Chapter 6

731 68 1
                                    

♥ Edited ♥

Latihan basket sore ini benar-benar menguras tenaga Naruto. Sepasang kaki menahan langkah Naruto agar terus berjalan, lelaki bermata sapphire itu mendongak. Kulit pucat, mata onxy, dengan rambut seperti pantat ayam. Uchiha Sasuke.

"Kau berutang dobe" ujar Sasuke lalu kembali berjalan. Kali ini Naruto segera mengikutinya, dia hampir melupakan janjinya pada Sasuke.

Keduanya duduk dikursi kosong belakang sekolah. Disana sepi, dan tidak ada seorangpun yang terlihat.

"Uzumaki Karin. Dia masih satu saudara dengan Ka-san, Namikaze Kushina. Tetapi menurut silsilah kami adalah saudara jauh, jadi kami diharuskan menikah. Ka-san ingin darah Uzumaki tetap kuat dan dilestarikan dibelakang nama Namikaze. Tentu saja aku tidak bisa menolak keinginan Ka-san Sasuke. Karin pun tidak keberatan untuk bertunangan denganku" jelas Naruto dengan helaan nafas yang memberat.

Wajah Sasuke tertumpu kedua tangannya yang menyisakan kedua mata kelamnya yang berbinar dingin.

"Jadi hal itu masih bisa digagalkan dobe?" Suara Sasuke yang tajam memecah lamunan Naruto tentang Kushina juga Karin.

"Bisa saja, tapi kata Ka-san aku harus mempunyai alasan yang jelas. Dan pasangan yang lebih baik dari Karin" ujar Naruto tersenyum tipis.

Dia merasa tertekan ketika Kushina memutuskan hal ini secara mendadak. Masih ada Kyubi yang lebih tua darinya, tetapi Ka-san ingin menjodohkannya dengan Karin. Untunglah yang putus asa tidak hanya dirinya, Karin merasa begitu juga. Hingga keduanya memutuskan menjalaninya terlebih dahulu.

"Kalau begitu ayo gagalkan pertunangan gilamu itu dobe! Aku akan membantumu" tegas Sasuke.

Sepertinya Sasuke sedang tidak waras, pikirannya sedang berkabut dan memutuskan hal yang paling gila, tidak rasional. Bagaimana mungkin dia menyarankan dan bahkan membantu Naruto memutuskan pertunangannya?!

***

Naruto kembali memperhatikan Kushina yang sedang berdebat dengan Karin tentang cincin mana yang cocok dikenakan keduanya saat pertunangan nanti.

"Naru terserah Ka-san dan Karin saja" itulah kata-kata terakhir Naruto sebelum keduanya berdebat.

"Naru senpai, bukankah yang ini lebih bagus dari pada yang dipilih Kushina-san?" Tanya Karin menggebu-gebu.

Naruto balas menatap Karin dengan datar, dan menjawab dengan suara lirih yang hanya bisa didengar keduanya "bukankah kau terlalu serius Karin? Aku tidak terlalu berharap menikah secepat ini"

Tubuh Karin mematung, lalu tidak lama dia terkekeh geli. Menyadari titik kesalahannya yang terlalu senang memilih cincin.

"Maaf Naru senpai, aku terbawa suasana" tawanya, setelah itu Karin berbalik dan mengangguk. Memutuskan mengikuti keinginan Kushina, secara tidak langsung Naruto mengingatkan agar dia tidak terbawa lebih dalam. Sekalinya dia tertarik dalam campur tangan pernikahan keduanya, bukankah itu berarti Karin memiliki perasaan lebih?

***

"Naruto!" Sebuah suara datar yang cukup keras memanggil nama Naruto saat mereka bertiga memasuki sebuah resto seafood.

"Itukan si murid baru?" Tanya Karin tanpa sadar.

"Ka-san, kita ikut makan dengannya saja. Dia temanku" ajak Naruto pada Kushina yang tengah fokus menikmati dekorasi resto yang memanjakan matanya.

"Ne, ne"

"Kami ikut makan disini, tidak apa-apakan Sasuke?" Sapa Naruto dengan senyum tipis.

"Hn"

Kali ini mata hijau Kushina terarah pada Sasuke, lekat memperhatikan teman anaknya. Aneh, dia merasa mengenal wajah itu. Seperti...

"Mikoto versi laki-laki?!" Seru Kushina tanpa tahu malu.

Sasuke menyeringai tipis, yang tentu saja tidak disadari Naruto juga Kushina. Berbeda dengan Karin, tubuhnya tersentak merasakan kengerian dari seringaian Sasuke.

"Anda mengenal Okaa-san?" Tanya Sasuke sambil mengangguk, mempersilahkan mereka untuk duduk satu meja dengannya.

"Ah, jadi kau ini Uchiha Sasuke?? Anak terakhir Mikoto ya? Astaga, aku tidak bertemu dengannya selama beberapa tahun ini, dan lihat! Naruto bahkan kalah darimu!" Kushina bercerita dengan semangat menggebu.

Hal ini membuat Naruto mengernyitkan dahinya.

"Ka-san mengenalnya?"

"Ck, tentu saja Naru! Bisa di bilang kalian teman dari kecil, tapi aku tidak sangka" Kushina berpikir.

"Kenapa Kushina-san?" Tanya Karin.

"Dulu Sasuke tidak suka berada di dekat Naruto, dan sekarang mereka malah dekat. Sepertinya umur mengubah sifat juga hm" jelas Kushina sambil tertawa lalu berdiri dan menggandeng lengan Karin, "temani sebentar ke tempat tadi di lewati, sepertinya tas di sana bagus. Mengobrol lah dulu dengan Sasuke ne Naru"

Naruto mengangguk. Hari itu berjalan tanpa ada masalah besar.

***

Chapter selanjutnya berlanjut entah kapan, aku nulis ini di sela-sela kuliah online malam ୧| ͡ᵔ ﹏ ͡ᵔ |୨

I hope you enjoyed reading it.
Ps : maaf aku ngedit ini, baru sadar ada part percakapan yang harusnya belum di tampilin.

Regards,
Anpether

Love-SasuNaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang