[2] Gara-gara Agam

757 71 65
                                    

Jam menunjukkan pukul enam lewat tiga puluh menit, itu tandanya setengah jam lagi bel masuk sekolah. Sementara Kayna masih berada di depan teras rumahnya sambil mencari ojek online yang tak kunjung ia dapatkan.

Orang tua Kayna sudah pergi kerja terlebih dulu sebelum Kayna bangun dari tidurnya, dan bahkan ia tidak sempat bertemu maupun bertegur sapa. Hal ini sudah sering terjadi dan Kayna sudah terbiasa, walaupun di dalam hati kecilnya ia ingin bersama kedua orang tuanya.

Kayna masih mencari ojek online yang mau menerima orderannya, waktu terus berlalu dan Kayna bingung, karena tidak biasanya seperti ini. Biasanya ketika ia sedang mencari, dalam sekejab langsung ada yang menerimanya, tapi kali ini tidak.

Lalu, Kayna kepikiran Agam.

Agam dimana?

Kayna langsung mengirim pesan singkat tersebut. Tak lama kemudian Agam membalasnya.

Rmh, knp?

Gue nebeng ya?

Hmmm ok

Kayna yang membaca chat tersebut hanya meread tanpa membalas lagi. Kayna tidak sering meminta tumpangan kepada Agam, karena Kayna tau, cowok itu selalu terlambat dan ngaret.

Eh, tunggu dulu.

Kayna langsung melihat jam yang tertera di layar ponselnya yang menunjukkan pukul enam lewat lima puluh menit. Itu tandanya sebentar lagi bel masuk. Firasat Kayna mulai tidak enak. Ponsel Kayna bergetar, pesan masuk dari Agam.

Gue agak telat jmpt lo, gue mau berak, kebelet.

Whaaatt?!

Kayna yang membacanya langsung membulatkan matanya. Sudah Kayna duga. Mau tak mau ia harus menunggu cowok itu datang.

~~♡~~

"Gara-gara lo gue jadi gak fresh lagi pagi ini," ujar Kayna sambil menyapu halaman sekolah yang penuh dengan daun daun kering berguguran.

Disinilah mereka, di halaman yang letaknya di belakang gedung sekolah. Tempat ini di penuhi dengan pohon pohon dan rumput yang menjalar, biasanya halaman ini untuk kegiatan belajar outdoor. Dan menjadi tempat tongkrong favorit murid-murid SMA Kencana saat istirahat tiba.

Kayna dan Agam mendapat sanksi karena terlambat hampir tiga puluh menit, ini semua karena ulah Agam yang ngaret. Jadinya mereka disuruh menyapu halaman belakang sekolah sampai rapi dan bersih.

"Alay lo, jadi cewek jangan banyak ngeluh," balas Agam sambil memasukkan daun kering ke tempat sampah.

"Kan gara-gara lo jadi gini, berak di sekolah aja lah kenapa sih?"

"Gak sempat lah geblek,"

"Lo nya aja yang gak mau,"

"Ntar kalo gue kebelet di sekolah, terus gak sempet ke wc gimana? Lo mau tanggung jawab?"

"Dih, nggaklah, jijay gue."

Sudah hampir satu jam mereka membersihkan halaman, dan akhirnya selesai. Kini mereka sedang duduk di kursi yang tersedia, sambil mengembalikan energi yang terkuras.

Boy FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang