一O4

3K 481 19
                                    

"Lo mau kemana?" tanya Zea ke Han yang daritadi ngikutin dia.

"Jagain lo." jawab Han.

"Eww, are you a kidnapper?"

"Emang tampang gue keliatan kayak preman?"

"Nope. Silly face." Jawab Zea.

Han cuma diem aja一nahan kesel supaya gak ngomelin lawan bicaranya ini.

"Stop! Jangan ngikutin gue lagi!" perintah Zea.

"Kenapa? Lo gak malu apa jalan sendirian dan jadi perhatian banyak orang karena jalan-jalan pakai gaun gini?" ejek Han.

"Kenapa harus malu?"

"Ah一bodo amat. Ok, gue gak bakal ngikutin lo. Tapi tolong, jangan coba bunuh diri lagi. Kesempatan gak dateng dua kali. Get it?"

Zea cuma ngerutin dahinya.

"Belum tentu ada orang yang mau nolongin lo, kayak yang gue lakuin."

"Actually I don't need someone's help."

"Lo ngomong pakai bahasa inggris terus, kenapa sih? Lo blasteran?" tanya Han penasaran.

"Iya, kayak permen." Jawab Zea.

"Pfft.."

Han nahan ketawa denger jawaban Zea barusan. Ternyata orang sedingin Zea receh juga.

"Gue bisa sih bahasa inggris. Tapi gue capek yang nanggepin."

"Am I ask for your respond?" balas Zea.

"Nggak sih. Niat gue kan baik, cuma mau membantu."

"You are so annoying! How could you think if you are help me?"

"Cowok bawel itu artinya cowok yang perhatian."

Zea cuma muter bola matanya.

"Whatever." kata Zea sambil jalan ninggalin Han.

Nggak tau kenapa, Han sebenernya pingin banget biarin cewek itu pergi. Tapi, pikiran dan tingkahnya nggak sinkron. Dia tetep aja ngikutin kemana Zea pergi. Sebenernya Han kenapa sih?








「🍑」「🍑」「🍑」





"Hot coffee." Kata Han sambil ngasihin satu cup kopi ke Zea yang lagi ngeliatin pemandangan malam dari jembatan.

Zea sebenernya udah mau ngusir Han. Tapi, berkat sebuah cup yang dibawa Han一dia batalin niatnya. Zea pun nerima kopi dari Han.

"Thanks." Kata Zea.

Tiba-tiba Han ngelepas jaketnya dan ngasihin ke Zea.

"Nih, kedinginan kan." kata Han.

"H一hah? Enggak." tolak Zea. Tapi Han tetep aja masangin jaketnya ke badan Zea.

Zea nggak ngegubris perlakuan Han sama sekali. Kalau dia ngomel, yang ada Han bakal tambah ngomel.

"Sini duduk." Kata Han sambil narik tangan Zea dan ngajak dia duduk di bangku deket jembatan.

"Gak usah pegang-pegang." Kata Zea yang langsung narik tangannya dari Han, kemudian nyusul Han duduk.

"Lo kenapa mau bunuh diri di apartment gue?" tanya Han, random.

"Excuse me, apartment lo?" ejek Zea.

"Ck, ya bukan. Maksudnya apartment tempat gue tinggal."

"Terdekat." Jawab Zea santai.

"Emang lo tinggal di apartment yang sama kayak gue?"

"Nope. Itu apartment tante gue, gue persiapan disana. Dan ketika keluarga gue mau berangkat, gue kabur. Nggak tau kenapa, tiba-tiba kepikiran buat suicide. Bener-bener gak gue rencanain."

Han cuma ngangguk-ngangguk.

"Terus malam ini lo mau istirahat dimana?" tanya Han lagi.

Zea naikkin bahunya. "Gak tau. Mungkin ngemper semalem."

"Gila ya lo? Lo cewek! Gak boleh sembarangan!" bentak Han.

Lagi-lagi Zea ngeliat Han dengan tatapan yang aneh.

"Lo mending di apartment gue dulu, seenggaknya sampai lo ngerasa tenang lagi." Tawar Han.

"Gila ya lo? Gue cewek! Gak boleh sembarangan tidur di apartment orang!" balik Zea.

"Dari pada lo ngemper? Kalau sampai terjadi apa-apa gimana?"

"Terus apa yang bisa yakinin gue kalau keselamatan gue bakal terjamin di apartment lo?"

"Gue cowok baik-baik kali."

"Nggak percaya. Mending gue ke rumah temen gue."

"Yakin dia bakal nerima lo?"

Zea mikir sebentar. Nggak一Zea nggak yakin.

"Not sure."

"Yaudah, pintu apartment gue terbuka lebar buat lo. Silahkan bunuh gue kalau lo sampai kenapa-kenapa karena tidur semalem di apartment gue."

Zea mikir-mikir lagi. Apa cowok di depannya ini bisa dipercaya? Apa Han bener-bener cowok baik?





"Okay fine, gue di apartment lo semalam. Tapi awas ya kalau sampai gue lecet sedikit aja. Lo gak tau dengan siapa lo berurusan." Ancam Zea.

"Siapa juga yang sudi nyentuh lo." jawab Han santai.

Perfect Strangers -Han JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang