[4] Cemburu?

575 54 33
                                    

Senin. Hari dimana seluruh siswa untuk bangun pagi dan berangkat lebih awal dari biasanya, dikarenakan pukul enam lewat empat puluh lima menit seluruh siswa SMA Kencana sudah diharuskan berada di lapangan untuk melaksanakan upacara bendera.

Seluruh siswa sudah berbaris dengan rapi, sang protokol pun mulai membacakan agenda upacara yang akan berlangsung kurang lebih selama satu jam.

Upacara berlangsung dengan damai, sekarang waktunya pembina upacara untuk menyampaikan amanat untuk para siswa. Tetapi di tengah-tengah penyampaian pak Gani menghentikan aktivitasnya.

Matanya tertuju oleh pria yang baru masuk perkarangan upacara dengan tas yang di gantung di sebelah tangan kanannya dan baju yang tidak dimasukkan ke dalam celana, terlebih lagi dasi yang tidak terikat sempurna. Dengan santainya pria itu berjalan menuju barisan kelasnya.

Pak Gani yang melihatnya langsung meradang. "Hei kamu!" Bentaknya disela-sela penyampaian amanat berlangsung.

"Heh! Kamu yang baru datang!" Lanjutnya sambil menunjuk pria tersebut.

Agam yang merasa dirinya baru datang langsung menoleh ke mimbar upacara. Pria itu adalah Agam. Hampir setiap hari senin ia ditegur oleh guru-guru karena terlambat. Dan dengan seribu satu alasan yang ia lontarkan agar ia tidak di beri sanksi, tapi usahanya gagal.

Dengan santainya Agam menunjuk dirinya sendiri, "Saya pak?" Tanya Agam dengan polos.

"Iyalah siapa lagi?!" Ujar pak Gani. "Sini kamu! Berdiri di tengah lapangan," lanjutnya dengan tegas.

"Tunggu bentar pak, saya benerin baju dulu ya," ucap Agam sambil memasukkan bajunya ke dalam celana, lalu di lanjutkan dengan merapikan dasi di lehernya.

Tak sampai satu menit Agam sudah selesai merapikan pakaiannya, ia langsung berjalan menuju tengah lapangan. Setelah sampai, Agam malah tersenyum kepada seluruh peserta upacara.

Pak Gani yang memperhatikan tingkahnya mulai memanas. "Buat kalian murid-murid yang saya cintai, saya mohon jangan contoh kelakuan murid yang di depan ini, saya harap ini terakhir kalinya kamu terlambat ya Agam," ujarnya dengan penuh ketegasan.

"Saya tau kamu berprestasi di bidang olahraga, tapi, kamu harus seimbangkan dengan kelakuan kamu, jangan seenaknya aja ya!" Lanjutnya sambil melihat ke arah Agam.

"Satu lagi, kalian ambil positifnya dan jangan ditiru negatifnya, sekarang kamu kembali ke barisan." Ucapnya sambil mempersilahkan Agam untuk kembali ke posisi semula.

Selama berlajan menuju barisan, Agam bukannya malu, ia malah senyum-senyum tebar pesona. Dan sekarang ia menjadi pusat perhatian para ciwi-ciwi.

~~♡~~

Kayna sedang berdiri di barisan paling depan bersama Adela, matanya masih terus memperhatikan gerak-gerik cowok yang terlambat datang upacara.

Adela yang melihat Kayna terus memperhtikan Agam membisikkan sesuatu. "Cowok lo tuh telat mulu, kasi tau gih," ucapnya dengan santai.

"Bukan cowok gue,"

"Alah, ngelak mulu lo kayak upil yang disentil,"

Kayna yang mendengarnya langsung tertawa pelan. "Kampret lo, kalo bukan upacara ga bakal gue nahan nahan nih."

Lalu, mereka berdua hanya tertawa kecil, karena mengingat upacara sedang berlangsung.

Kayna masih memperhatikan Agam, sampai ia tiba di barisan kelasnya. "Agam sok ganteng banget, pake acara tebar pesona lagi," ucap Kayna sebal.

Boy FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang