23 bodoh

883 64 2
                                    

Gisel memutar bola matanya malas melihat raka yang sedari tadi menopang dagu dengan kedua tangannya di atas meja sambil menatapnya dengan senyum bodoh

"Berhenti melihat ku seperti itu!.kau terlihat seperti orang bodoh!"

Namun raka bergeming.memandangi wajah gadis di hadapannya terasa mengasyikkan
Raka tidak masalah apapun yang di katakan gisel.baginya semua yang di ucapkan gadis itu adalah kebahagiaan baginya.selain kata menjauh.raka akan dengan senang hati mendengarkan apa pun yang di ucapkan oleh bibir ranum itu

Gisel semakin kesal melihat tampang bodoh raka.dia menghela napas saat taka semakin menempel padanga,sepertinya menempatkan raka akan sangat merepotkan.pria ini akan bersikap manja layaknya bayi besar saat bersama nya

Gadis itu melirik arloji lalu menatap raka"aku harus segera kembali ke rumah sakit"raka menampilkan wajah kecewanya.dia sungguh ingin menghabiskan waktu seharian ini dengan gisel namun dia juga tidak bisa egois karena gisel seorang dokter.profesinya menuntut gadis itu untuk tetap siaga karena bisa kapan saja orang membutuhkan pertolongannnya

Namun dia sudah mengosongkan semua jadwalnya hanya untuk bersama gadis itu.lalu dia harus sindiri lagi sekarang?

Huffft...rasanya benar benar tidak rela melepas gadis itu kembali ke rumah sakit

Gisel memggeleng kepala saat melihat wajah tak suka raka saat dia mengatakan akan kembali ke rumah sakit.gisel berdiri dari duduknya.tangannya terulur mengusap kepala pria itu.raka mendongak menatap gisel saat merasakan usapan di kepalanya.berkedip beberapa kali

"Ingin mengantar ku?"

Sontak raka langsung berbinar.dengan semangat dia mengangguk.setidaknya dia bisa menghabiskan waktu sedikit lebih lama di dalam mobil dengan gadisnya

Raka langsung menarik lembut tangan gisel lalu berpamitan pada amanda dan mengantar gadis itu ke rumah sakit

Di dalam mobil raka terus saja menggenggam tangan gisel.meski gadis itu selalu mencoba melepaskan namun tidak bisa karena raka lebih kuat menggenggam tangan mungil itu.setelah merasa gisel tidak memberontak lagi,raka melembutkan genggamannya dengan satu tangan di stir

"Will you my girlfriend?"

Gisel yang tadinya memikirkan perjalanannya ke inggris seketika menatap raka yang saat ini sesekali menatap dirinya dan lalu ke jalan raya

Jika menolaknya maka dia khawatir raka akan menjauhinya.bisa tambah repot jika tidak ada yang membentengi dirinya dari kevin

Haruskah ia mencoba?jika tidak berhasil maka hubungan ini akan selesai.dia memang tidak memiliki perasaan apa apa pada raka.namun melihat ketulusan di wajah pria itu.tidak masalahkan jika dia memberi kesempatan pada raka?

"Baiklah.mari kita coba"balas nya.raka langsung menepikan mobilnya lalu menatap gisel dengan wajah bahagia

Dia menatap gisel seolah olah masih tidak percaya dengan apa yang di  ucapkan gadis itu"benarkah?"

Gisel memgangguk pelan"tapi aku tidak memiliki perasaan apa apa pada mu.apa tidak apa apa jika hanya kau saja yang menyukai ku?"

Raka langsung memeluk tubuh gisel.menempatkan dagunya di pundak mungil itu"tidak apa apa.ini hanya masalah waktu.aku akan membuat mu jatuh cinta pada ku.terima kasih karena memberiku kesempatan"bisiknya tepat di telinga gisel

Gadis itu sedikit merinding saat merasakan hembusan napas hangat raka di lehernya.namun ia sudah sering melakukan hal seperti itu di inggris mengingat anggota geng nya rata rata adalah pria.namun entah mengapa terasa berbeda saat raka yang melakukannya

⬛⬛⬛⬛⬛⬛

"Kamu hati hati ya pegang pisau bedahnya.nanti tangan kamu luka"

Sepanjang perjalanan raka terus menasehati gisel agar tidak celaka saat bekerja.padahal selam ini dia baik baik saja dengan pisau bedah dan benda tajam lainnya

Gadis itu mengangguk.tidak ingin proses menceramahinya berlanjut lebih lama lagi"aku masuk dulu"raka mengangguk.

gisel segera membuka pintu dan keluar

"Dokter gisel!"teriak seseorang dari belakang berjalan menghampiri gisel.sontak raka dan gisel menoleh ke sumber suara

"Marchel? Bukankah seharusnya kau berada di ruang rawat?"tanya nya.pasalnya dia tidak mengizinkan marcel kekuar dari ruang rawat mengingat kondisi pasiennya ini bisa tiba tiba drop

Marcel tersenyum"aku hanya bosan.dokter dari mana?"

Raka yang sedari tadi hanya diam dengan menahan kesal kini keluar dari mobilnya lalu berdiri di samping kekasihnya.dia melemparkan tatapan tajam pada pria yang berani mendekati gadisnya

"Apa peduli mu!?"sinisnya

Gisel yang mendengar ucapan raka merasa heran dengan perubahan mood pria itu.perasaan tadi dia berucap sangat manis.kenapa jadi sinis gini?

Marchel menatap raka dengan tatapan menilai.dia tidak bodoh untuk tidak tahu bahwa pria itu mendekati wanita yang di sukainya.namun dia harus bersikap baik didepan dr.gisel

"Siapa kau? aku bertanya pada dr.gisel!"balas marchel dengan nada rendah namun terdengar seperti desisan.bahkan hal itu membuat gisel semakin heran melihat tatapan kedua pria itu yang saling melemparkan tatapan remeh pada lawan mereka.apa dia ketinggalan sesuatu?

Raka tersenyum sinis"aku kekasihnya.jadi jangan dekati kekasih ku lagi!"

Ingin rasanya tangan marchel memukul wajah pria yang mengklaim gadis yang di sukainya kekasih pria lain.namun dia masih memiliki akal sehat hingga bisa menahan semua kemarahannnya

"Hanya kekasih kan?"marchel tersenyum mengejek"kalian bisa putus dan aku masih memiliki kesempatan"

Rahang raka mengeras mendengar ucapan pria yang terang terangan menyatakan perang dengannya.siapa pria ini? mengapa dia sangat gencar mendekati gadisnya? ah sial!,raka harus segera menjauhkan pria ini dari kekasihnya!

Sementara gisel hanya diam saja.sekarang dia tahu arah pembicaraan kedua pria itu.secara garis besar,marchel memgatakan merebutnya dari raka yang kini berstatus kekasihnya.melihat reaksi raka,gisel yakin bahwa pria itu memang mencintainya.dia jadi merasa sedikit bersalah memanfaatkan pria itu

Raka dan marchel saling melempatkan tatapan membunuh mereka sementara gisel sudah jengah dengan kedua pria itu.dia ingin bekerja namun tidak bisa pergi dengan meninggalkan kedua pria itu di sini.bisa celaka nanti!

"Berhenti saling menatap jika kalian tidak ingin jatuh cinta!"ketusnya

Raka dan marchel terbelalak"TIDAK!!"

Gisel menggelengkan kepala melihat wajah terkejut raka dan marchel"marchel kau kembali ke ruangan mu!"raka mendelik kesal sementara marcel tersenyum bahagia.dokter gisel akan menyusulnya.dengan begini pria saingannya itu akan pergi dan dia akan memiliki waktu dengan dr.gisel

Gisel beralih pada raka"dan kau kerjakan berkasmu di rumah!"sambungnya.lagi raka melemparkan tatapan horornya saat melihat senyum mengejek dari lawannnya.gadisnya ini berniat menjauh darinya.jika dia pergi maka pria kutu kupret itu akan lebih leluasa mendekati gadisnya

"Tapi......"

Cup...

Raka terbelalak tat kala senyum terukir di bibirnya saat gadisnya mengecup pipinya.suasana hatinya membaik.dia melayangkan senyum kemenangan yang membuat marchel geram

"Ok"sahutnya santai "kamu hati hati.disini ada anjing."dia melirik marchel yang mengepalkan tangannnya"dan jangan genit"di balasnya dengan mengecup lembut kening gadisnya kemudian masuk ke dalam mobil"jangan lupa hubungi aku kalau sudah pulang"pintanya

Gisel mengangguk"aku masuk dulu"dia beralih menatap marcel"ingin jadi patung pancoran?"sindir nya.marchel tersadar dan berjalan tergesa masuk ke dalam meninggalkan gisel yang masih menunggu kepergian sang kekasih

Dalam hati dia mengutuk pria yang berani beraninya menyentuh dr.kesayangannya itu

Sial



Readers gw berkurang

Mr.ceo posessive (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang