[14] Agam atau Oliver?

196 9 1
                                    

Katanya harta yang paling berharga di dunia ini adalah keluarga. Katanya rumah yang sebenarnya rumah adalah keluarga. Katanya tempat yang paling tenang bersama keluarga. Katanya, katanya, dan masih banyak lagi katanya, yang Kayna sendiri tidak tau siapa yang bilang begitu.

Karena bagi Kayna, keluarga bukanlah tempat ia berkeluh kesah, nyatanya, keluarga yang seharusnya bahagia kini malah justru sebaliknya. Kayna rindu kehangatan dari kedua orang tuanya, tapi kini bahkan seperti orang asing yang tinggal seatap.

"Besok ayah sama bunda free kan?" Tanya Kayna disela-sela makan malam bersama keluarganya.

Ketika jam delapan malam tadi, ayah dan bunda nya baru saja pulang dari luar kota. Dan membawa beberapa makan malam untuk di santap, dengan senang hati Kayna menyiapkan makan malam tersebut, dan untungnya, kedua orang tuanya mau ikut makan bersamanya.

Karena biasanya, kedua orang tuanya akan langsung tidur karena capek dengan kerjaan yang telah kedua orang tuanya jalani.

"Kenapa emangnya?" Tanya ayah sambil menyantap makanannya.

"Kayna pengen deh, kita bertiga makan malam diluar, itung-itung merayakan ulang tahun Kayna," ucap Kayna bersemangat.

"Oh iya, bunda sampai lupa, selamat ulang tahun ya Kayna, semoga menjadi anak yang Sholehah," ujar bunda dengan hangat.

Kayna tersenyum mendengarnya, dan akhirnya bunda nya ingat dengan ulang tahunnya, walaupun karena Kayna yang mengingatkan. Sebenarnya Kayna ingin protes karena bundanya sampai lupa dengan hari spesialnya. Tapi Kayna tidak ingin merusak momen langka hari ini.

"Makan disini aja udah nikmat, jangan manja," jawab ayah dengan ketus.

Kayna menghela napasnya dengan pelan, mencoba menerima apa yang diucapkan oleh ayahnya. Terkadang Kayna ingin keluarganya seperti keluarga Agam. Yang hangat dan menenangkan.

"Kayna mandiri banget loh yah, setiap hari apa apa dilakukan sendiri," sindir Kayna dengan halus.

"Bagus dong kalo kamu udah mulai mandiri, jadi ntar jangan jadi perempuan yang manja dan bergantung sama seseorang," jawab ayah dengan tegas.

Benar yang dibilang ayah Kayna, perempuan tidak boleh manja dan perempuan tidak boleh terlalu bergantung pada seseorang. Kayna setuju, tapi yang Kayna butuhkan adalah sebuah perhatian lebih dari kedua orang tuanya, hanya itu.

"Bener kata Ayah, tapi Kayna hanya butuh perhatian, bukan berarti Kayna manja," ujar Kayna dengan hati-hati.

"Sama aja,"

"Tapi kan---"

'BRAAKK'

"Jangan bantah ayah!" Ucap ayah Kayna dengan keras.

Kayna yang mendengarnya langsung terdiam dan tak bisa berkutik lagi, ia takut, takut kalau ayahnya marah lebih dari ini.

"Maafin Kayna, ayah." Ucap Kayna sambil menundukkan kepalanya dengan perasaan takut.

Hanya ada keheningan di meja makan ini, lalu Kayna buru-buru menghabiskan makannya dan pergi meninggalkan ruang makan.

~🖤~

"Lo cowok tapi kaya cewek, cari baju lama!" Ucap Agam dengan sebal sambil melihat Arga yang mondar-mandir memilih baju tapi tak kunjung selesai.

Saat ini Agam sedang berada di mall menemani Arga yang sedang memilih baju buat datang ke acara ulang tahun gebetan nya yang Agam tidak tau gebetan uang keberapa.

Karena Arga selalu mengklaim 'itu gebetan gue yang baru'. Gebetan baru Arga yang banyak dan ada dimana-mana, Agam selalu bilang hukum karma berlaku tapi Arga tidak menggubrisnya. Dan Arga selalu berpikir kalau itu tidak mungkin.

Boy FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang