." Lanjut Han.

Zea nggak berniat buat bahas itu. Dia pun mengalihkan pembicaraannya.

"Han, lo sadar gak sih kalau ada cewek yang sekarang lagi nungguin kabar lo di Indonesia? Dan lo dengan mudahnya—"

"Gue udah putus sama Clarista, Ze."

Lagi-lagi Zea diem.





"Ze, just wish you aren't my sister. I'm stupid—yes I admit it, I'm so stupid for fall in love with a person that I can't have. Who's dumber than me?" Kata Han nahan Zea supaya nggak pergi.

"Your feeling. Your feeling is dumber than you. Just if you can control your feeling, that love will never happen." Balas Zea, lalu turun meninggalkan Han sendirian di rooftop.

Zea harus bersyukur, rasa nyaman yang dulu pernah dia rasain ke Han gak berkembang jadi rasa sayang.

Tapi, berbeda buat Han.

Yeah—he can't control his self.

Perfect Strangers -Han JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang