Epilog

14.5K 1.5K 283
                                        

Epilog

Arka tahu, dia bukan satu-satunya orang yang merasa sedih karena telah kehilangan Gea.

Arka tahu, dia bukan satu-satunya orang merasakan penyesalan yang begitu mendalam.

Di balik kaca mata hitam yang bertengger di hidungnya, Arka dapat melihat duka mendalam yang dirasakan keluarga Gea. Terutama Mamanya.

Mungkin, beliau telah menyesal tidak bisa membersamai Gea selama ini dan memilih tinggal bersama keluarga barunya. Mama Gea menyesal tak banyak menghabiskan waktunya bersama anak kandungnya itu.

Di rumah sakit kemarin, Arka juga sempat mendengar Nauri minta maaf karena telah berlaku jahat. Dia tidak menyangka bahwa Gea akan pergi secepat ini dan dengan cara yang seperti ini pula.

Sekarang, semesta merampas Gea dari sisi setiap orang. Selamanya.

Tak ada kesempatan lagi untuk memperbaikki semuanya. Yang ada hanya kata maaf dan air mata yang selalu berjatuhan.

Hal itu juga dialami oleh Arka.

Suasana pemakaman berangsur lenggang. Beberapa orang memutuskan untuk pulang setelah melihat proses menyedihkan ini. Sedangkan Arka masih berdiri mematung di tempatnya. Mengamati dalam diam.

Sepertinya ini adalah cara Gea menghukum siapa saja yang selama ini tidak menghargai kehadirannya.

Mungkin, di akhir cerita hidupnya, Gea merasa menang. Karena ternyata dia dikelilingi oleh orang-orang yang menyesal telah kehilangan dirinya.

Sepuluh menit berikutnya, keluarga Gea memutuskan untuk pulang. Namun Arka memilih untuk menetap lebih lama lagi. Menikmati momen syahdu yang menusuk hatinya.

Arka duduk di samping makam cewek itu dan menatap nama yang tertera disana dengan perasaan sedih.

Dia merasa bodoh karena selama ini selalu menunda-nunda untuk mengungkapkan isi hatinya. Kini kesempatan itu sudah hilang.

Arka menarik napas panjang dan mengembuskannya tertata. Cowok itu bergumam dengan suara selembut angin. "Gue tahu ini sudah sangat terlambat, Ge. Tapi lo harus tahu, gue juga suka sama lo. I love you, always."

Andai dia mengatakan itu saat Gea masih berdiri di depannya, mungkin dia dapat melihat reaksi kaget cewek itu. Atau mungkin kalau dia beruntung, Gea akan menyambut perasaannya dengan senyum yang menghias wajah manisnya.

Tapi yang ada sekarang hanyalah keheningan. Arka seperti berbicara pada angin. Tak ada respon.

Arka menyeka air mata yang tanpa sadar jatuh dari sudut matanya karena kebodohannya itu. Pada akhirnya tiba hari dimana ia bisa mengatakan hal yang berusaha ia tutupi tiga tahun belakangan. Sekarang yang bisa dia harapkan adalah setitik keajaiban agar pernyataannya itu bisa sampai ke telinga Gea.

Arka menatap nanar makam di hadapannya. Dan dengan ketulusan hatinya, dia berkata pelan.

"Truth be told, you're my favorite hello and my hardest goodbye."

THE END

Palembang, 05 Desember 2019

Ega Dyp

Just a Friend to You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang