-21

1.3K 266 10
                                    

Han menyusul Zea masuk. Dia berdiri di ruang tengah, di depan kamar Zea. Lampu udah dimatiin sama tuan rumah—Mark.

Han duduk di salah satu sofa.

Lagi-lagi perasaan ini muncul—sendirian, kesepian, dan sakit hati. Saat ini Han cuma berharap; seenggaknya Zea pernah merasakan perasaan yang sama, walaupun faktanya Han tahu Zea justru akan tambah benci dia.

Han lalu membuka salah satu aplikasi di hp-nya.




Gue juga gamau jatuh cinta sama lo, kalau aja gue tau lo ternyata adik gue, Ze.

Gue gak pernah bisa ngontrol perasaan gue. Kadang gue bahagia, kadang gue sedih, kadang gue hopeless, kadang gue gak punya perasaan, dan kadang gue jatuh cinta sama seseorang yang gak bisa gue gapai.

Lo datang sekejap, menyita tempat di hati gue, tapi akhirnya—gue sendiri yang tersakiti. Lo bisa pergi dengan sesuka hati lo, karena nyatanya lo nggak pernah menganggap gue ada. Seenggak penting itu ya gue di hidup lo?

Sekarang gue bisa apa? Kita bisa apa? Gue lagi ya yang harus berkorban? Harus bersikap biasa aja saat ketemu lo, harus nganggap lo sebagai adik gue di saat mata ini nggak bisa bohong kalau lo udah mengisi hati gue.

Emang nggak ada yang bisa diubah. This is our fate. I'm your brother, and you'll be my sister forever.

Maaf udah melebihi batas kita. Maaf kalau perasaan gue ini bikin lo nggak nyaman. I promise, I will erase my feeling for you. You can do everything you want, but please don't stay away from me. You know why..


🍑🍑🍑


Yang pertama kali dilakuin Zea pagi ini, tentunya membuka hp-nya. Setelah kejadian semalam, dia langsung menangis hingga tertidur di kamarnya. Entah—Zea sendiri tidak paham mengapa ia justru menangis. Rasanya ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, tidak ada yang bisa ia lakukan untuk menenangkan dirinya selain menangis. Sometimes, cry is the only one solutions.

Zea sedikit terkejut ketika melihat notifikasi pesan dari Han.

Tunggu, sejak kapan Han memiliki kontaknya? Ahh—tidak penting.

"Vn? Buka nggak ya?" Tanya Zea pada dirinya sendiri.

Mau tidak mau Zea pun membuka voice note dari Han.





2 menit. Kurang lebih 2 menit Zea mendengarkan pesan dari Han. Entah, lagi-lagi ia tak bisa menjelaskan perasaannya. Ia hanya bisa berakting seolah-olah hal kemarin tidak terjadi. Zea tidak ingin ada kecanggungan di antara keduanya. Lebih baik melupakan kejadian kemarin, menganggap bahwa Han tidak pernah memiliki perasaan apapun kepadanya, melupakan seluruh masalahnya di hari-hari sebelumnya, dan menciptakan suasana baru di hidupnya mulai hari ini. Zea tidak ingin terus berlarut-larut dalam perasaannya yang tidak jelas.

It's better to forget the past and start your day with a new page, than still trapped in the wrong circle.





🍑🍑🍑





next part is the last part~

Perfect Strangers -Han JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang