10

424 18 1
                                    

Deg.

Tasya dan Gisell masih saling menatap, mereka sama-sama terkejut.

Tasya pov.
Dia..
Gue masih ngga ngerti  takdir seolah mempermainkan gue, hal yang selalu gue hindari setelah kejadian 'itu' salah satu darinya dateng lagi ke hidup gue. Setelah mati-matian gue ngelawan keterpurukan itu dan coba buat jadi Tasya baru yang ngga lemah.

Author pov.
Tasya bergegas pergi dari perpustakaan dan tak menghiraukan panggilan Aldo.

Sedangkan Gisell masih bengong. Ternyata Tasya masih menyimpan benci padanya,dia memang belum pernah bertemu Tasya lagi setelah kejadian 'itu'dan  padahal Gisell ingin menjelaskan semuanya tapi mungkin caranya salah sampai Tasya membencinya.

Gisell bukan cewek yang mudah menyerah, ia akan berusaha untuk memberitahu Tasya yang sebenarnya agar kesalahpahaman itu tidak berlanjut walau kemungkinannya kecil karena kebencian Tasya padanya dan Gisell ingin mengubahnya menjadi Tasya yang dulu, Tasya yang selalu ceria wajah yang selalu berseri bukan Tasya yang sekarang, tasya dengan aura mencekam dan dingin. Ini memang salah Gisell, seharusnya dia menceritakan ini sejak awal agar Tasya tidak salah paham.

***
Aldo merebahkan tubuhnya dikasur,  dia masih memikirkan sikap aneh Tasya saat melihat Gisell  sampai telfon dari Deven menyadarkan lamunannya

"do udah pulang belum lo?"

"udh"

"kumpul kuy, udh lama ga kumpul sama anak-anak"

Aldo tampak menimang-nimang ajakan Deven,memang sudah lama dia tidak ikut kumpul dengan teman-temannya.

"halo do?  Lo masih disana"

"otw"

Tut.

Aldo lalu mengganti pakaiannya dan menyambar kunci motornya.

"mau kemana kamu?" tanya mama Aldo

"main" balas Aldo singkat

"Aldo mama belum selesai ngomong" teriak mama Aldo dan tidak digubris oleh Aldo

***
"wehe big boss dateng" canda Kevin

"kemana aja lo lama ngga ngumpul" tanya Aksa

Ya. Aksa putra dinata, teman Aldo semasa smp namun Aldo,Deven dan Kevin harus berpisah dengan Aksa saat SMA karena ayah Aksa ingin Aksa bersekolah di sekolah milik pamannya.

"sibuk" balas Aldo disertai senyum tipis, sangat tipis.

"secara Aldo kan cogan, kek gue" kata Kevin menyombongkan diri dan dibalas jitakan oleh Deven

"Muka kayak keset kucel aja dibanggain" kata Deven sambil tertawa

"do ada masalah?" tanya Aksa pada Aldo yang sedari tadi melamun.

"mikirin putri es lo?" celetuk Kevin dan mendapat jitakan double dari Aksa dan Deven

"Ga waras dasar" kata Deven

"kedua kalinya gue dianiaya" ucap Kevin dramatis

"Najis anjir" balas Aksa dengan ekspresi jijik

Aldo hanya melihat perdebatan itu tanpa mau bergabung.

"do?" panggil Aksa lagi

"apa" balas Aldo

"mikirin apa lo" ulang Aksa

"Ga tau knp gue kepikiran Tasya" kata Aldo menatap lurus ke depan.

"Tasya?" tanya Aksa

"Gebetan big boss dongo" celetuk Kevin sambil terkekeh

"Lo punya gebetan?" tanya Aksa pada Aldo

"gak" tegas Aldo dan mendapat helaan nafas dari Kevin

"lo harus sadar kalo yang lo rasain ke Tasya itu namanya cinta do, lo harus coba buka hati buat cewek,  cinta ngga sepenuhnya tentang menyakiti dan tersakiti" jelas Deven dengan raut wajah serius.

"gak" tolak Aldo masih pada pendiriannya

"Do gini yah, kita temenan eh ralat, sahabatan maksud gue kita udah lama kenal udh lama bereng gue kevin dan aksa tau banget tentang lo,  selama ini lo ngga pernah se care itu sama cewek kecuali nyokap lo.  Tapi kemaren lo udh nunjukin kalo lo suka sama Tasya dari cara lo panik pas Tasya pingsan,lo ngekhawatirin dia sampe lo bela-belain dateng ke UKS buat mantau dia padahal kita mau latihan basket,dari cara lo natap Tasya. Mau ngelak gimana lagi do?"tambah Deven

"gue ga tau" kata Aldo frustrasi

"Lo harus berusaha" kata Kevin sambil menepuk bahu Aldo

"buat?" tanya Aldo

"buka hati buat gue, eh maksudnya Tasya" kata Kevin sambil terkekeh

"gue balik" kata Aldo dan langsung mengendarai motornya.

***
Gisell pov
Gue seneng akhirnya bisa ketemu sama kak Tasya tapi disisi lain gue sedih gue ketemu kak Tasya dengan kepribadian yang berbeda. Seandainya gue ceritain kebenarannya dari awal tanpa ada rasa takut,  semua ngga akan gini. 'Dia' pasti seneng kalo tau gue udah berhasil nemuin kak Tasya, akhirnya gue mutusin buat telfon 'dia'

"Halo"

"kenapa sell?"

"kak Tasya"

"Tasya kenapa???"

Jujur gue bingung mau bilang apa ke dia, tapi gue udah terlanjur telfon.

"halo sell? Lo masih disana kan? Tasya kenapa? Lo udh ketemu dia? Dia gimana"

"eh iya?"

"Tasya?lo udah ketemu dia?"

"udah"

"lo harus jelasin semuanya sell gue ga mau Tasya benci sama gue, gue ngga salah sell, gue janji  setelah urusan gue disini selesai gue langsung kesitu"

Gue bingung, apa pilihan gue tepat buat ngasih tau ke 'dia' kalau gue udah ketemu kak Tasya? Tapi apa itu malah bikin harapan gue buat bisa bareng sama 'dia' meredup.  Gue yakin 'dia' masih ada rasa sama kak Tasya,  tapi gue juga ngga bisa egois.

"udah dulu ya"
Tut.

Maaf gue belum siap ngelepasin lo, perjuangan gue udah sejauh ini tapi lo masih ngga nyadar kalo gue cinta sama lo? Dan lo masih nunggu orang yang bahkan hatinya bukan buat lo.

Konflik dimulai nih:v
Jangan lupa di vote dan comment ❤

ALTAS (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang